Pindad, PT Dirgantara Indonesia hingga PT PAL Bakal Direlokasi
A
A
A
JAKARTA - Dalam upaya membangun kawasan industri yang terintegrasi, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah menyiapkan laham seluas 10 ribu hektar di Lampung. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan agar industri pertahanan yang lebih kuat dan profesional, maka di antaranya PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT PAL hingga PT Pindad akan direlokasi.
Meski begitu, Menhan masih mencari lokasi yang tepat, dengan kemungkinan besar Lampung menjadi pilihan. "Nanti saya ke Lampung. Secepatnya lah setelah ini. Lahan sudah dapat ada 10 hektar lebih. Jadi kalau jadi satu akan lebih bagus. Kalau sekarang luasan satu perusahaan cuma 26 hektar atau 40 hektar, nanti kita kasih 3 ribu hektar. Kan lebih gede kan. Tidak usa muter-muter," ujarnya usai membuka peluncuran buku KPPI di Jakarta, Rabu (23/8/2017).
(Baca Juga: Anggaran Kemenhan Terbesar Kedua di RAPBN 2018 meski Turun
Hanya saja, Ryamizard tidak menyebutkan rincian anggaran yang diperukan untuk merelokasi, maupun membangun industri pertahanan yang terintegrasi itu. Menurutnya, pihaknya belum tahu kebutuhan anggaran. "Yang penting disiapkan lahannya dulu. Sebab, kalau tidak sekarang kapan lagi. Sebab lima tahun lagi, akan sulit cari laham seluas itu," tegasnya lagi.
Guna menghidupkan industri pertahanan Tanah Air, Kemenhan siap memgalokasikan anggaran mencapai sebesar Rp40% dari sebelumnya hanya 20%. Anggaran Kemenhan menempati posisi kedua yang mendapatkan alokasi belanja negara terbesar pada RAPBN 2018 untuk kategori Kementerian yakni mencapai Rp105,7 triliun. Angka ini sebenarnya lebih rendah dari proyeksi anggaran Kemhan tahun 2017 sebesar Rp108 triliun.
Lebih lanjut Ia juga berpesan, supaya sinergi terus dibangun untuk menghidupkan industri pertahanan Indonesia, tidak hanya di kalangan Kementerian dan Lembaga (K/L) tetapi juga melibatkan perguruan tinggi dan perusahaan. "Semua perusahaan lama maupun yang baru akan sinergi. Makanya dalam waktu dekat akan kita kumpulkan lagi. Mari kita kerja sama dengan baik karena ini untuk bangsa dan negara. Tidak boleh ada yang lambat-lambat, mudah-mudahan tidak ada lagi," pungkasnya.
Meski begitu, Menhan masih mencari lokasi yang tepat, dengan kemungkinan besar Lampung menjadi pilihan. "Nanti saya ke Lampung. Secepatnya lah setelah ini. Lahan sudah dapat ada 10 hektar lebih. Jadi kalau jadi satu akan lebih bagus. Kalau sekarang luasan satu perusahaan cuma 26 hektar atau 40 hektar, nanti kita kasih 3 ribu hektar. Kan lebih gede kan. Tidak usa muter-muter," ujarnya usai membuka peluncuran buku KPPI di Jakarta, Rabu (23/8/2017).
(Baca Juga: Anggaran Kemenhan Terbesar Kedua di RAPBN 2018 meski Turun
Hanya saja, Ryamizard tidak menyebutkan rincian anggaran yang diperukan untuk merelokasi, maupun membangun industri pertahanan yang terintegrasi itu. Menurutnya, pihaknya belum tahu kebutuhan anggaran. "Yang penting disiapkan lahannya dulu. Sebab, kalau tidak sekarang kapan lagi. Sebab lima tahun lagi, akan sulit cari laham seluas itu," tegasnya lagi.
Guna menghidupkan industri pertahanan Tanah Air, Kemenhan siap memgalokasikan anggaran mencapai sebesar Rp40% dari sebelumnya hanya 20%. Anggaran Kemenhan menempati posisi kedua yang mendapatkan alokasi belanja negara terbesar pada RAPBN 2018 untuk kategori Kementerian yakni mencapai Rp105,7 triliun. Angka ini sebenarnya lebih rendah dari proyeksi anggaran Kemhan tahun 2017 sebesar Rp108 triliun.
Lebih lanjut Ia juga berpesan, supaya sinergi terus dibangun untuk menghidupkan industri pertahanan Indonesia, tidak hanya di kalangan Kementerian dan Lembaga (K/L) tetapi juga melibatkan perguruan tinggi dan perusahaan. "Semua perusahaan lama maupun yang baru akan sinergi. Makanya dalam waktu dekat akan kita kumpulkan lagi. Mari kita kerja sama dengan baik karena ini untuk bangsa dan negara. Tidak boleh ada yang lambat-lambat, mudah-mudahan tidak ada lagi," pungkasnya.
(akr)