Faisal Basri Bantah Daya Beli Masyarakat Turun

Sabtu, 12 Agustus 2017 - 19:04 WIB
Faisal Basri Bantah Daya Beli Masyarakat Turun
Faisal Basri Bantah Daya Beli Masyarakat Turun
A A A
JAKARTA - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengakui bahwa kenaikan konsumsi masyarakat sedikit melambat atau sekitar 4,93% pada kuartal I 2017. Namun, hal tersebut bukan berarti konsumsi dan daya beli masyarakat merosot.

Dia mengatakan, akhir-akhir ini pun tidak ada kejadian luar biasa yang menyebabkan daya beli masyarakat secara keseluruhan tiba-tiba merosot. Pemerintah pun tidak mengeluarkan kebijakan aneh yang membuat daya beli masyarakat merosot.

"Tidak ada indikasi, kejadian, kebijakan aneh yang menyebabkan konsumsi berkurang. Karena pajak tidak naik, tarif pajak tidak naik. Kalau pemerintah kemarin jadi menurunkan tingkat pendapatan tidak kena pajak (PTKP) itu baru terasa," katanya dalam acara Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Sabtu (12/8/2017).

Dia menyebutkan, secara rata-rata pertumbuhan riil konsumsi masyarakat (private consumption) mencapai 5%. Sementara pertumbuhan nominal konsumsi masyarakat pada kuartal I 2017 masih 8,6%.

Jadi, masih menurut Faisal, konsumsi masyarakat masih naik, baik secara nominal maupun riil. "Memang benar kenaikan konsumsi masyarakat sedikit melambat di bawah 5%, tetapi jauh dari merosot atau turun sebagaimana banyak diberitakan belakangan ini," imbuh dia.

Faisal menambahkan, rilis data produk domestik bruto (PDB) terbaru oleh Badan Pusat Statistik (BPS) memperkuat kesimpulan bahwa daya beli dan konsumsi masyarakat tidak merosot. Data resmi BPS menyimpulkan, secara keseluruhan konsumsi masyarakat secara riil naik cukup stabil di atas 5%.

Menurutnya, menurunnya pengeluaran masyarakat bukan berarti daya beli masyarakat ikut menurun. Sebab, masyarakat lebih banyak menahan pengeluaran dan memilih untuk menabung.

"Proporsi tabungan terhadap total pendapatan naik. Jadi dia nabung lebih banyak dengan korbankan konsumsi. Jadi dia belanjanya kurang tapi tidak berarti daya beli turun," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7937 seconds (0.1#10.140)