DPR Minta Pengusaha Berhenti Impor Tembakau
A
A
A
JAKARTA - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI meminta para pengusaha rokok nasional menghentikan impor tembakau. Pasalnya, impor hanya akan mematikan petani tembakau lokal.
"Kami juga dengar impor tembakau dari China dan India berlangsung. Kami mohon impor itu dihentikan karena bisa mematikan petani tembakau lokal," kata Anggota Banggar DPR RI Endang Srikarti Handayani saat rapat dengar pendapat dengan Gaprindo di Jakara, Senin (11/9/2017).
Endang justru lebih menyarankan agar para pengusaha rokok anggota Gaprindo maupun lainnya lebih memperhatikan petani tembakau lokal. Bila perlu dirawat dengan baik dengan pola pendampingan, sehingga dapat memghasilkan tembakau yang baik.
(Baca Juga: Banggar Limpahkan Masalah Penerimaan Cukai Rokok ke Komisi XI)
"Logikanya kalau petani tembakau lokal diperhatikan dan dirawat, maka produksinya bisa lebih baik. Kalau produksi tembakau lokal baik maka keberlangsungan pabrik rokok juga baik," ujar dia.
Anggota Banggar lain, Andi Achmad Dara menambahkan, pihaknya tetap mendukung keberadaan dan keberlangsungan pabrik-pabrik rokok nasional. Sebab, sampai saat ini sumbangan penerimaan cukai rokok masih besar selain minol. Hanya saja pelaku bisnis rokok memperhatikan petani tembakau.
"Pabrik rokok tetep kita dukung. Impor tembakau harus dihentikan dan menomorsatukan petani lokal untuk terus dibina. Kalau petani tembakau dimatikan justru akan mematikan pabrik. Secara bisnis pengusaha harus berpihak kepada petani," terangnya.
Dia menjelaskan, bila fungsi cukai rokok tidak hanya sisi penerimaan negara, tetapi lebih dari itu. Cukai rokok dinilai bagian untuk pengendalian harga rokok nasional.
"Kami juga dengar impor tembakau dari China dan India berlangsung. Kami mohon impor itu dihentikan karena bisa mematikan petani tembakau lokal," kata Anggota Banggar DPR RI Endang Srikarti Handayani saat rapat dengar pendapat dengan Gaprindo di Jakara, Senin (11/9/2017).
Endang justru lebih menyarankan agar para pengusaha rokok anggota Gaprindo maupun lainnya lebih memperhatikan petani tembakau lokal. Bila perlu dirawat dengan baik dengan pola pendampingan, sehingga dapat memghasilkan tembakau yang baik.
(Baca Juga: Banggar Limpahkan Masalah Penerimaan Cukai Rokok ke Komisi XI)
"Logikanya kalau petani tembakau lokal diperhatikan dan dirawat, maka produksinya bisa lebih baik. Kalau produksi tembakau lokal baik maka keberlangsungan pabrik rokok juga baik," ujar dia.
Anggota Banggar lain, Andi Achmad Dara menambahkan, pihaknya tetap mendukung keberadaan dan keberlangsungan pabrik-pabrik rokok nasional. Sebab, sampai saat ini sumbangan penerimaan cukai rokok masih besar selain minol. Hanya saja pelaku bisnis rokok memperhatikan petani tembakau.
"Pabrik rokok tetep kita dukung. Impor tembakau harus dihentikan dan menomorsatukan petani lokal untuk terus dibina. Kalau petani tembakau dimatikan justru akan mematikan pabrik. Secara bisnis pengusaha harus berpihak kepada petani," terangnya.
Dia menjelaskan, bila fungsi cukai rokok tidak hanya sisi penerimaan negara, tetapi lebih dari itu. Cukai rokok dinilai bagian untuk pengendalian harga rokok nasional.
(izz)