Optimalkan Potensi Ekonomi Daerah, BI Lakukan 2 Pendekatan
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memandang penguatan perekonomian daerah perlu digali dengan menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Caranya melalui diversifikasi ekonomi.
Pasalnya, bank sentral memandang selama ini perekonomian daerah hanya mengandalkan kepada sumber daya alam alias komoditas. Nah, untuk mengoprimalkan berbagai potensi sektor ekonomi daerah tersebut dapat dilakukan melalui dua pendekatan.
Pertama, diversifikasi vertikal. Yaitu memberi nilai tambah pada industri yang sudah ada, dengan hilirisasi. Kedua, diversifikasi horizontal yaitu membuka lahan industri baru yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
"Di Kalimantan, misalnya, diversifikasi vertikal dapat dilakukan pada industri batubara dan petrokimia. Sementara diversifikasi horizontal dapat dilakukan pada industri kayu dan pariwisata," ujarnya dalam diskusi bertajuk Mendorong Strategi Kebijakan Diversifikasi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah untuk Menjaga Momentum Perbaikan Ekonomi Nasional, Jumat (14/7/2017).
Menurut Agus, optimalisasi potensi sektor ekonomi daerah melalui diversifikasi vertikal dan horizontal merupakan salah satu dari tiga butir kebijakan utama yang menjadi arah strategi perluasan diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi di daerah yang disepakati pada acara Rakor Pusda.
Dengan terus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, ekonomi nasional pun diharapkan dapat semakin menguat. Selanjutnya, Bank Indonesia menegaskan pula mengenai dua butir kesepakatan lainnya.
Pertama, memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, terus mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil, dan memperkuat tata kelola birokrasi.
"Kesepakatan selanjutnya adalah untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri secara terpadu," ujarnya.
Dalam rangkaian Rakor Pusda tersebut, Bank Indonesia pada hari ini juga membangun komunikasi dengan berbagai unsur masyarakat di Kalimantan Timur melalui berbagai kegiatan yang dihadiri anggota Dewan Gubernur BI. Kegiatan di atas diharapkan memberi kesadaran bagi setiap elemen masyarakat bersama-sama membangun perekonomian bangsa.
Pasalnya, bank sentral memandang selama ini perekonomian daerah hanya mengandalkan kepada sumber daya alam alias komoditas. Nah, untuk mengoprimalkan berbagai potensi sektor ekonomi daerah tersebut dapat dilakukan melalui dua pendekatan.
Pertama, diversifikasi vertikal. Yaitu memberi nilai tambah pada industri yang sudah ada, dengan hilirisasi. Kedua, diversifikasi horizontal yaitu membuka lahan industri baru yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
"Di Kalimantan, misalnya, diversifikasi vertikal dapat dilakukan pada industri batubara dan petrokimia. Sementara diversifikasi horizontal dapat dilakukan pada industri kayu dan pariwisata," ujarnya dalam diskusi bertajuk Mendorong Strategi Kebijakan Diversifikasi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah untuk Menjaga Momentum Perbaikan Ekonomi Nasional, Jumat (14/7/2017).
Menurut Agus, optimalisasi potensi sektor ekonomi daerah melalui diversifikasi vertikal dan horizontal merupakan salah satu dari tiga butir kebijakan utama yang menjadi arah strategi perluasan diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi di daerah yang disepakati pada acara Rakor Pusda.
Dengan terus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, ekonomi nasional pun diharapkan dapat semakin menguat. Selanjutnya, Bank Indonesia menegaskan pula mengenai dua butir kesepakatan lainnya.
Pertama, memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, terus mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil, dan memperkuat tata kelola birokrasi.
"Kesepakatan selanjutnya adalah untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri secara terpadu," ujarnya.
Dalam rangkaian Rakor Pusda tersebut, Bank Indonesia pada hari ini juga membangun komunikasi dengan berbagai unsur masyarakat di Kalimantan Timur melalui berbagai kegiatan yang dihadiri anggota Dewan Gubernur BI. Kegiatan di atas diharapkan memberi kesadaran bagi setiap elemen masyarakat bersama-sama membangun perekonomian bangsa.
(ven)