Forum Rektor Indonesia Diskusikan Ekonomi Pancasila
A
A
A
YOGYAKARTA - Forum Rektor Indonesia (FRI) kembali menggelar diskusi panel Sistem ekonomi Pancasila. Acara yang digelar di kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat (25/8/2017)
Diskusi ini menghadirkan narasumber mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier, Ketua Pokja Ekonomi Pancasila FR, Edy Suandi Hamid, Direktur Indef Enny Sri Hartati, dan juga pengamat ekonomi Aviliani. Diskusi dibuka oleh Ketua Dewan Pertimbangan FRI Rohmad Wahab yang juga mantan Rektor UNY.
"Diskusi ini untuk memperkuat sistem ekonomi Pancasila guna mengatasi ketimpangan ekonomi," jelas Kasiyarno, rektor UAD yang menjadi penyelenggara. Diskusi panel sendiri diikuti puluhan rektor dari perwakilan PTN dan PTS yang ada di Indonesia. Termasuk sejumlah sarjana ekonomi yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.
Menurut Kasiyarno, FRI memilii anggota sekitar 4.400 kampus. Melalui diskusi seperti ini diharapkan mampu menjadikan kampus sebagai gerakan untuk mengatasi kemiskinan. Sehingga peran kampus akan lebih luas disamping tugas utama untuk memajukan sistem pendidikan.
"PTN dan PTS ini akan menjadi agen perubahan. Sedangkan forum ini akan menjadi organ penting dalam mewujudkan sistem ekonomi Pancasila," tuturnya.
Rohmad Wahab mengatakan tema yang diangkat sangat sesuai dengan kelompok kerja ekonomi Pancasila. Dalam FRI sendiri banyak sekali dibentuk berbagai pokja sesuai dengan kondisi bangsa. "Melalui diskusi ini diharapkan muncul ide-ide konstruktif untuk menjadi masukan bagi presiden dan menteri," terangnya.
Mantan Rektor UNY ini melihat, sistem ekonomi Pancasila sebenarnya sudah muncul sejak zaman Orde Baru dengan gerakan koperasi. Belakangan ini muncul juga ekonomi syariah yang juga bagian dari ekonomi Pancasila yang menjadi penjabaran dari Sila Pertama.
"Tidak hanya ekonomi kerakyatan, namun bagaimana ekonomi Pancasila dibangun atas dasar sila-sila dalam Pancasila," jelasnya.
Diskusi ini menghadirkan narasumber mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier, Ketua Pokja Ekonomi Pancasila FR, Edy Suandi Hamid, Direktur Indef Enny Sri Hartati, dan juga pengamat ekonomi Aviliani. Diskusi dibuka oleh Ketua Dewan Pertimbangan FRI Rohmad Wahab yang juga mantan Rektor UNY.
"Diskusi ini untuk memperkuat sistem ekonomi Pancasila guna mengatasi ketimpangan ekonomi," jelas Kasiyarno, rektor UAD yang menjadi penyelenggara. Diskusi panel sendiri diikuti puluhan rektor dari perwakilan PTN dan PTS yang ada di Indonesia. Termasuk sejumlah sarjana ekonomi yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.
Menurut Kasiyarno, FRI memilii anggota sekitar 4.400 kampus. Melalui diskusi seperti ini diharapkan mampu menjadikan kampus sebagai gerakan untuk mengatasi kemiskinan. Sehingga peran kampus akan lebih luas disamping tugas utama untuk memajukan sistem pendidikan.
"PTN dan PTS ini akan menjadi agen perubahan. Sedangkan forum ini akan menjadi organ penting dalam mewujudkan sistem ekonomi Pancasila," tuturnya.
Rohmad Wahab mengatakan tema yang diangkat sangat sesuai dengan kelompok kerja ekonomi Pancasila. Dalam FRI sendiri banyak sekali dibentuk berbagai pokja sesuai dengan kondisi bangsa. "Melalui diskusi ini diharapkan muncul ide-ide konstruktif untuk menjadi masukan bagi presiden dan menteri," terangnya.
Mantan Rektor UNY ini melihat, sistem ekonomi Pancasila sebenarnya sudah muncul sejak zaman Orde Baru dengan gerakan koperasi. Belakangan ini muncul juga ekonomi syariah yang juga bagian dari ekonomi Pancasila yang menjadi penjabaran dari Sila Pertama.
"Tidak hanya ekonomi kerakyatan, namun bagaimana ekonomi Pancasila dibangun atas dasar sila-sila dalam Pancasila," jelasnya.
(ven)