Empat Smelter Ditargetkan Rampung Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan empat fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat (smelter) dapat rampung di tahun ini. Dari empat smelter tersebut, dua di antaranya adalah komoditas nikel.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot mengungkapkan, peningkatan kepatuhan terhadap komitmen pembangunan smelter dilakukan melalui evaluasi izin ekspor. Jadi, jika pembangunan smelter tidak ada perkembangan maka izin ekspor akan dicabut.
"Peningkatan kepatuhan terhadap komitmen pembangunan smelter dilakukan melalui evaluasi izin ekspor. Kebanyakan nikel. Kita kan kebanyakan nikel semua ini," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (8/9/2017).
Meskipun tidak terlalu besar, namun Bambang menyatakan bahwa empat smelter tersebut turut berkontribusi terhadap realisasi investasi sektor minerba semester I/2017. Adapun realisasi investasi sektor minerba pada periode tersebut adalah USD2,5 miliar dari target tahun ini yang sebesar USD6,9 miliar.
"Yang tambahan baru smelter, tapi enggak banyak. Kecuali kalau nanti ada Amman dan Freeport, itu mungkin besar," tandasnya.
Adapun empat smelter yang dimaksud adalah milik PT Sumber Suryadaya Prima (pasir besi) dan PT Kapuas Prima Coal (seng) yang diperkirakan akan selesai konstruksi Desember 2017.
Kemudian smelter milik PT Mulia Pacific Resources, PT Itamatra Nusantara, dan PT Bumi Konawe Abadi (nikel) yang diperkirakan akan mulai berproduksi pada September 2017, serta smelter milik PT Ifishdeco (nikel) yang akan diuji coba (commissioning) pada September 2017.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot mengungkapkan, peningkatan kepatuhan terhadap komitmen pembangunan smelter dilakukan melalui evaluasi izin ekspor. Jadi, jika pembangunan smelter tidak ada perkembangan maka izin ekspor akan dicabut.
"Peningkatan kepatuhan terhadap komitmen pembangunan smelter dilakukan melalui evaluasi izin ekspor. Kebanyakan nikel. Kita kan kebanyakan nikel semua ini," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (8/9/2017).
Meskipun tidak terlalu besar, namun Bambang menyatakan bahwa empat smelter tersebut turut berkontribusi terhadap realisasi investasi sektor minerba semester I/2017. Adapun realisasi investasi sektor minerba pada periode tersebut adalah USD2,5 miliar dari target tahun ini yang sebesar USD6,9 miliar.
"Yang tambahan baru smelter, tapi enggak banyak. Kecuali kalau nanti ada Amman dan Freeport, itu mungkin besar," tandasnya.
Adapun empat smelter yang dimaksud adalah milik PT Sumber Suryadaya Prima (pasir besi) dan PT Kapuas Prima Coal (seng) yang diperkirakan akan selesai konstruksi Desember 2017.
Kemudian smelter milik PT Mulia Pacific Resources, PT Itamatra Nusantara, dan PT Bumi Konawe Abadi (nikel) yang diperkirakan akan mulai berproduksi pada September 2017, serta smelter milik PT Ifishdeco (nikel) yang akan diuji coba (commissioning) pada September 2017.
(ven)