Sri Mulyani: Masih Banyak Hal yang Ingin Diperbaiki
A
A
A
JAKARTA - Pada 27 Juli 2017 kemarin, Sri Mulyani Indrawati genap setahun menjabat sebagai menteri keuangan di Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Kepulangannya ke Tanah Air untuk bergabung dengan Kabinet Kerja, membawa sebuah harapan baru bagi perekonomian di Indonesia.
Lantas, setelah satu tahun menjabat, apa saja gebrakan yang telah dilakukan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia Ini?
Wanita yang akrab disapa Ani ini menyatakan, sejatinya masih banyak hal yang perlu diperbaiki selama satu tahun masa pengabdiannya. Namun, dia bersyukur saat pertama kali menjabat pada 2016, defisit anggaran cukup baik di kisaran 2,4%.
"Sejak saya datang, APBN 2016 kan sudah tutup dan sudah dipertanggungjawabkan dengan dewan dan sudah menjadi UU. Itu berarti tanggungjawab saya di 2016 sudah terselesaikan. Hasilnya juga sudah cukup baik, defisit di 2,4% sehingga kita bisa menekan pembiayaan yang tidak perlu. Kita perlu untuk memperbaiki dari sisi rencana penganggaran," katanya di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (28/7/2017) malam.
Selain itu, sambung mantan Menko bidang Perekonomian ini, dirinya juga telah berhasil menyelesaikan program pengampunan pajak (tax amnesty) yang berlangsung selama sembilan bulan. Apalagi, hasil penerimaan pajak yang diperoleh dari tax amnesty pun cukup banyak.
"Dari dulu BI mengatakan hanya Rp50 triliun tapi kita dapat Rp130 triliun. Lumayan. Ada yang menganggap kurang berhasil, jadi tergantung anda mau melihatnya bagaimana," imbuh dia.
Menurut Sri Mulyani, perbaikan juga telah terjadi di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu guna menekan penyelundupan barang-barang berbahaya, seperti narkoba dan barang bersenjata. "Bea Cukai dengan adanya perbaikan untuk menekan penyelundupan barang berbahaya narkoba dan under declare ditertibkan, saya yakin akan membuat ekonomi lebih sehat dan tertib, melindungi masyarakat kita," tuturnya.
Mantan Menkeu era Presiden SBY ini mengaku, waktu satu tahun terasa begitu cepat. Dia juga bersyukur karena Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) mengenai Automatic Exchange of information telah disetujui.
"Jadi over all, satu tahun positif lah, dengan seluruh kabinet kerja samanya baik. Kita coba mengelola transfer ke daerah secara produktif. Kita akan terus reformasi, menjalin hubungan dengan dewan bagus. Performa ekonomi kita mulai pick up, tadinya di bawah 5%, sekarang di atas 5%. Jadi 12 bulan masih sebentar," tandasnya.
Lantas, setelah satu tahun menjabat, apa saja gebrakan yang telah dilakukan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia Ini?
Wanita yang akrab disapa Ani ini menyatakan, sejatinya masih banyak hal yang perlu diperbaiki selama satu tahun masa pengabdiannya. Namun, dia bersyukur saat pertama kali menjabat pada 2016, defisit anggaran cukup baik di kisaran 2,4%.
"Sejak saya datang, APBN 2016 kan sudah tutup dan sudah dipertanggungjawabkan dengan dewan dan sudah menjadi UU. Itu berarti tanggungjawab saya di 2016 sudah terselesaikan. Hasilnya juga sudah cukup baik, defisit di 2,4% sehingga kita bisa menekan pembiayaan yang tidak perlu. Kita perlu untuk memperbaiki dari sisi rencana penganggaran," katanya di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (28/7/2017) malam.
Selain itu, sambung mantan Menko bidang Perekonomian ini, dirinya juga telah berhasil menyelesaikan program pengampunan pajak (tax amnesty) yang berlangsung selama sembilan bulan. Apalagi, hasil penerimaan pajak yang diperoleh dari tax amnesty pun cukup banyak.
"Dari dulu BI mengatakan hanya Rp50 triliun tapi kita dapat Rp130 triliun. Lumayan. Ada yang menganggap kurang berhasil, jadi tergantung anda mau melihatnya bagaimana," imbuh dia.
Menurut Sri Mulyani, perbaikan juga telah terjadi di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu guna menekan penyelundupan barang-barang berbahaya, seperti narkoba dan barang bersenjata. "Bea Cukai dengan adanya perbaikan untuk menekan penyelundupan barang berbahaya narkoba dan under declare ditertibkan, saya yakin akan membuat ekonomi lebih sehat dan tertib, melindungi masyarakat kita," tuturnya.
Mantan Menkeu era Presiden SBY ini mengaku, waktu satu tahun terasa begitu cepat. Dia juga bersyukur karena Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) mengenai Automatic Exchange of information telah disetujui.
"Jadi over all, satu tahun positif lah, dengan seluruh kabinet kerja samanya baik. Kita coba mengelola transfer ke daerah secara produktif. Kita akan terus reformasi, menjalin hubungan dengan dewan bagus. Performa ekonomi kita mulai pick up, tadinya di bawah 5%, sekarang di atas 5%. Jadi 12 bulan masih sebentar," tandasnya.
(ven)