Dukung Petani, Kementerian BUMN Kawinkan Program Makmur dengan KUR

Minggu, 13 Maret 2022 - 12:40 WIB
loading...
Dukung Petani, Kementerian BUMN Kawinkan Program Makmur dengan KUR
Sinergi program Makmur dan KUR sangat mendukung produktivitas petani. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengawinkan atau mensinergikan program Makmur PT Pupuk Indonesia dengan kredit usaha rakyat ( KUR ). Komitmen ini disampaikan oleh Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, di hadapan para petani tebu Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (12/3/2022).



Proses sinergi program yang memiliki makna “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat” dengan KUR ini sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap para petani, khususnya di Jawa Timur.

“Tujuannya supaya para petani semakin sejahtera dengan cara dapat pendanaan, kemudian dapat pupuk, kemudian kalau gagal panen dikasih asuransi. Juga dana pengelolaan lahan, lalu ada yang beli, ada offtakernya,” demikian ungkap Arya, dalam keterangannya, Minggu (13/3/2022).

Arya mengatakan bahwa program Makmur merupakan salah satu upaya dan solusi yang diberikan pemerintah kepada petani Tanah Air untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan dari usaha tani. Makmur menjadi solusi bagi petani lantaran program ini merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker, hingga pemerintah daerah.

Dengan begitu, dikatakan Arya bahwa program Makmur mampu menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh para petani. Adapun keluhan yang sering didapatkan para petani adalah mengenai ketersediaan pupuk. Melalui program Makmur, Arya memastikan kebutuhan pupuk petani akan lebiu terjamin, apalagi pupuk yang dimanfaatkan merupakan non-subsidi atau komersil.

“Pak Erick itu meminta perbankan BUMN seperti BRI dan lainnya dipakai sebagai yang menanggulangi pendanaannya, supaya ada perubahan di pertanian kita. Sudah pasti kita menyarankan tidak pakai pupuk subsidi, karena dari pupuk non-subsidi diharapkan hasil produktivitasnya naik 40%-60% dibandingkan biasanya,” kata Arya.

Keluhan mengenai ketersediaan pupuk pun langsung diungkapkan oleh salah satu perwakilan petani tebu Desa Kebaron, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Dia mengatakan bahwa petani tebu sulit mendapatkan pupuk non-subsidi karena ketersediaannya yang kurang dan harganya yang tinggi. Sementara pupuk subsidi alokasinya terbatas.



Mendengar keluhan petani tersebut, Arya pun menjawab bahwa program Makmur mampu menjamin ketersediaan pupuk non-subsidi petani yang ikut program Pupuk Indonesia ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3781 seconds (0.1#10.140)