BUMN Membangun Negeri

Rabu, 16 Agustus 2017 - 13:56 WIB
BUMN Membangun Negeri
BUMN Membangun Negeri
A A A
SESUAI dengan semangat Nawa Cita yang menjadi agenda prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, keberadaan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memiliki peran penting dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi bangsa.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, BUMN memiliki sejumlah fokus dalam mewujudkan program Nawa Cita yang dicanangkan oleh pemerintah. Selain sektor infrastruktur, perikanan juga akan menjadi fokus bagi perusahaanperusahaan pelat merah tersebut.

Salah satu yang menjadi fokus dari program Nawa Cita yaitu membangun dari daerah perbatasan dan terluar di Indonesia. Hal ini akan menjadi salah satu tugas yang diamanatkan kepada seluruh BUMN maupun BUMD. “Bagaimana BUMN dengan belanja modal tahun 2016 yang mencapai Rp410 triliun dan meningkat Rp555 triliun pada 2017 bisa mewujudkan semua target pembangunan infrastruktur,” kata Rini kepada sejumlah media belum lama ini.

Rini menjelaskan, pemerintah telah mencanangkan pembangunan 52 proyek jalan tol, 17 proyek bandara, 13 proyek pelabuhan, dan 19 proyek jalan kereta api. Selain itu juga ditargetkan pembangunan sejumlah waduk, dam, dan bendungan guna mendorong produksi pangan serta menjaga ketahanan pangan. Selain infrastruktur, Rini menambahkan, pembangunan sektor perikanan dan kelautan juga menjadi fokus BUMN karena sekitar 60% rakyat Indonesia berada di wilayah pesisir.

Dengan luas wilayah sekitar 5,8 juta kilometer persegi (km2) berupa laut atau dua pertiga dari wilayah Indonesia, sektor kelautan menjadi andalan. “Potensi penerimaan dari kelautan juga cukup besar karena penerimaan baru mencapai sekitar USS3,85 miliar pada 2012,” kata dia. Penerimaan ekspor produk kelautan Indonesia saat ini masih kalah dibandingkan negara tetangga seperti Thailand yang mencapai USD8,07 miliar per tahun.

Menurutnya, Indonesia berpotensi meraup hingga Rp91 triliun dari sektor perikanan dan kelautan. “Pembagian BUMN menjadi beberapa sektor diharapkan bisa mempermudah sinergi untuk mendukung akselerasi pertumbuhan, memperkuat posisi dan meningkatkan pemerataan sebagai perwujudan Nawa Cita,” ujar dia.

BUMN diyakini memiliki potensi yang sangat besar dan merupakan salah satu lokomotif penggerak perekonomian nasional lewat pendapatan dan kontribusi pajaknya kepada negara. Untuk itu, sinergi yang terjadi antar- BUMN, baik dalam bentuk transaksional, kerja sama, maupun kolaborasi dapat dijalankan asalkan memberikan keuntungan dan berdampak bagi perekonomian nasional.

Saat ini, jumlah BUMN mencapai 118 perusahaan yang terbagi dalam 13 sektor. Portofolio perusahaan pelat merah yang tersebar di berbagai sektor industri memberi peluang sinergi BUMN, sehingga dapat mendorong pembangunan terintegrasi dan mengakselerasi pembangunan proyek-proyek nasional.

Selama hampir tiga tahun Indonesia berada di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Presiden Republik Indonesia ketujuh ini memiliki sejumlah gebrakan untuk masa jabatan 2014-2019 yang sudah mulai terlihat hasilnya, meski tidak sedikit yang memberikan kontra opini.

Peran BUMD
Tidak hanya BUMN, beberapa BUMD juga terus memacu pembangunan infrastruktur sepanjang tahun ini. Salah satunya PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang akan tetap fokus mengembangkan tiga kegiatan usahanya, yaitu dalam bidang properti, infrastruktur, dan utilitas (gas). Direktur Utama Jakpro Satya Heragandhi mengatakan, sebagai BUMD milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Jakpro pun dituntut dapat turut membangun Jakarta sebagai kawasan megapolitan.

Tidak saja dalam hal kegiatan penugasan oleh pemegang saham yakni Pemprov DKI Jakarta, namun juga kegiatan komersial lainnya. Sejak 2015 lalu, Jakpro telah mendapatkan mandat oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Perseroan akan menggarap penugasan tiga proyek infrastruktur yaitu Light Rail Transit (LRT), Velodrome dan Equestrian.

“Tahun ini kami fokus pada penugasan Pemprov DKI Jakarta untuk membangun sarana infrastruktur dalam mendukung Asian Games 2018. Utamanya pembangunan Velodrome, Equestrian, dan LRT yang dimulai proyeknya sejak tahun lalu,” kata Satya kepada KORAN SINDO baru-baru ini. Untuk Velodrome, hingga Desember 2016 progres pengerjaannya sudah mencapai 30%.

Sedangkan untuk LRT, perseroan mendapatkan mandat menggarap rute dari Rawamangun menuju Kelapa Gading. Sementara untuk proyek Equestrian, Jakpro lebih fokus merenovasi daripada membangun ulang, sehingga waktunya lebih pendek. “Biasanya untuk pembangunan Velodrome standar internasional yang kami bangun di sini membutuhkan waktu 4-5 tahun. Tapi kami menargetkan dalam dua tahun atau Juni 2018 bisa selesai dengan nilai investasi yang lebih rendah,” katanya.
(poe)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0737 seconds (0.1#10.140)