Jumlah Orang Asing Membeli Rumah di AS Meningkat Tajam
A
A
A
ILLINOIS - Pembelian rumah di Amerika Serikat melonjak ke tingkat tertinggi dalam hal jumlah dan volume. Dan kebanyakan pembeli rumah di Negeri Paman Sam adalah orang asing. Mengutip dari CNBC, Rabu (19/7/2017), data National Association of Realtors mencatat pembelian rumah oleh orang asing sepanjang April 2016-Maret 2017 mencapai USD153 miliar alias naik 49% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Lompatan tersebut sangat mengejutkan, mengingat mata uang dolar AS masih tergolong kuat terhadap mata uang asing lainnya. Artinya perumahan di Amerika masih mahal, namun tidak menyurutkan orang asing untuk membeli.
Secara keseluruhan, pembelian rumah oleh orang asing menyumbang 10% dari semua penjualan rumah di AS. Dan jumlahnya mencapai 284.455 unit rumah alias naik 32% dari tahun sebelumnya. Umumnya pembelian rumah oleh orang asing ada di tiga negara bagian: Florida, California, dan Texas.
Pembeli China ada di peringkat pertama, diikuti oleh pembeli dari Kanada, Inggris, Meksiko, dan India. Sedangkan pembeli dari Rusia hanya 1% dari total pembelian rumah di Amerika Serikat.
Lompatan paling besar untuk pembelian rumah oleh orang asing, datang dari pembeli Kanada yang mengeluarkan uang USD19 miliar. Mereka umumnya membeli rumah di Florida. Mereka rela mengeluarkan uang lebih banyak daripada harga rumah di Kanada. Rata-rata harga rumah di Florida sebesar USD561 ribu.
Agen real estat di Toronto, Kanada, Elli Davis mengatakan kebanyakan pembeli adalah orang tua dengan tujuan investasi. “Real estat di sini (AS) bernilai lebih tinggi dari di Kanada. Mereka memiliki banyak uang dan menjual rumahnya di Kanada untuk membeli di AS. Dan dalam beberapa tahun harganya sudah bisa jutaan dolar. Jadi mereka nanti tinggal menguangkan saja,” katanya.
Kendati pemerintahan Trump dicap sebagai anti-imigran, terutama soal membangun tembok pembatas antara AS-Meksiko, namun itu tidak menghalangi penduduk Meksiko untuk membeli rumah di Negeri Paman Sam. Pembeli Meksiko selalu naik setiap tahunnya, dari sisi jumlah dan volume. Bahkan mereka ada di posisi ketiga di belakang China dan Kanada.
“Jadi meski ada kebijakan imigrasi baru yang diterapkan tidak menghalangi mereka untuk membeli,” kata Adam DeSanctis, manajer media isu ekonomi di National Association of Realtors yang berpusat di Illinois, Amerika Serikat.
Secara umum, orang Meksiko membeli rumah dengan harga yang lebih murah, yaitu rata-rata rumah seharga sekitar USD327 ribu. Sedangkan pembeli China dengan rumah harga rata-rata USD782 ribu dan pembeli India dengan rumah harga USD522 ribu. Orang Meksiko sangat memilih rumah di Texas yang dekat dengan negara mereka. Sementara pembeli China lebih memilih di California.
“Lingkungannya sangat ramah dengan Asia, karena banyak toko dan sekolah yang bisa memenuhi selera mereka,” kata Laura Barnett, agen real estat Max Dallas-Fort Worth.
Hanya saja banyak kalangan memprediksi pembelian rumah oleh orang asing bisa tersendat di kemudian hari. Selain dari aturan imigrasi Trump, juga dari peraturan yang lebih ketat di China. Pemerintah China sekarang membuat aturan lebih ketat bagi warganya untuk membeli properti di luar negeri. Tujuannya agar tidak terjadi arus keluar modal, dan uang tersebut lebih masuk ke negaranya sendiri.
