Era Komisaris Utama BEI Ini Tiada Hari Tanpa IPO
Era Komisaris Utama BEI Ini Tiada Hari Tanpa IPO
A
A
A
JAKARTA - Pada Era Komisaris Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Marzuki Usman (periode 1993-1995) seolah tiada hari tanpa penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Hal tersebut diungkapkan eks Direktur BEI Achmad Daniri.
(Baca Juga: Ultah BEI Ke-25 Dihadiri Direksi Periode Pertama)
Achmad menuturkan, pda saat itu jumlah emiten atau perusahaan terbuka bisa terkumpul hingga ratusan. Sedangkan, sampai saat ini angkanya tidak berbeda jauh dibandingkan dulu.
"Sebenarnya pada waktu zaman Marzuki Usman yang menarik tiada hari tanpa go public. Sekarang kan agak sedikit jumlah yang go publik, listing itu belum gerak banyak sekitar 500 perusahaan, belum sampai 600," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Menurut dia, maraknya go public bisa kembali terulang jika ada dorongan yang kuat dari pihak BEI. Sehingga, pasar modal Indonesia bisa semakin besar.
"Jadi, saya yakin ke depan itu kalau kita dorong lagi tiada hari tanpa go public. Menarik, banyak perusahaan go public di BEI," katanya.
Jika jumlah emiten banyak, dia yakin jumlah pilihan makin banyak bagi investor. Likuiditas di pasar saham pun dinilai akan semakin besar.
"Menurut saya, harus didorong lebih banyak yang listed di BEI, barang dagangan harus diperbanyak. Kemudian, saat misalnya pendistribusian alokasi kepemilikan harus diperlebar, sehingga menjamin likuiditas perdagangan di pasar," terang Achmad.
(Baca Juga: Ultah BEI Ke-25 Dihadiri Direksi Periode Pertama)
Achmad menuturkan, pda saat itu jumlah emiten atau perusahaan terbuka bisa terkumpul hingga ratusan. Sedangkan, sampai saat ini angkanya tidak berbeda jauh dibandingkan dulu.
"Sebenarnya pada waktu zaman Marzuki Usman yang menarik tiada hari tanpa go public. Sekarang kan agak sedikit jumlah yang go publik, listing itu belum gerak banyak sekitar 500 perusahaan, belum sampai 600," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Menurut dia, maraknya go public bisa kembali terulang jika ada dorongan yang kuat dari pihak BEI. Sehingga, pasar modal Indonesia bisa semakin besar.
"Jadi, saya yakin ke depan itu kalau kita dorong lagi tiada hari tanpa go public. Menarik, banyak perusahaan go public di BEI," katanya.
Jika jumlah emiten banyak, dia yakin jumlah pilihan makin banyak bagi investor. Likuiditas di pasar saham pun dinilai akan semakin besar.
"Menurut saya, harus didorong lebih banyak yang listed di BEI, barang dagangan harus diperbanyak. Kemudian, saat misalnya pendistribusian alokasi kepemilikan harus diperlebar, sehingga menjamin likuiditas perdagangan di pasar," terang Achmad.
(izz)
Explore More