BRIsat Inovasi Menjangkau Pelosok Negeri
A
A
A
Tak terasa sudah hampir setahun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) meluncurkan satelit (BRIsat). Langkah tersebut merupakan inovasi penting yang dilakukan BRI dalam rangka meningkatkan kinerjanya, sekaligus dalam rangka melayani Indonesia yang memiliki kondisi geografis unik.
Executive Vice President Divisi Satelit dan Jaringan Telekomunikasi BRI Meiditomo Sutyarjoko mengatakan, BRI sudah berhasil meluncurkan satelitnya sekitar setahun lalu. BRIsat mengorbit 150.5 BT di atas Papua dan telah memberikan pelayanan kepada 11.400 lokasi di seluruh Indonesia. "Ini developtercepat yang pernah saya lihat," tutur dia kepada KORAN SINDO di Jakarta, baru-baru ini. Sebenarnya, menurut Meiditomo, sejak berdiri pada 1895, BRI telah terbiasa melakukan inovasi.
Hal itu terbukti dari terus bertahannya BRI pada era yang semakin kompetitif. Bahkan setiap bulannya, banyak inovasi yang dikeluarkan karyawan BRI. "Tentu saja hal itu membanggakan karena inovasi merupakan salah satu syarat utama bagi sebuah perusahaan untuk terus berkembang," kata dia.
Meiditomo mengungkapkan, perpaduan antara sumber daya manusia yang berkualitas dan keberadaan BRIsat diyakini akan menghasilkan hal positif bagi BRI. Di antaranya mengefisienkan, efektivitas usaha, dan memperluas jangkauan usaha perusahaan. Apalagi pada saat ini, BRI telah mengoperasikan 23.000 ATM, 210.000 EDC, dan 65.000 agen BRILink yang semuanya membutuhkan kapasitas.
Menurut dia, ketiga hal itu akan sulit diperoleh jika BRI mempergunakan cara konvensional, yakni menyewa satelit. Dengan membeli, BRI bisa menggunakan satelit untuk jangka waktu 15 tahun dan bisa diperpanjang menjadi 18 tahun. Biaya yang dikeluarkan BRI relatif lebih murah karena sama dengan biaya sewa transponder untuk kurun waktu kurang lebih 6-7 tahun. Sebelum memiliki satelit, lanjut Meiditomo, BRI banyak mengalami gangguan komunikasi yang menyebabkan layanan BRI terkadang menurun, sedangkan komunikasi menggunakan kabel juga belum begitu optimal.
Dengan adanya satelit ini, layanan perbankan BRI bisa ditingkatkan, bahkan di tempat terpencil pun sudah bisa dilakukan. "Seperti di Papua, tinggal memasang antena. Seminggu kemudian sudah bisa tersambung," tutur dia.
Selain itu, Meiditomo memaparkan, BRI juga bisa membuka peluang bisnis lain dari adanya satelit salah satunya untuk pengembangan fintech . Perkembangan fintech telah membuat perbankan mengubah pola bisnis dan pelayanan kepada konsumen. "Misalkan saja, e-pasar, nasabah BRI dapat melakukan transaksi jual beli secara online dan bahkan men-display produk UMKM-nya secara virtual menggunakan teknologi video mapping," katanya.
Pada saat ini, Meiditomo mengungkapkan, BRI memiliki beberapa anak usaha, termasuk provider telekomunikasi. Hal itu dilakukan karena tanpa memiliki sistem sendiri, perseroan akan bergantung pada pihak lain. Padahal, bisnis harus terus berjalan. Kendati begitu, pihaknya tetap bersinergi dan bekerja sama dengan operator lain untuk meningkatkan kualitas usaha.
Itulah sebabnya dia memastikan, peluncuran BRIsat guna menjangkau seluruh nasabah yang ada hingga ke pelosok negeri. Bahkan, adanya satelit ini akan memperluas cakupan nasabah hingga masyarakat di kelas menengah ke bawah. "Itulah sebabnya tujuan pembelian satelit untuk kepentingan nasabah yang berada hampir di seluruh pelosok Tanah Air," kata dia.
Menurut Meiditomo, BRIsat sudah mulai bisa dirasakan manfaatnya oleh nasabah BRI, salah satunya dengan pemanfaatan jaringan komunikasi yang digunakan oleh BRI Digital. BRI Digital mengintegrasikan beberapa layanan perbankan secara terpadu dengan menyediakan beberapa fasilitas, di antaranya Transparent Glass Interactive (Oled), Hybrid Machine, Smart Table, Cash Recycle Machine, Video Banking, E-UMKM Interactive, E-Board, Media Wall Interactive, dan Online Banking.
"Kami juga masuk ke desa-desa di daerah yang belum banyak dijangkau bank lain. Selama ini mereka belum banyak tersentuh layanan perbankan. Padahal, kemampuan menabung cukup besar. Begitu juga masyarakat perkotaan yang cenderung tidak sempat datang ke bank karena kesibukannya. Makanya, produk yang kami kembangkan harus disesuaikan dengan kebutuhan nasabah," paparnya.