“Peraturan pemerintah China yang ketat dan ketidakpastian mengenai kebijakan imigrasi dan perdagangan luar negari AS bisa memperlambat investasi properti oleh orang asing,” kata Lawrence Yun, kepala ekonom di National Association of Realtors.
Lompatan tersebut sangat mengejutkan, mengingat mata uang dolar AS masih tergolong kuat terhadap mata uang asing lainnya. Artinya perumahan di Amerika masih mahal, namun tidak menyurutkan orang asing untuk membeli.
Secara keseluruhan, pembelian rumah oleh orang asing menyumbang 10% dari semua penjualan rumah di AS. Dan jumlahnya mencapai 284.455 unit rumah alias naik 32% dari tahun sebelumnya. Umumnya pembelian rumah oleh orang asing ada di tiga negara bagian: Florida, California, dan Texas.
Pembeli China ada di peringkat pertama, diikuti oleh pembeli dari Kanada, Inggris, Meksiko, dan India. Sedangkan pembeli dari Rusia hanya 1% dari total pembelian rumah di Amerika Serikat.
Lompatan paling besar untuk pembelian rumah oleh orang asing, datang dari pembeli Kanada yang mengeluarkan uang USD19 miliar. Mereka umumnya membeli rumah di Florida. Mereka rela mengeluarkan uang lebih banyak daripada harga rumah di Kanada. Rata-rata harga rumah di Florida sebesar USD561 ribu.
Agen real estat di Toronto, Kanada, Elli Davis mengatakan kebanyakan pembeli adalah orang tua dengan tujuan investasi. “Real estat di sini (AS) bernilai lebih tinggi dari di Kanada. Mereka memiliki banyak uang dan menjual rumahnya di Kanada untuk membeli di AS. Dan dalam beberapa tahun harganya sudah bisa jutaan dolar. Jadi mereka nanti tinggal menguangkan saja,” katanya.
Kendati pemerintahan Trump dicap sebagai anti-imigran, terutama soal membangun tembok pembatas antara AS-Meksiko, namun itu tidak menghalangi penduduk Meksiko untuk membeli rumah di Negeri Paman Sam. Pembeli Meksiko selalu naik setiap tahunnya, dari sisi jumlah dan volume. Bahkan mereka ada di posisi ketiga di belakang China dan Kanada.
“Jadi meski ada kebijakan imigrasi baru yang diterapkan tidak menghalangi mereka untuk membeli,” kata Adam DeSanctis, manajer media isu ekonomi di National Association of Realtors yang berpusat di Illinois, Amerika Serikat.
Secara umum, orang Meksiko membeli rumah dengan harga yang lebih murah, yaitu rata-rata rumah seharga sekitar USD327 ribu. Sedangkan pembeli China dengan rumah harga rata-rata USD782 ribu dan pembeli India dengan rumah harga USD522 ribu. Orang Meksiko sangat memilih rumah di Texas yang dekat dengan negara mereka. Sementara pembeli China lebih memilih di California.
“Lingkungannya sangat ramah dengan Asia, karena banyak toko dan sekolah yang bisa memenuhi selera mereka,” kata Laura Barnett, agen real estat Max Dallas-Fort Worth.
Hanya saja banyak kalangan memprediksi pembelian rumah oleh orang asing bisa tersendat di kemudian hari. Selain dari aturan imigrasi Trump, juga dari peraturan yang lebih ketat di China. Pemerintah China sekarang membuat aturan lebih ketat bagi warganya untuk membeli properti di luar negeri. Tujuannya agar tidak terjadi arus keluar modal, dan uang tersebut lebih masuk ke negaranya sendiri.
“Peraturan pemerintah China yang ketat dan ketidakpastian mengenai kebijakan imigrasi dan perdagangan luar negari AS bisa memperlambat investasi properti oleh orang asing,” kata Lawrence Yun, kepala ekonom di National Association of Realtors.
(ven)