Pertamina Bina Tawangsari Menjadi Desa Mandiri dan Wisata
A
A
A
BOYOLALI - Di usia ke 72 tahun Republik Indonesia, kemeriahannya kini semakin terasa hingga ke pelosok negeri. Pesta memperingati hari kemerdekaan juga semakin bermakna karena denyut perekenomian mulai terasa di desa yang jauh dari jantung Ibukota Negara.
Demikian halnya di Desa Tawangsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sebelumnya, tidak banyak yang mengenal desa ini. Lokasinya yang tidak berjauhan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Boyolali ini pelan tapi pasti ekonominya menggeliat, karena Pemerintah Desa dan warganya menggerakkan kegiatan ekonomi yang berdampak positif bagi masyarakat.
Yayuk Tutiek Supriyanti (57), Kepala Desa Tawangsari menjadi pelopor perubahan. Berawal dari keinginan untuk menciptakan lingkungan yang asri dan sehat, ia menggalakkan masyarakatnya untuk mau menanam pohon dan disiplin mengelola sampah. Hingga akhirnya ia menginisasi pusat pengolahan sampah yang menampung sawah dari warga desanya. Sampah yang terkumpul kemudian dipilah, yang organik menjadi pupuk dan yang anorganik dimanfaatkan untuk daur ulang.
Karena banyaknya sampah yang terkumpul, akhirnya pupuk yang dihasilkan pun jadi banyak. Banyaknya stok pupuk ini mendorong Yayuk untuk mengembangkan penanaman. Kemudian ia memilih buah-buahan yang memiliki nilai jual. Salah satunya adalah perkebunan buah naga yang sudah berhasil panen beberapa bulan lalu. Selain itu pupuk juga diambil warga secara gratis untuk menyuburkan tanamannya masing-masing.
Gayung bersambut. Pertamina melalui TBBM Boyolali melihat potensi yang sangat besar dari Desa Tawangsari ini. Kerja sama yang dikemas dalam berbagai Program, khususnya Desa Binaan sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina mulai dilakukan sejak 2016. Bentuk bantuan di antaranya adalah bantuan mesin pengelolaan sampah, pembuatan kandang sapi dan 5 ekor sapi perah, pembuatan kolam, hingga pelatihan UMKM.
"Kami percaya bahwa kunci dari keberhasilan program ini sesungguhnya adalah semangat dari para warganya. Terutama yang dimotori oleh kaum perempuan. Tanpa mereka, program ini mungkin tidak berjalan seperti sekarang," jelas VP CSR & SMEPP Pertamina, Agus Mashud pada kesempatan yang sama.
Menurut Agus Mashud, sesuai roadmap, Pertamina menargetkan Desa Tawangsari akan menjadi desa mandiri pada 2019. Untuk mencapai target itu, Pertamina mulai program dengan memberikan pendampingan kepada masyarakat terisolasi, membentuk kelompok kecil dan dilanjutkan dengan pelatihan secara reguler agar mereka dapat menjadi petani modern.
“Bantuan Pertamina mulai dari penataan organisasi, pelatihan hingga membuka jaringan untuk pemasarannya. Bila desa ekonominya tumbuh mandiri, kita berharap akan mengurangi urbanisasi,” tuturnya.
Setelah menggandeng Pertamina, mimpi Yayuk berlanjut. Wanita peraih peringkat 1 Kalpataru tingkat Jawa Tengah ini masih ingin menggapai mimpinya bahwa dalam empat tahun Desa Tawangsari kelak menjadi desa destinasi wisata. Aktivitas pengolahan sampah, pertanian modern hingga produksi produk turunan, dan peternakan sapi dengan fasilitas produksi susu modern menjadi kegiatan yang dilakoni masyarakat Tawangsari merupakan objek wisata yang menarik.
"Saya merasa perlu bantuan, makanya bekerja sama dengan Pertamina. Dengan usaha-usaha yang sudah kami jalankan sebelumnya, itu kami tunjukkan bahwa kami memang niat menjalani program ini. Tawangsari akan menjadi Desa Wisata, bukan sekedar wisata biasa, namun menggabungkan dengan edukasi kebersihan lingkungan, dan dilengkapi dengan river tubing," pungkas Yayuk.