Meiditomo mengakui, perkembangan bisnis digital yang dikembangkan BRI merupakan sebuah keharusan. Meskipun kadang-kadang banyak orang yang tidak mengetahui mau dibawa ke mana perkembangan digital. Oleh sebab itulah, BRI berkomitmen tetap bereksperimen agar bisa berubah menjadi lebih baik daripada saat ini. (Hermansah)
Executive Vice President Divisi Satelit dan Jaringan Telekomunikasi BRI Meiditomo Sutyarjoko mengatakan, BRI sudah berhasil meluncurkan satelitnya sekitar setahun lalu. BRIsat mengorbit 150.5 BT di atas Papua dan telah memberikan pelayanan kepada 11.400 lokasi di seluruh Indonesia. "Ini developtercepat yang pernah saya lihat," tutur dia kepada KORAN SINDO di Jakarta, baru-baru ini. Sebenarnya, menurut Meiditomo, sejak berdiri pada 1895, BRI telah terbiasa melakukan inovasi.
Hal itu terbukti dari terus bertahannya BRI pada era yang semakin kompetitif. Bahkan setiap bulannya, banyak inovasi yang dikeluarkan karyawan BRI. "Tentu saja hal itu membanggakan karena inovasi merupakan salah satu syarat utama bagi sebuah perusahaan untuk terus berkembang," kata dia.
Meiditomo mengungkapkan, perpaduan antara sumber daya manusia yang berkualitas dan keberadaan BRIsat diyakini akan menghasilkan hal positif bagi BRI. Di antaranya mengefisienkan, efektivitas usaha, dan memperluas jangkauan usaha perusahaan. Apalagi pada saat ini, BRI telah mengoperasikan 23.000 ATM, 210.000 EDC, dan 65.000 agen BRILink yang semuanya membutuhkan kapasitas.
Menurut dia, ketiga hal itu akan sulit diperoleh jika BRI mempergunakan cara konvensional, yakni menyewa satelit. Dengan membeli, BRI bisa menggunakan satelit untuk jangka waktu 15 tahun dan bisa diperpanjang menjadi 18 tahun. Biaya yang dikeluarkan BRI relatif lebih murah karena sama dengan biaya sewa transponder untuk kurun waktu kurang lebih 6-7 tahun. Sebelum memiliki satelit, lanjut Meiditomo, BRI banyak mengalami gangguan komunikasi yang menyebabkan layanan BRI terkadang menurun, sedangkan komunikasi menggunakan kabel juga belum begitu optimal.
Dengan adanya satelit ini, layanan perbankan BRI bisa ditingkatkan, bahkan di tempat terpencil pun sudah bisa dilakukan. "Seperti di Papua, tinggal memasang antena. Seminggu kemudian sudah bisa tersambung," tutur dia.
Selain itu, Meiditomo memaparkan, BRI juga bisa membuka peluang bisnis lain dari adanya satelit salah satunya untuk pengembangan fintech . Perkembangan fintech telah membuat perbankan mengubah pola bisnis dan pelayanan kepada konsumen. "Misalkan saja, e-pasar, nasabah BRI dapat melakukan transaksi jual beli secara online dan bahkan men-display produk UMKM-nya secara virtual menggunakan teknologi video mapping," katanya.
Pada saat ini, Meiditomo mengungkapkan, BRI memiliki beberapa anak usaha, termasuk provider telekomunikasi. Hal itu dilakukan karena tanpa memiliki sistem sendiri, perseroan akan bergantung pada pihak lain. Padahal, bisnis harus terus berjalan. Kendati begitu, pihaknya tetap bersinergi dan bekerja sama dengan operator lain untuk meningkatkan kualitas usaha.
Itulah sebabnya dia memastikan, peluncuran BRIsat guna menjangkau seluruh nasabah yang ada hingga ke pelosok negeri. Bahkan, adanya satelit ini akan memperluas cakupan nasabah hingga masyarakat di kelas menengah ke bawah. "Itulah sebabnya tujuan pembelian satelit untuk kepentingan nasabah yang berada hampir di seluruh pelosok Tanah Air," kata dia.
Menurut Meiditomo, BRIsat sudah mulai bisa dirasakan manfaatnya oleh nasabah BRI, salah satunya dengan pemanfaatan jaringan komunikasi yang digunakan oleh BRI Digital. BRI Digital mengintegrasikan beberapa layanan perbankan secara terpadu dengan menyediakan beberapa fasilitas, di antaranya Transparent Glass Interactive (Oled), Hybrid Machine, Smart Table, Cash Recycle Machine, Video Banking, E-UMKM Interactive, E-Board, Media Wall Interactive, dan Online Banking.
"Kami juga masuk ke desa-desa di daerah yang belum banyak dijangkau bank lain. Selama ini mereka belum banyak tersentuh layanan perbankan. Padahal, kemampuan menabung cukup besar. Begitu juga masyarakat perkotaan yang cenderung tidak sempat datang ke bank karena kesibukannya. Makanya, produk yang kami kembangkan harus disesuaikan dengan kebutuhan nasabah," paparnya.
Meiditomo mengakui, perkembangan bisnis digital yang dikembangkan BRI merupakan sebuah keharusan. Meskipun kadang-kadang banyak orang yang tidak mengetahui mau dibawa ke mana perkembangan digital. Oleh sebab itulah, BRI berkomitmen tetap bereksperimen agar bisa berubah menjadi lebih baik daripada saat ini. (Hermansah)
(bbk)