Pengusaha Cemas Pelemahan Daya Beli Berujung PHK

Rabu, 26 Juli 2017 - 15:08 WIB
Pengusaha Cemas Pelemahan...
Pengusaha Cemas Pelemahan Daya Beli Berujung PHK
A A A
BANDUNG - Turunnya daya beli masyarakat yang dikeluhkan sejumlah peritel, dikhawatirkan berdampak terhadap sektor industri. Bila pelemahan kemampuan buying power terus terjadi, pengusaha cemas industri akan melakukan efisiensi tenaga kerja.

Sekretaris Umum BPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat (Jabar) Martin mengaku, ritel selama ini menjadi ujung tombak penjualan produk industri. Sehingga turunnya daya beli masyarakat, akan berdampak terhadap industri yang mayoritas padat karya.

"Bila produk di ritel tidak terjual, dampaknya manufaktur pun ikut goyah. Imbasnya, operasional industri mandek. Akibat terburuk, setop produksi dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pun tidak terhindarkan," ungkapnya di Bandung Rabu (26/7/2017).

Ketika disinggung isu adanya industri pemintalan yang berhenti beroperasi, Martin berpendapat, jika memang hal itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan karena permintaan turun. Namun, tutupnya industri pemintalan perlu dilihat lebih luas lagi.

Dia menduga ada faktor lainnya seperti upah pekerja, ketersediaan bahan baku yang mayoritas impor, dan lainnya. "Tapi, kami belum menerima informasi tutupnya sejumlah industri pemintalan," paparnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Dedy Wdijaja mengakui, ekonomi Indonesia saat ini belum berjalan baik. Akibatnya, daya beli masyarakat masih stagnan, bahkan cenderung turun di awal semester ini. "Memang saat ini, daya beli belum terlalu baik. Akibatnya, roda ekonomi belum bergerak secara signifikan," ujar Dedy Wdijaja.

Diakui dia, sejumlah permasalahan masih menjadi kendala dunia usaha, salah satunya yakni upah. Sebenarnya, kata dia, pihaknya berkeinginan dan selalu berusaha menetapkan upah wajar, bukan murah. Karena itu sangat berkaitan dengan daya beli. Upah yang wajar, dinilai dapat membuat daya beli masyarakat terjaga. Efeknya, roda ekonomi pun bergerak.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0024 seconds (0.1#10.140)