Masyarakat Indonesia Kini Banyak Keluarkan Uang untuk Wisata
A
A
A
JAKARTA - Tren pengeluaran masyarakat Indonesia perlahan mulai bergeser. Mereka lebih banyak mengeluarkan uang untuk kebutuhan jalan-jalan atau travelling.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Pahala N Mansury mengemukakan, pola kebiasaan masyarakat berubah tak lain karena adanya perbaikan tingkat pendapatan. Kelebihan uang itu salah satunya dialokasikan ke sektor pariwisata.
"Kita semua tentu semua menyadari bahwa perilaku masyarakat dengan meningkatnya pendapatan yang dimiliki sudah mengalami perubahan. Kami bisa lihat bahwa alokasi pendapatan masyarakat pada saat ini mengalami pergeseran," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/9/2017).
Derasnya jumlah aliran uang tersebut dapat dirasakan dari antusiasme masyarakat dalam menghadiri Garuda Indonesia Travel Fair (GATF). Masyarakat berbondong-bondong mengejar paket wisata murah.
"Kita lihat dari animo masyarakat ketika masuk ke ruangan ini, kita bisa lihat di luar. Ini bisa kami laporkan dari jam 2 pagi masyarakat sudah mengantre di depan sana," kata Pahala.
Melalui pameran ini, Pahala menargetkan sampai 150 ribu pengunjung. Lokasinya pun tersebar tak hanya di Jakarta tapi juga ke wilayah Indonesia Timur.
"Travel fair phase satu ada kurang lebih 140 ribu pengunjung, untuk phase kedua kita berencana menargetkan 150 ribu pengunjung yang akan hadir dalam GATF kali ini. Kita berharap GATF phase dua tidak hanya diselenggarakan di Jakarta tetapi kita selenggarakan di 22 kota lainnya termasuk di Indonesia Timur," tuturnya.
Empat kota yang akan disambangi GATF, yakni Ambon, Sorong, Timika, dan Jayapura. Lebih kerennya lagi, GATF juga merambah beberapa negara di luar Indonesia melalui sistem digital.
"GATF diselenggarkan secara online di beberapa kota lain di luar Indonesia di Korea, Mumbai, Bangkok, Hong Kong, Beijing, Shanghai, Tokyo, Osaka, Amseterdam, dan London. Kita berharap dengan penyelenggaraan ini secara online di luar indonesia bisa mendorong tingkat penumpang di luar Indonesia," pungkas Pahala.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Pahala N Mansury mengemukakan, pola kebiasaan masyarakat berubah tak lain karena adanya perbaikan tingkat pendapatan. Kelebihan uang itu salah satunya dialokasikan ke sektor pariwisata.
"Kita semua tentu semua menyadari bahwa perilaku masyarakat dengan meningkatnya pendapatan yang dimiliki sudah mengalami perubahan. Kami bisa lihat bahwa alokasi pendapatan masyarakat pada saat ini mengalami pergeseran," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/9/2017).
Derasnya jumlah aliran uang tersebut dapat dirasakan dari antusiasme masyarakat dalam menghadiri Garuda Indonesia Travel Fair (GATF). Masyarakat berbondong-bondong mengejar paket wisata murah.
"Kita lihat dari animo masyarakat ketika masuk ke ruangan ini, kita bisa lihat di luar. Ini bisa kami laporkan dari jam 2 pagi masyarakat sudah mengantre di depan sana," kata Pahala.
Melalui pameran ini, Pahala menargetkan sampai 150 ribu pengunjung. Lokasinya pun tersebar tak hanya di Jakarta tapi juga ke wilayah Indonesia Timur.
"Travel fair phase satu ada kurang lebih 140 ribu pengunjung, untuk phase kedua kita berencana menargetkan 150 ribu pengunjung yang akan hadir dalam GATF kali ini. Kita berharap GATF phase dua tidak hanya diselenggarakan di Jakarta tetapi kita selenggarakan di 22 kota lainnya termasuk di Indonesia Timur," tuturnya.
Empat kota yang akan disambangi GATF, yakni Ambon, Sorong, Timika, dan Jayapura. Lebih kerennya lagi, GATF juga merambah beberapa negara di luar Indonesia melalui sistem digital.
"GATF diselenggarkan secara online di beberapa kota lain di luar Indonesia di Korea, Mumbai, Bangkok, Hong Kong, Beijing, Shanghai, Tokyo, Osaka, Amseterdam, dan London. Kita berharap dengan penyelenggaraan ini secara online di luar indonesia bisa mendorong tingkat penumpang di luar Indonesia," pungkas Pahala.
(dmd)