Indonesia dan Swiss Jalin Kerja Sama Pembangunan Politeknik
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, selain sepakat dalam upaya pengembangan sektor industri, Indonesia dan Swiss juga tengah menjalin kerja sama di bidang pendidikan vokasi dan replikasi pembangunan politeknik di beberapa kota.
“Misalnya, politeknik di Morowali, Bantaeng, Batulicin dan Semarang. Jenis kompetensi tekniknya akan kami sesuaikan dengan fokus pengembangan di kawasan industri setempat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (16/7/2017).
Pusdiklat Industri dan State Secretariate of Economic Affairs of Switzerland (SECO) menargetkan pembentukan delapan politeknik atau akademi komunitas industri baru hingga tahun 2019.
Airlangga menyebutkan, poin lain dari hasil pertemuan dengan delegasi Swiss, yakni mereka membahas serius terkait penerapan pasal dalam undang-undang tentang Hak Cipta yang menyebutkan bahwa pemegang paten wajib melakukan produksi atau menggunakan proses di wilayah Indonesia.
“Mereka juga membahas mengenai kepastian dalam bentuk perjanjian investasi,” kata Airlangga.
Kemudian, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia ingin mempercepat negosiasi dalam perundingan Indonesia-European Free Trade Association-Comprehensive Economic Partnership Agreement (EFTA-CEPA). “Sekarang sudah memasuki tahapan perundingan ke-13 dari target 17 putaran,” tuturnya.
Airlangga berharap, dari hasil pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Pendidikan dan Riset Swiss Johann N Schneider-Ammann beserta delegasinya, kerja sama Indonesia-Swiss yang akan dijalin dapat tercapai.
“Apalagi, Bapak Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober nanti rencananya berkunjung ke Swiss, diharapkan apa yang sudah kami bahas ini dapat memiliki kemajuan yang berarti dan strategis bagi kedua negara,” pungkas Airlangga.
“Misalnya, politeknik di Morowali, Bantaeng, Batulicin dan Semarang. Jenis kompetensi tekniknya akan kami sesuaikan dengan fokus pengembangan di kawasan industri setempat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (16/7/2017).
Pusdiklat Industri dan State Secretariate of Economic Affairs of Switzerland (SECO) menargetkan pembentukan delapan politeknik atau akademi komunitas industri baru hingga tahun 2019.
Airlangga menyebutkan, poin lain dari hasil pertemuan dengan delegasi Swiss, yakni mereka membahas serius terkait penerapan pasal dalam undang-undang tentang Hak Cipta yang menyebutkan bahwa pemegang paten wajib melakukan produksi atau menggunakan proses di wilayah Indonesia.
“Mereka juga membahas mengenai kepastian dalam bentuk perjanjian investasi,” kata Airlangga.
Kemudian, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia ingin mempercepat negosiasi dalam perundingan Indonesia-European Free Trade Association-Comprehensive Economic Partnership Agreement (EFTA-CEPA). “Sekarang sudah memasuki tahapan perundingan ke-13 dari target 17 putaran,” tuturnya.
Airlangga berharap, dari hasil pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Pendidikan dan Riset Swiss Johann N Schneider-Ammann beserta delegasinya, kerja sama Indonesia-Swiss yang akan dijalin dapat tercapai.
“Apalagi, Bapak Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober nanti rencananya berkunjung ke Swiss, diharapkan apa yang sudah kami bahas ini dapat memiliki kemajuan yang berarti dan strategis bagi kedua negara,” pungkas Airlangga.
(ven)