Fluktuasi Mata Uang Bikin Trading Forex Lebih Menguntungkan

Jum'at, 15 September 2017 - 14:58 WIB
Fluktuasi Mata Uang Bikin Trading Forex Lebih Menguntungkan
Fluktuasi Mata Uang Bikin Trading Forex Lebih Menguntungkan
A A A
JAKARTA - Di tengah fluktuasi nilai mata uang dunia saat ini, justru membuat PT Monex Investindo Futures optimistis trading Forex (jual beli mata uang dunia) akan menjadi pilihan investasi masyarakat kedepannya. Hal ini diperkuat instrumen Forex yang saat ini sudah semakin bervariasi dan mengimbangi pasar modal.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dalam kondisi nilai mata uang yang fluktuatif saat ini, justru sangat menguntungkan untuk trading Forex. Berbeda dengan pasar modal yang memberikan return hanya searah sedangkan di Forex bisa dua arah. Jadi lebih banyak sumber returnnya.

“Tools untuk trading yang kami tawarkan juga semakin lengkap, sehingga lebih efisien untuk nasabah. Nasabah bisa mengetahui sentimen pasar dan juga bisa melawan sentimen mainstream. Kami ciptakan instrumen ini sendiri bukan beli dari luar. Saat ini ada 5 ribu nasabah aktif dan 20 ribu yang tidak aktif. Kami yakin kedepan transaksi akan terus meningkat baik dari nasabah lama ataupun baru,” ujar Ariston, Jumat (15/9/2017).

Dia menambahkan, saat ini tren dolar Amerika Serikat (USD) sedang melemah tajam karena krisis di Korea Utara (Korut) dan bencana alam di AS. Namun dua hari ini USD terlihat menguat terhadap mata uang dunia bersamaaan harga emas yang juga melemah. “Dalam trading Forex, ekspektasi saja sudah cukup menggerakkan transaksi. Karena itu informasi kami update kepada nasabah sehingga bisa lebih pede dalam bertransaksi,” ujarnya.

Sedangkan Head of Public Relations Monex Investindo Futures, Omegawati mengatakan dalam 5 hingga 10 tahun kedepan peminat trading forex akan naik signifikan. Karena itu edukasi harus terus diberikan karena masih banyak masyarakat yang ragu. Dia mencontohkan anak anak muda di Jepang sudah biasa mempunyai akun Forex sejak dini.

Terang dia mereka akan melakukan trading Forex untuk mencari uang jajan untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan. Sementara di Indonesia saat ini minat trading Forex ramai diminati pekerja muda usia 27 tahun ke atas.

“Dalam 5-10 tahun ke depan trading Forex akan sangat diminati karena terus ada perkembangan teknologi. Asalkan nasabah bisa mengatur dengan baik, tentu bisa berikan return maksimal. Terlebih kami juga memberi tools untuk mencapai target nasabah, meskipun di kondisi market buruk sekalpun. Mereka bisa setting stop di level yang dipilih,” sambung Mega.

Edukasi nasabahnya dilakukan dalam seminar yang diadakan perseroan demi memberikan insight kepada nasabah untuk menavigasi peluang di pasar keuangan global. "Edukasi dan sosialisasi sangat penting saat ini. Kami membuat seminar agar nasabah dapat bertanya soal soal teknis menggunakan tools," ujar Mega.

Omegawati mencontohkan misalnya dalam seminar membahas mulai dari situasi pasar global terkini, informasi posisi trading bank-bank besar untuk menangkap peluang, pola pergerakan harga yang penting di Autochartist dan bagaimana mengambil keuntungan dari hal ini. Selanjutnya juga ada materi bagaimana membuat strategi trading yang bagus bersama Tradeworks.

"Berbagai panduan dari pembicara-pembicara tersebut akan memberikan kekuatan bagi trader untuk menavigasi pasar keuangan global. Monex selalu membantu nasabah mengembangkan kemampuan tradingnya dengan edukasi premium dan fasilitas trading tools yang eksklusif," ujarnya.

Hingga kemarin laju Rupiah masih melanjutkan pelemahannya meski pergerakan USD di pasar spot valas Asia cenderung tertahan seiring aksi tunggu pelaku pasar terhadap data consumer inflation di AS untuk menentukan arah kebijakan The Fed terutama untuk pengetatan kredit.

Di sisi lain, menguatnya laju AUD seiring dengan kenaikan jumlah pekerja di Australia tampaknya kurang kuat imbasnya ke Rupiah karena juga diimbangi oleh melemahnya Yuan setelah dirilis penurunan angka pertumbuhan produksi industri dan penjualan ritelnya.

Sementara dari dalam negeri, berita turunnya suku bunga LPS untuk menurunkan tingkat suku bunga perbankan kurang kuat mengangkat Rupiah karena dibarengi dengan berita masih banyaknya inefisiensi penggunaan APBN dan APBD yang disampaikan Presiden Jokowi sehingga kembali melemahkan Rupiah.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7204 seconds (0.1#10.140)