BNI Target Suntik Investasi untuk 25 Startup Digital
A
A
A
YOGYAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI optimistis menggandeng 25 startup digital untuk proses inkubasi dan akselerasi. Startup tersebut merupakan hasil BNI Hackfest 2017 di dua kota yaitu Malang (11-12 Maret 2017) dan Makassar (20-21 Mei 2017). Kini, event yang sama digelar di Yogyakarta pada 16-17 September 2017.
Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan, perseroan menyiapkan berbagai jalur untuk menyuntikkan investasi kepada startup untuk memperkuat digital banking. Salah satu strateginya dengan mendirikan perusahaan modal ventura yang diharapkan dapat diluncurkan tahun ini juga.
Sedangkan srategi lainnya ialah penyertaan saham, penyaluran kredit, hingga sharing profit. “Kami ingin levelnya mereka naik ke level komersil, agar fintench dan bank dapat berkolaborasi. Tahun ini rencananya modal ventura bisa diresmikan, sudah masuk RBB tahun ini,” ujar Bob dalam acara kompetisi BNI Hackfest, di Yogyakarta, Minggu (17/9/2017).
Dia mengaku pihaknya tidak memberikan batasan jumlah startup yang akan diakselerasi dan dibesarkan. Strateginya ialah dengan melakukan saringan yang ketat dari inkubasi hingga dikomersialkan.
Rencananya juga startup yang unggul akan ditawarkan ke jaringan anak usaha BNI apakah ada yang minat untuk mengembangkan. “Bisa saja anak usaha BNI Asset Management atau asuransi yang ingin langsung mengembangkan startup tersebut. Banyak kemungkinan yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Kali ini BNI berkolaborasi dengan Siji Solusi Digital, anak perusahaan TELKOM Indonesia yang bergerak di bidang digital kreatif, memiliki relasi yang dekat dengan komunitas-komunitas startups, serta pengalaman di bidang kompetisi hackathon untuk menyelenggarakan kompetisi dengan pengemasan yang lebih menarik dan kreatif.
Bob Ananta juga mengungkapkan, pada penyelenggaraan di Malang dan Makassar BNI Hackfest 2107 berhasil menarik minat komunitas-komunitas pengembang aplikasi digital maupun para generasi muda yang memiliki latar belakang dan ketertarikan dalam teknologi tersebut dengan sangat baik.
“Pada BNI Hackfest 2017 putaran pertama di Malang, terdapat 90 tim pendaftar yang akhirnya dikurasi menjadi 50 tim. Sedangkan di putaran kedua di Makassar kuota jumlah tim yang mendaftar juga memenuhi target dengan baik,” ujarnya.
BNI Hackfest 2017 1st Round Malang telah menghasilkan 3 (tiga) tim terbaik yaitu aplikasi MySmash (Juara 1) yang bisa membantu seseorang menemukan lokasi bank sampah di sekitarnya, berikut jenis-jenis sampah yang bisa dikirimkan ke bank sampah tersebut, aplikasi Ceki (Juara 2) yang memungkinkan penggunanya melakukan transaksi dengan mekanisme tombol, QR Code, hingga teknologi NFC.
Juara 3 diraih oleh aplikasi DAZ yang memudahkan komunikasi antara ketua RT dengan para warga, serta memperlancar proses pembayaran iuran rutin dari warga. Sedangkan untuk BNI Hackfest 2017 2nd Round Makassar, Juara 1 diraih oleh aplikasi Pay+ yang memungkinkan penggunanya melakukan transaksi kartu kredit dari bank mana saja melalui aplikasi ponsel tanpa fisik kartu.
Aplikasi Teman Bisnis meraih Juara 2 dengan layanan asisten virtual yang bisa memudahkan pemiliki UKM mengembangkan bisnisnya. Adapun Juara 3 diraih oleh Automotive Mobile Home Service yang memudahkan masyarakat melakukan reservasi di bengkel mobil. Adapun Juara 4 dan Juara 5 diraih berturut-turut oleh MicroInvest dan SCM-UMKM.
