Tak Hanya Alat Transaksi, Rupiah Simbol Kemandirian Bangsa

Selasa, 19 September 2017 - 01:14 WIB
Tak Hanya Alat Transaksi,...
Tak Hanya Alat Transaksi, Rupiah Simbol Kemandirian Bangsa
A A A
JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia akhir tahun 2016 sudah meluncurkan Mata Uang Baru Rupiah emisi 2016. Namun hingga kini, isu-isu negatif dan meresahkan masyarakat terkait mata uang rupiah emisi 2016 masih terus terjadi terutama dalam sosial media.

Anggota Komisi XI DPR RI dari dapil Pasuruan-Probolinggo, Mukhamad Misbakhun berpendapat, mata uang bagi suatu negara tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi perdagangan dan stabilitas ekonomi, namun merupakan identitas dan simbol kedaulatan negara.

“Mencintai dan bertransaksi menggunakan Rupiah, sama dengan mencintai kedaulatan dan kemandirian Indonesia,” kata Misbakhun saat berbicara pada sosialisasi Mata Uang Rupiah “Cinta Rupiah Cinta Indonesia” yang digelar oleh Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Pasuruan bekerjasama dengan Bank Indonesia di Hotel Transit Kota Pasuruan, Senin (18/9).

Menurutnya sesuai Undang-Undang (UU) Mata Uang, Rupiah adalah alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan dalam setiap transaksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kewajiban penggunaan Rupiah ada karena uang merupakan salah satu simbol dan menjadi salah satu pemersatu dan identitas sebuah negara.

Menurutnya, maraknya isu simbol Bank Indonesia (BI) yang diidentikkan palu arit, serta isu di medsos yang makin melemahkan rupiah beberapa waktu lalu adalah bentuk provokasi. Ditegaskan Misbakhun, itu adalah isu provokatif yang bertujuan melemahkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah dan membuat resah masyarakat.

Oleh karena itu, Misbakhun mengajak Muslimat NU dan masyarakat luas untuk memerangi isu provokasi tersebut. Apalagi Kota Pasuruan terkenal sebagai Kota Santri yang menjadi kekuatan besar bagi masyarakat Kota Pasuruan.

“Tugas ibu Muslimat memberikan sosialisasi pada masyarakat. Siapa yang bisa melawan? salah satunya Muslimat NU, bahwa mata uang Rupiah agar bisa dikenali yang asli dan yang palsu, mengingat BI keluarkan mata uang sangat ketat,” ujarnya.

Ke depan, Misbakhun akan mendorong sinergitas antara Bank Indonesia dan Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Pasuruan dalam mewujudkan kemandirian organisasi dan kesejahteraan masyarakat khususnya warga Muslimat NU Kota Pasuruan.

Kepala Bank Indonesia (BI) Cabang Malang Dudi Herawadi mengajak Muslimat NU dan masyarakat luas mengenali mata uang rupiah emisi 2016 yang asli. Hal ini karena sudah banyak yang beredar mata uang palsu emisi 2016.

Dudi juga menghimbau kepada masyarakat melalui muslimat NU Kota Pasuruan agar bersama-sama mewujudkan nasionalisme dan cinta tanah air dengan menjaga rupiah dari isu-isu tidak benar dan mewaspadai mata uang rupiah palsu. “Mencintai Rupiah, menjaga Rupiah merupakan wujud cinta tanah air dan menjaga kedaulatan bangsa,” kata Dudi.

Dalam acara tersebut, Bank Indonesia juga membawa alat peraga yang digunakan dalam presentasi untuk mengenali ciri-ciri mata uang rupiah asli emisi 2016. Turut hadiR pada acara sosialiasi antara lain, Wali Kota Pasuruan Setiyono, Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Johansyah, Rois Suriyah PCNU Kota Pasuruan Ali Iqbal, Ketua Muslimat Kota Pasuruan Hj Sofiyah Khusaeri, pengurus Ranting, pengurus Anak Cabang, dan Pengurus Cabang Muslimat NU Kota Pasuruan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0773 seconds (0.1#10.140)