Deddy Mizwar: Jabar Pantas Jadi Pusat Industri Keuangan Syariah

Senin, 07 Agustus 2017 - 22:08 WIB
Deddy Mizwar: Jabar Pantas Jadi Pusat Industri Keuangan Syariah
Deddy Mizwar: Jabar Pantas Jadi Pusat Industri Keuangan Syariah
A A A
BOGOR - Jumlah penduduk muslim di Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang mencapai 40,9 juta jiwa membawa peluang bagi tumbuh kembangnya industri keuangan syariah. Bahkan dengan potensi tersebut, Jabar berpeluang menjadi pusat keuangan syariah di Indonesia.

Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan, potensi pasar keuangan syariah di Jabar sangat terbuka lebar. Pihaknya menyambut baik banyaknya perguruan tinggi di Jabar yang menghadirkan program berbasis syariah untuk mengisi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di industri keuangan syariah.

"Sudah sepantasnya Jabar menjadi yang terdepan dan menjadi pusat industri keuangan syariah di Indonesia," kata Deddy seusai menghadiri Tasyakur Milad ke-25 tahun dan Peresmian Kantor Pusat PT BPR Syariah Amanah Ummah di Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Senin (7/8/2017).

Menurutnya, berdasarkan hasil Survey Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2016, tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia naik menjadi 67,82%, sedangkan persentase masyarakat yang berada di kelompok "well literate" naik menjadi 29,66%.

"Alhamdulillah indeks inklusi keuangan di Jabar 68,32%. Artinya, di atas rata-rata nasional dan indeks literasi keuangan kita di angka 38,70% tertinggi kedua setelah DKI Jakarta," paparnya.

Namun, indeks inklusi keuangan syariah di Jabar sudah lebih baik, yaitu 21,56%. Poin penting yang harus menjadi fokus perhatian para pelaku jasa keuangan syariah adalah memperkuat perannya dalam kegiatan sektor riil, seperti pembiayaan syariah untuk industri pariwisata serta unit-unit usaha syariah potensial lainnya seiring meningkatnya tren halal lifestyle global.

"Karena itu, saya harap jasa keuangan syariah terus mengedukasi dan transaparan kepada masyarakat atau calon nasabah tentang karakteristik produk dan layanan jasa keuangan yang tersedia," terang dia.

Selain itu, jasa keungan syariah dituntut lebih kreatif dalam mencari sumber dana murah serta menciptakan produk dan jasa keungan yang menarik, mudah diakses, dan berbiaya murah, terutama untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, santri pondok pesantren, ibu rumah tangga, petani, pedagang, dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Dengan begitu, lembaga keuangan syariah dapat menjadi penggerak sektor riil untuk membuka lebih banyak kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi ketimpangan dan menghadirkan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

"Semoga industri jasa keungan syariah di Jabar terus tumbuh menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi inklusif, menarik investasi, menggerakkan tabungan domestik dan meningkatkan daya saing," tutur Deddy.

Untuk diketahui, secara umum, Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah lembaga keuangan syariah terbesar di dunia, yakni 5.000 lebih yang meliputi 34 bank syariah, 58 operator takaful atau asuransi syariah, 7 model ventura syariah, 163 BPR syariah, 1 pegadaian syariah, dan lebih dari 4.500 koperasi syariah atau baitul maal wat tamwil. Bahkan, Indonesia menciptakan syariah online trading system pertama di dunia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7310 seconds (0.1#10.140)