Demikian halnya di Desa Tawangsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sebelumnya, tidak banyak yang mengenal desa ini. Lokasinya yang tidak berjauhan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Boyolali ini pelan tapi pasti ekonominya menggeliat, karena Pemerintah Desa dan warganya menggerakkan kegiatan ekonomi yang berdampak positif bagi masyarakat.
Yayuk Tutiek Supriyanti (57), Kepala Desa Tawangsari menjadi pelopor perubahan. Berawal dari keinginan untuk menciptakan lingkungan yang asri dan sehat, ia menggalakkan masyarakatnya untuk mau menanam pohon dan disiplin mengelola sampah. Hingga akhirnya ia menginisasi pusat pengolahan sampah yang menampung sawah dari warga desanya. Sampah yang terkumpul kemudian dipilah, yang organik menjadi pupuk dan yang anorganik dimanfaatkan untuk daur ulang.
Karena banyaknya sampah yang terkumpul, akhirnya pupuk yang dihasilkan pun jadi banyak. Banyaknya stok pupuk ini mendorong Yayuk untuk mengembangkan penanaman. Kemudian ia memilih buah-buahan yang memiliki nilai jual. Salah satunya adalah perkebunan buah naga yang sudah berhasil panen beberapa bulan lalu. Selain itu pupuk juga diambil warga secara gratis untuk menyuburkan tanamannya masing-masing.
Gayung bersambut. Pertamina melalui TBBM Boyolali melihat potensi yang sangat besar dari Desa Tawangsari ini. Kerja sama yang dikemas dalam berbagai Program, khususnya Desa Binaan sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina mulai dilakukan sejak 2016. Bentuk bantuan di antaranya adalah bantuan mesin pengelolaan sampah, pembuatan kandang sapi dan 5 ekor sapi perah, pembuatan kolam, hingga pelatihan UMKM.
"Kami percaya bahwa kunci dari keberhasilan program ini sesungguhnya adalah semangat dari para warganya. Terutama yang dimotori oleh kaum perempuan. Tanpa mereka, program ini mungkin tidak berjalan seperti sekarang," jelas VP CSR & SMEPP Pertamina, Agus Mashud pada kesempatan yang sama.
Menurut Agus Mashud, sesuai roadmap, Pertamina menargetkan Desa Tawangsari akan menjadi desa mandiri pada 2019. Untuk mencapai target itu, Pertamina mulai program dengan memberikan pendampingan kepada masyarakat terisolasi, membentuk kelompok kecil dan dilanjutkan dengan pelatihan secara reguler agar mereka dapat menjadi petani modern.
“Bantuan Pertamina mulai dari penataan organisasi, pelatihan hingga membuka jaringan untuk pemasarannya. Bila desa ekonominya tumbuh mandiri, kita berharap akan mengurangi urbanisasi,” tuturnya.
Setelah menggandeng Pertamina, mimpi Yayuk berlanjut. Wanita peraih peringkat 1 Kalpataru tingkat Jawa Tengah ini masih ingin menggapai mimpinya bahwa dalam empat tahun Desa Tawangsari kelak menjadi desa destinasi wisata. Aktivitas pengolahan sampah, pertanian modern hingga produksi produk turunan, dan peternakan sapi dengan fasilitas produksi susu modern menjadi kegiatan yang dilakoni masyarakat Tawangsari merupakan objek wisata yang menarik.
"Saya merasa perlu bantuan, makanya bekerja sama dengan Pertamina. Dengan usaha-usaha yang sudah kami jalankan sebelumnya, itu kami tunjukkan bahwa kami memang niat menjalani program ini. Tawangsari akan menjadi Desa Wisata, bukan sekedar wisata biasa, namun menggabungkan dengan edukasi kebersihan lingkungan, dan dilengkapi dengan river tubing," pungkas Yayuk.
(akr)