Menteri Rini Siap Tekan Impor Bawang Putih
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Marini Soemarno ingin mengembalikan kejayaan komoditas bawang putih di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat seperti era 1990-an. Skema pun disiapkan melalui Sinergi BUMN membantu petani bawang putih, mulai dari pembiayaan KUR, pupuk, hingga off taker hasil panen.
Sinergi penyaluran Kredit Usaha Rakyat ini berasal dari Bank BNI, pupuk dari Pupuk Kaltim, hingga PT Sang Hyang Seri untuk off taker pasca panen. Strategi ini diharapkan dapat mengembalikan minat petani kembali menanam bawang putih.
"Kalau produksi sudah tinggi dan harga bagus, saya akan bicara ke Menteri Perdagangan untuk menekan impor bawang putih dari luar. Fokusnya sekarang bagaimana petani tidak merugi, dan bank pemberi KUR juga tidak rugi," ujar Rini dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (3/9/2017).
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan siap menyalurkan KUR khusus untuk membantu para petani bawang putih di daerah Sembalun. KUR BNI ini akan membantu 300 petani bawang dari total 4.000 petani dalam meningkatkan produktivitas perkebunan bawang.
"Hanya Sinergi BUMN yang memiliki infrastruktur mendukung pertanian bawang putih ini. Kami melihat potensi bawang putih dengan harga yang sedang bagus. Berikutnya juga kami melihat potensi komoditas kentang, dan pembangunan homestay," ujar Baiquni dalam kesempatan sama.
Penyaluran KUR BNI kali ini merupakan salah satu langkah awal dalam penyaluran kredit kepada petani bawang secara lebih luas di kawasan Sembalun. Penyaluran KUR tersebut diperuntukan bagi petani bawang yang mengelola lahan dan membutuhkan modal kerja. "Dana KUR BNI itu dapat digunakan petani bawang untuk menutupi biaya pengolahan lahan, pembelian pupuk, hingga pembelian obat-obatan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan bawang mereka," ujar Baiquni
KUR BNI ini akan menurunkan beban petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Pengelolaan 1 hektare lahan di kawasan Sembalun membutuhkan modal sekitar Rp120 juta. Salah seorang petani, Darsilin, mengaku senang mendapat pinjaman KUR sebesar Rp10 juta untuk modal bertanam bawang putih.
Saat ini, disebutnya harga bawang putih sedang bagus, tanpa dia tahu penyebabnya. Namun pinjaman tersebut masih belum mencukupi modal awal bertanam di lahan setengah hektare yang mencapai Rp15 juta. Namun ini permulaan yang baik menurutnya karena sejak awal bertani belum pernah mendapat sentuhan perbankan.
"Saya bertani sejak kecil dan baru kali ini dikasih pinjaman bank. Sebenarnya kami sangat butuh sekali. Saya tidak berani pinjam di tengkulak karena kalau terlambat, jumlahnya bisa dinaikkan dua kali lipat. Kalau dengan bank bisa lebih mengerti," ujar Darsilin.
Sinergi penyaluran Kredit Usaha Rakyat ini berasal dari Bank BNI, pupuk dari Pupuk Kaltim, hingga PT Sang Hyang Seri untuk off taker pasca panen. Strategi ini diharapkan dapat mengembalikan minat petani kembali menanam bawang putih.
"Kalau produksi sudah tinggi dan harga bagus, saya akan bicara ke Menteri Perdagangan untuk menekan impor bawang putih dari luar. Fokusnya sekarang bagaimana petani tidak merugi, dan bank pemberi KUR juga tidak rugi," ujar Rini dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (3/9/2017).
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan siap menyalurkan KUR khusus untuk membantu para petani bawang putih di daerah Sembalun. KUR BNI ini akan membantu 300 petani bawang dari total 4.000 petani dalam meningkatkan produktivitas perkebunan bawang.
"Hanya Sinergi BUMN yang memiliki infrastruktur mendukung pertanian bawang putih ini. Kami melihat potensi bawang putih dengan harga yang sedang bagus. Berikutnya juga kami melihat potensi komoditas kentang, dan pembangunan homestay," ujar Baiquni dalam kesempatan sama.
Penyaluran KUR BNI kali ini merupakan salah satu langkah awal dalam penyaluran kredit kepada petani bawang secara lebih luas di kawasan Sembalun. Penyaluran KUR tersebut diperuntukan bagi petani bawang yang mengelola lahan dan membutuhkan modal kerja. "Dana KUR BNI itu dapat digunakan petani bawang untuk menutupi biaya pengolahan lahan, pembelian pupuk, hingga pembelian obat-obatan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan bawang mereka," ujar Baiquni
KUR BNI ini akan menurunkan beban petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Pengelolaan 1 hektare lahan di kawasan Sembalun membutuhkan modal sekitar Rp120 juta. Salah seorang petani, Darsilin, mengaku senang mendapat pinjaman KUR sebesar Rp10 juta untuk modal bertanam bawang putih.
Saat ini, disebutnya harga bawang putih sedang bagus, tanpa dia tahu penyebabnya. Namun pinjaman tersebut masih belum mencukupi modal awal bertanam di lahan setengah hektare yang mencapai Rp15 juta. Namun ini permulaan yang baik menurutnya karena sejak awal bertani belum pernah mendapat sentuhan perbankan.
"Saya bertani sejak kecil dan baru kali ini dikasih pinjaman bank. Sebenarnya kami sangat butuh sekali. Saya tidak berani pinjam di tengkulak karena kalau terlambat, jumlahnya bisa dinaikkan dua kali lipat. Kalau dengan bank bisa lebih mengerti," ujar Darsilin.
(ven)