Pemerintah Didesak Stop Ekspor Konsentrat Freeport

Selasa, 15 Agustus 2017 - 15:04 WIB
Pemerintah Didesak Stop...
Pemerintah Didesak Stop Ekspor Konsentrat Freeport
A A A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mendesak pemerintah menyetop izin ekpor konsentrat yang dilakukan PT Freeport. Kemudian pemerintah perlu melakukan perundingan ulang dan menguntungkan negara.

"Ekspor konsentrat harus dihentikan sementara. Sampai akhir september 2017, jangan pernah mengizinkan kembali," ujarnya saat diskusi Menakar Kinerja Kementerian ESDM Semester I/2017 di Bakoel Coffie Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Fahmy mengatakan, ekspor yang dilakukan Freeport, melanggar UU No 4/2009 tentang Minerba. Selain itu, juga dapat melemahkan Indonesia dalam perundingan dengam Freeport.

Menurutnya, dalam perundingan tersebut pemeintah harus keukeuh mempertahankan tuntutan. "Yaitu, perubahan KK menjadi IUPK, beserta seluruh persyaratan IUPK terkait smelterisasi, divestasi saham 51% dan tax rezim prevalling," terang dia.

Dalam kesempatan tersebut, Fahmy menyebut bahwa indikator untuk menilai Kementerian ESDM adalah hasil perundingan sementara dengan Freeport, maka kenerjanya cenderung jeblok. Bahkan, dia menilai bahwa bergaining posisition tim perundingan Kementerian ESDM merosot, sedangkan posisi Freeport semakin kuat.

"Kemerosotan bergaining posisition itu lebih banyak disebabkan beberapa keputusan blunder Kementerian ESDM di tengah perundingan yang lagi berlangsung," ujarnya.

Dia menjelaskan, keputusan sementara Freeport untuk ekpor konsentrat telah melemahkan posisi Indoensia, termasuk isyarat perpanjangan kontrak Freeport selama 10 tahun yang bisa diperpanjang 2x10 tahun. "Hal itu semakin melemahkan pisisi Indonesia," ucapnya.

Karena posisi itu, lanjut Fahmy, Freeport diperkirakan akan menolak keras semua tuntutan Indonesia. Meski izin ekpor konsentrat masih bersifat sementara.

Bahkan, pihaknya memperkirakan bahwa Freeport tidak akan melepas saham mayoritas dengan deviasi 51%. Sebab, Freeport maunya divestasi maksimal 30%.

"Freeport akan tetap memaksakan penggunaan tax rezim naildown (besaran pajak tetap) bukan prevailing," tuturnya.
(izz)
Berita Terkait
Smelter Freeport di...
Smelter Freeport di Gresik Terbakar, Tim Gabungan Damkar Dikerahkan ke Lokasi
Disebut Terbesar di...
Disebut Terbesar di Dunia, Wapres Ma'ruf Amin Tinjau Smelter Freeport Gresik
Kebakaran Unit Asam...
Kebakaran Unit Asam Sulfat Smelter PTFI Berhasil Dikendalikan
Freeport Didekati Investor...
Freeport Didekati Investor China untuk Bangun Smelter di Weda Bay, Halmahera
55 Tahun Freeport Indonesia...
55 Tahun Freeport Indonesia Menjadi Pionir Pengembangan dan Pengoperasian Tambang Bawah Tanah Block Caving Terbesar di Dunia
Erick Thohir Pasang...
Erick Thohir Pasang Target Tinggi Buat Freeport, Ini Dasarnya
Berita Terkini
IHSG Masih Memerah di...
IHSG Masih Memerah di 6.221, Cek Saham Apa Saja yang Pesakitan
1 jam yang lalu
Harga Emas Hari Ini...
Harga Emas Hari Ini Tembus Rekor Lagi usai Melesat Naik Rp14.000
2 jam yang lalu
Inggris dan UE Cari...
Inggris dan UE Cari Cara Gembosi Aset Beku Rusia, Nilainya Tembus Rp4.893 Triliun
3 jam yang lalu
Mentan Amran Kecewa...
Mentan Amran Kecewa Gabah Dibeli di Bawah HPP! Pimwil BULOG Kalsel Dicopot
3 jam yang lalu
Afrika Selatan Rugi...
Afrika Selatan Rugi Rp2.537 Triliun Akibat Pemadaman Listrik
5 jam yang lalu
Dampingi Wapres Gibran,...
Dampingi Wapres Gibran, Waketum Kadin Clarissa Tanoesoedibjo Dukung Pengembangan AI
13 jam yang lalu
Infografis
Alasan Pemerintah Zimbabwe...
Alasan Pemerintah Zimbabwe Izinkan Warganya Membunuh Gajah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved