Indonesia-India Tingkatkan Daya Saing Industri Makanan

Rabu, 23 Agustus 2017 - 23:35 WIB
Indonesia-India Tingkatkan...
Indonesia-India Tingkatkan Daya Saing Industri Makanan
A A A
JAKARTA - Balai Besar Industri Agro (BBIA) Kementerian Perindustrian berkomitmen umeningkatkan kompetensi sebagai pusat riset dan penyedia jasa teknis industri seperti pengujian makanan, sertifikasi ISO dan SNI, pelatihan hingga konsultansi.

"Indonesia mempunyai modal sumber daya alam yang sangat melimpah, namun masih perlu mengejar perkembangan teknologi terkini dengan belajar dari negara lain," ujar Kepala BBIA Bogor Umar Habson melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Rabu (23/8/2017).

Dengan India, lanjutnya, BBIA akan melakukan kerja sama litbang dan pengembangan produk, serta pertukaran peneliti dan kerja sama bidang lain yang diperlukan untuk peningkatan daya saing industri makanan dan minuman nasional agar lebih kompetitif di tingkat global.

Sementara itu, Menteri Industri Pengolahan Makanan India Sadhvi Niranjan Jyoti mengungkapkan, kunjungannya ke Indonesia, khususnya ke BBIA Bogor dalam rangka membuka peluang kerja sama bilateral di bidang litbang industri, terutama sektor makanan. Selain itu juga untuk mempromosikan acara World Food India (WFI) 2017 yang akan diselenggarakan pada November nanti di New Delhi.

"Pasar makanan dan grosir di lndia adalah terbesar keenam di dunia. Tingkat pertumbuhan tahunan sektor pengolahan makanan lndia lebih dari tujuh persen," ungkapnya.

Adapun industri makanan lndia yang dipasarkan melalui online tumbuh 150% pada tahun 2016. Bahkan, lndia menjadi basis produksi diversifikasi terbesar di 42 Mega Food Parks.

Pertumbuhan industri makanan di India yang signifikan tersebut, juga dialami di Indonesia. Kemenperin mencatat, industri makanan dan minuman nasional mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,19% pada triwulan II tahun 2017.

Capaian tersebut turut beperan dalam kontribusi manufaktur andalan ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non-migas yang mencapai 34,42% atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya.

Sementara, nilai ekspor produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit pada Januari-Juni 2017 mencapai USD15,4 miliar. Kinerja ini mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan impor produk makanan dan minuman pada periode yang sama sebesar USD4,8 miliar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0960 seconds (0.1#10.140)