Ada hal yang berbeda dibandingkan gelaran serupa lainnya, BNI Hackfest kali ini tidak hanya mengundang tim, melainkan mendorong individu yang memiliki ide namun belum memiliki tim untuk mencari sendiri melalui Founders Matching, yaitu sebuah platform aplikasi berbasis web yang ditujukan sebagai ajang pencarian “jodoh” antara para punggawa startup, yaitu Hustler, Hacker dan Hipster.
Dalam dunia startup digital dipercaya bahwa sebuah tim yang ideal adalah jika di dalamnya terdapat sedikitnya 3 (tiga) anggota dengan kapabilitas yang saling menunjang dan melengkapi, yaitu Hustler yang berperan sebagai “penjual ide”, Hacker sebagai pembuat program, dan Hipster sebagai pengemas program sehingga menarik, enak dan nyaman dipakai.
Penjodohan tersebut nantinya diharapkan akan mempertemukan para calon founders startup yang memiliki minat dan visi yang sama, kemampuan dasar yang saling melengkapi dengan jam terbang yang setara. Sehingga dalam proses pengembangan ide nantinya, tim ini sudah memiliki modal fondasi yang kuat dalam menempa tantangan ke depannya.
Selain itu, para peserta kini juga menggunakan aplikasi berbasis ponsel BNI Hackfest yang berfungsi untuk mengetahui update terbaru mengenai acara, jadwal acara, serta komunikasi antar anggota tim.
Tak hanya mendapatkan hadiah puluhan juta rupiah, 3 tim terbaik dari masing-masing kota (Malang, Makassar, Yogyakarta, Bandung, dan Medan) akan mendapatkan pembekalan lebih lanjut bersama BNI untuk menyempurnakan model bisnis dan model operasinya. Setelah melalui sesi penyempurnaan tersebut, seluruh tim finalis akan berpartisipasi dalam sebuah perhelatan nasional BNI digiNation Summit 2017.
BNI digiNation Summit 2017 merupakan sebuah konsep acara yang mengumpulkan berbagai kalangan mulai dari pemerintah (kementerian maupun Pemda), investor, venture capital, komunitas startups, individu-individu yang memiliki passion di bidang digital untuk dapat bersinergi menciptakan inisiatif-inisiatif perbaikan bagi bangsa Indonesia melalui teknologi digital.
Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan, perseroan menyiapkan berbagai jalur untuk menyuntikkan investasi kepada startup untuk memperkuat digital banking. Salah satu strateginya dengan mendirikan perusahaan modal ventura yang diharapkan dapat diluncurkan tahun ini juga.
Sedangkan srategi lainnya ialah penyertaan saham, penyaluran kredit, hingga sharing profit. “Kami ingin levelnya mereka naik ke level komersil, agar fintench dan bank dapat berkolaborasi. Tahun ini rencananya modal ventura bisa diresmikan, sudah masuk RBB tahun ini,” ujar Bob dalam acara kompetisi BNI Hackfest, di Yogyakarta, Minggu (17/9/2017).
Dia mengaku pihaknya tidak memberikan batasan jumlah startup yang akan diakselerasi dan dibesarkan. Strateginya ialah dengan melakukan saringan yang ketat dari inkubasi hingga dikomersialkan.
Rencananya juga startup yang unggul akan ditawarkan ke jaringan anak usaha BNI apakah ada yang minat untuk mengembangkan. “Bisa saja anak usaha BNI Asset Management atau asuransi yang ingin langsung mengembangkan startup tersebut. Banyak kemungkinan yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Kali ini BNI berkolaborasi dengan Siji Solusi Digital, anak perusahaan TELKOM Indonesia yang bergerak di bidang digital kreatif, memiliki relasi yang dekat dengan komunitas-komunitas startups, serta pengalaman di bidang kompetisi hackathon untuk menyelenggarakan kompetisi dengan pengemasan yang lebih menarik dan kreatif.
Bob Ananta juga mengungkapkan, pada penyelenggaraan di Malang dan Makassar BNI Hackfest 2107 berhasil menarik minat komunitas-komunitas pengembang aplikasi digital maupun para generasi muda yang memiliki latar belakang dan ketertarikan dalam teknologi tersebut dengan sangat baik.
