Tuan Rumah IMF-World Bank, Pemerintah Tawarkan Paket Wisata
A
A
A
JAKARTA - Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahunan IMF-World Bank tahun 2018, dimanfaatkan pemerintah untuk menggenjot angka wisatawan. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pemerintah telah menyiapkan 60 paket wisata untuk turis dan delegasi yang akan datang, dengan harga USD50-USD2.000 per orang.
Kendati Bali ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan, kata Arief, pemerintah menawarkan enam destinasi lainnya: Lombok, Labuan Bajo, Yogyakarta, Danau Toba, Toraja, dan Banyuwangi. Dari 60 paket tur, 33 paket di antaranya akan disediakan di Bali dan 27 paket lainnya tersebar di enam destinasi tersebut.
Menariknya, salah satu paket yang ditawarkan adalah paket Obama. Turis akan diajak berkeliling ke destinasi yang disambangi mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama saat melancong ke Tanah Air beberapa waktu lalu.
"Jadi kami menawarkan 60 paket tur. Jadi Bali satu, ditambah enam destinasi. Jadi Bali, Lombok, Labuan Bajo, Jogja, Danau Toba, Toraja, dan Banyuwangi. Total paket turnya ada 60. Bali sendiri 33 paket, sisanya 27 paket. Termasuk kami tawarkan paket Obama," katanya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Menurutnya, paket wisata termurah dibanderol sekitar USD50 dengan konsep wisata satu hari (one day travel). Sementara termahal dibanderol sekitar USD2.000 ke Pulau Komodo.
"Dari USD50 sampai USD2.000. Kalau yang USD50 itu one day travel. Paling mahal itu ke Komodo karena ada private cruise di sana dan ada private speed boat. Memang Komodo positioning kami untuk IMF," imbuh dia.
Menurutnya, paket yang dipersiapkan pemerintah merupakan paket komplit, mulai dari tiket pesawat ke destinasi tujuan hingga penginapan. Pasalnya, pemerintah tidak ingin para turis tertarik namun menjadi urung karena tidak tahu akomodasi untuk sampai ke destinasi tersebut.
"Jadi paket yang kami jual itu sudah tiga A. Satu, maskapainya atau accessability. Terus kedua, akomodasi dan ketiga, atraksi. Jadi kita tidak mau membuat orang berpikir harus naik apa ke sana, tinggalnya dimana. Jadi begitu beli paket, semuanya sudah tersedia. Harus itu. Dan persyaratannya harus paket yang sudah reguler dan biasa kita jual," tuturnya.
Sejatinya, tambah Arief, penyelenggaraan Annual Meeting IMF-World Bank pada Oktober 2018 adalah low season untuk pariwisata. Namun, dengan penyelenggaraan acara tersebut Indonesia akan diuntungkan karena akan banyak turis yang berlibur ke destinasi tersebut.
Selain itu, pertemuan tahunan ini juga akan menjadi media bagi Indonesia untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di Tanah Air. "Ini media valuenya pasti tinggi, karena banyak sekali kepala negara, kepala pemerintahan, menteri keuangan seluruh dunia, gubernur bank sentral seluruh dunia akan kumpul. Itu media valuenya tinggi. Kesempatan kita untuk mempromosikan destinasi wisata di Indonesia. Jadi itu yang kita ambil angle-nya, kita bisa mempromosikan Indonesia dengan exposure yang sangat tinggi," tandasnya.
Kendati Bali ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan, kata Arief, pemerintah menawarkan enam destinasi lainnya: Lombok, Labuan Bajo, Yogyakarta, Danau Toba, Toraja, dan Banyuwangi. Dari 60 paket tur, 33 paket di antaranya akan disediakan di Bali dan 27 paket lainnya tersebar di enam destinasi tersebut.
Menariknya, salah satu paket yang ditawarkan adalah paket Obama. Turis akan diajak berkeliling ke destinasi yang disambangi mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama saat melancong ke Tanah Air beberapa waktu lalu.
"Jadi kami menawarkan 60 paket tur. Jadi Bali satu, ditambah enam destinasi. Jadi Bali, Lombok, Labuan Bajo, Jogja, Danau Toba, Toraja, dan Banyuwangi. Total paket turnya ada 60. Bali sendiri 33 paket, sisanya 27 paket. Termasuk kami tawarkan paket Obama," katanya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Menurutnya, paket wisata termurah dibanderol sekitar USD50 dengan konsep wisata satu hari (one day travel). Sementara termahal dibanderol sekitar USD2.000 ke Pulau Komodo.
"Dari USD50 sampai USD2.000. Kalau yang USD50 itu one day travel. Paling mahal itu ke Komodo karena ada private cruise di sana dan ada private speed boat. Memang Komodo positioning kami untuk IMF," imbuh dia.
Menurutnya, paket yang dipersiapkan pemerintah merupakan paket komplit, mulai dari tiket pesawat ke destinasi tujuan hingga penginapan. Pasalnya, pemerintah tidak ingin para turis tertarik namun menjadi urung karena tidak tahu akomodasi untuk sampai ke destinasi tersebut.
"Jadi paket yang kami jual itu sudah tiga A. Satu, maskapainya atau accessability. Terus kedua, akomodasi dan ketiga, atraksi. Jadi kita tidak mau membuat orang berpikir harus naik apa ke sana, tinggalnya dimana. Jadi begitu beli paket, semuanya sudah tersedia. Harus itu. Dan persyaratannya harus paket yang sudah reguler dan biasa kita jual," tuturnya.
Sejatinya, tambah Arief, penyelenggaraan Annual Meeting IMF-World Bank pada Oktober 2018 adalah low season untuk pariwisata. Namun, dengan penyelenggaraan acara tersebut Indonesia akan diuntungkan karena akan banyak turis yang berlibur ke destinasi tersebut.
Selain itu, pertemuan tahunan ini juga akan menjadi media bagi Indonesia untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di Tanah Air. "Ini media valuenya pasti tinggi, karena banyak sekali kepala negara, kepala pemerintahan, menteri keuangan seluruh dunia, gubernur bank sentral seluruh dunia akan kumpul. Itu media valuenya tinggi. Kesempatan kita untuk mempromosikan destinasi wisata di Indonesia. Jadi itu yang kita ambil angle-nya, kita bisa mempromosikan Indonesia dengan exposure yang sangat tinggi," tandasnya.
(ven)