Listrik EBT Disiapkan untuk Generasi Indonesia Mendatang
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, kesiapan pemerintah dalam mengembangkan komitmen tenaga listrik dari energi terbarukan (EBT) bukan tanpa alasan. Pasalnya, pemerintah ingin membangun sumber daya yang berkelanjutan untuk kebutuhan generasi akan datang.
(Baca Juga: PLN Tanda Tangani 11 PPA Pembangkit EBT)
Jonan menuturkan, rasa terima kasih dan ucapan selamat kepada PLN dan para pengembang, karena sudah bekerja sama dengan baik bersama pemerintah dan sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini untuk generasi ke depan mengurangi efek polusi. Polusi dari transportai dan listrik, seperti mobil listirk kalau ini berjalan akan meningkatkan ketahanan energi, karena listriknya enggak impor, itu akan terjadi digenerasi berikutnya. Karena kalau tidak mempersiapkan dari sekarang, generasi berikutnya akan tertinggal," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/92017).
Untuk mengembangkan EBT komitmen Presiden Jokowi juga berdasarkan pada mengurangi polusi, dalam hal ini berusaha mencapai bauran energi di 2025. "Sekarang 11%, ke depan kita coba semaksimal mungkin," imbuhnya.
Saat ini, lanjut Jonan, tarif listrik dari EBT makin lama makin kompetitif dengan energi yang sudah ada. Bahkan, Jonan berpendapat bahwa EBT merupakan investasi bisnis jangka panjang.
"Ada yang tanya ke saya, ini bisa untung enggak? Ya kalau enggak untung, enggak ada yang tanda tangan dong, ini bisnis jangka panjang yang untungnya besar," jelas dia.
(Baca Juga: PLN Tanda Tangani 11 PPA Pembangkit EBT)
Jonan menuturkan, rasa terima kasih dan ucapan selamat kepada PLN dan para pengembang, karena sudah bekerja sama dengan baik bersama pemerintah dan sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini untuk generasi ke depan mengurangi efek polusi. Polusi dari transportai dan listrik, seperti mobil listirk kalau ini berjalan akan meningkatkan ketahanan energi, karena listriknya enggak impor, itu akan terjadi digenerasi berikutnya. Karena kalau tidak mempersiapkan dari sekarang, generasi berikutnya akan tertinggal," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/92017).
Untuk mengembangkan EBT komitmen Presiden Jokowi juga berdasarkan pada mengurangi polusi, dalam hal ini berusaha mencapai bauran energi di 2025. "Sekarang 11%, ke depan kita coba semaksimal mungkin," imbuhnya.
Saat ini, lanjut Jonan, tarif listrik dari EBT makin lama makin kompetitif dengan energi yang sudah ada. Bahkan, Jonan berpendapat bahwa EBT merupakan investasi bisnis jangka panjang.
"Ada yang tanya ke saya, ini bisa untung enggak? Ya kalau enggak untung, enggak ada yang tanda tangan dong, ini bisnis jangka panjang yang untungnya besar," jelas dia.
(izz)