“Pada BNI Hackfest 2017 putaran pertama di Malang, terdapat 90 tim pendaftar yang akhirnya dikurasi menjadi 50 tim. Sedangkan di putaran kedua di Makassar kuota jumlah tim yang mendaftar juga memenuhi target dengan baik,” ujarnya.
BNI Hackfest 2017 1st Round Malang telah menghasilkan 3 (tiga) tim terbaik yaitu aplikasi MySmash (Juara 1) yang bisa membantu seseorang menemukan lokasi bank sampah di sekitarnya, berikut jenis-jenis sampah yang bisa dikirimkan ke bank sampah tersebut, aplikasi Ceki (Juara 2) yang memungkinkan penggunanya melakukan transaksi dengan mekanisme tombol, QR Code, hingga teknologi NFC.
Juara 3 diraih oleh aplikasi DAZ yang memudahkan komunikasi antara ketua RT dengan para warga, serta memperlancar proses pembayaran iuran rutin dari warga. Sedangkan untuk BNI Hackfest 2017 2nd Round Makassar, Juara 1 diraih oleh aplikasi Pay+ yang memungkinkan penggunanya melakukan transaksi kartu kredit dari bank mana saja melalui aplikasi ponsel tanpa fisik kartu.
Aplikasi Teman Bisnis meraih Juara 2 dengan layanan asisten virtual yang bisa memudahkan pemiliki UKM mengembangkan bisnisnya. Adapun Juara 3 diraih oleh Automotive Mobile Home Service yang memudahkan masyarakat melakukan reservasi di bengkel mobil. Adapun Juara 4 dan Juara 5 diraih berturut-turut oleh MicroInvest dan SCM-UMKM.
Ada hal yang berbeda dibandingkan gelaran serupa lainnya, BNI Hackfest kali ini tidak hanya mengundang tim, melainkan mendorong individu yang memiliki ide namun belum memiliki tim untuk mencari sendiri melalui Founders Matching, yaitu sebuah platform aplikasi berbasis web yang ditujukan sebagai ajang pencarian “jodoh” antara para punggawa startup, yaitu Hustler, Hacker dan Hipster.
Dalam dunia startup digital dipercaya bahwa sebuah tim yang ideal adalah jika di dalamnya terdapat sedikitnya 3 (tiga) anggota dengan kapabilitas yang saling menunjang dan melengkapi, yaitu Hustler yang berperan sebagai “penjual ide”, Hacker sebagai pembuat program, dan Hipster sebagai pengemas program sehingga menarik, enak dan nyaman dipakai.
Penjodohan tersebut nantinya diharapkan akan mempertemukan para calon founders startup yang memiliki minat dan visi yang sama, kemampuan dasar yang saling melengkapi dengan jam terbang yang setara. Sehingga dalam proses pengembangan ide nantinya, tim ini sudah memiliki modal fondasi yang kuat dalam menempa tantangan ke depannya.
Selain itu, para peserta kini juga menggunakan aplikasi berbasis ponsel BNI Hackfest yang berfungsi untuk mengetahui update terbaru mengenai acara, jadwal acara, serta komunikasi antar anggota tim.
Tak hanya mendapatkan hadiah puluhan juta rupiah, 3 tim terbaik dari masing-masing kota (Malang, Makassar, Yogyakarta, Bandung, dan Medan) akan mendapatkan pembekalan lebih lanjut bersama BNI untuk menyempurnakan model bisnis dan model operasinya. Setelah melalui sesi penyempurnaan tersebut, seluruh tim finalis akan berpartisipasi dalam sebuah perhelatan nasional BNI digiNation Summit 2017.
BNI digiNation Summit 2017 merupakan sebuah konsep acara yang mengumpulkan berbagai kalangan mulai dari pemerintah (kementerian maupun Pemda), investor, venture capital, komunitas startups, individu-individu yang memiliki passion di bidang digital untuk dapat bersinergi menciptakan inisiatif-inisiatif perbaikan bagi bangsa Indonesia melalui teknologi digital.
(akr)