Pertamina Target Dirikan 159 Penyalur BBM
A
A
A
JAKARTA - Demi mendukung program bahan bakar minyak (BBM) satu harga secara nasional, PT Pertamina membangun jaringan penyalur hingga daerah terpencil. Di mana, hingga 2019 perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bakal mendirikan 159 lembaga penyalur BBM.
(Baca Juga: Penjualam BBM Pertamina Semester I Naik 4%)
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik mengatakan, untuk mendukung program BBM satu harga di seluruh daerah di Tanah Air, perusahaan yang dipimpinnya terus mendirikan lembaga penyalur. Saat ini Pertamina berhasil mendirikan lembaga penyalur BBM di 25 titik wiiayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) per Juli 2017.
"Sesuai rencana dan demi mendukung Program Indonesia Satu Harga kami menargetkan mencapai 159 titik wilayah 3T hingga 2019," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Program penyetaraan harga BBM dilakukan di daerah-daerah pelosok. Di antaranya pedalaman Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Irian Jaya. Khususnya, daerah-daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, maupun Brunai Darussalam dan perbatasan Irian Jaya.
Pembangunan titik salur itu merupakan bagian komitmen Pertamina atas keberhasilanya membukukan pertumbuhan positif di semester I/2017. Pertamina pada semester I/2017 meraih pendapatan sebesar USD20,5 miliar atau sekitar Rp266,5 triliun (kurs Rp13.000/USD), tumbuh 19% dibanding semester pertama tahun lalu sebesar USD17,2 miliar.
Sementara, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) sebesar USD48,9 per barel sepanjang semester I/2017 atau naik 35% dibanding periode sama tahun lalu.
"Pada semester I/2017, kondisi lingkungan eksternal masih sangat volatile dengan tren harga minyak dunia terus meningkat," ujar Elia.
Baca juga:
Pendapatan Pertamina Tumbuh 19% Menjadi Rp266,5 Triliun
Pertamina Berhasil Lakukan Efisiensi USD360 Juta
(Baca Juga: Penjualam BBM Pertamina Semester I Naik 4%)
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik mengatakan, untuk mendukung program BBM satu harga di seluruh daerah di Tanah Air, perusahaan yang dipimpinnya terus mendirikan lembaga penyalur. Saat ini Pertamina berhasil mendirikan lembaga penyalur BBM di 25 titik wiiayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) per Juli 2017.
"Sesuai rencana dan demi mendukung Program Indonesia Satu Harga kami menargetkan mencapai 159 titik wilayah 3T hingga 2019," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Program penyetaraan harga BBM dilakukan di daerah-daerah pelosok. Di antaranya pedalaman Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Irian Jaya. Khususnya, daerah-daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, maupun Brunai Darussalam dan perbatasan Irian Jaya.
Pembangunan titik salur itu merupakan bagian komitmen Pertamina atas keberhasilanya membukukan pertumbuhan positif di semester I/2017. Pertamina pada semester I/2017 meraih pendapatan sebesar USD20,5 miliar atau sekitar Rp266,5 triliun (kurs Rp13.000/USD), tumbuh 19% dibanding semester pertama tahun lalu sebesar USD17,2 miliar.
Sementara, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) sebesar USD48,9 per barel sepanjang semester I/2017 atau naik 35% dibanding periode sama tahun lalu.
"Pada semester I/2017, kondisi lingkungan eksternal masih sangat volatile dengan tren harga minyak dunia terus meningkat," ujar Elia.
Baca juga:
Pendapatan Pertamina Tumbuh 19% Menjadi Rp266,5 Triliun
Pertamina Berhasil Lakukan Efisiensi USD360 Juta
(izz)