Pelindo III Fokus Pangkas Disparitas Harga Sembako dan Bahan Bangunan
A
A
A
JAKARTA - PT Pelindo III (Persero) mengandalkan program 'Rumah Kita' yang menyasar mengurangi disparitas harga sembako dan bahan bangunan di daerah terpencil. Senior Vice President Marketing and Business PT Pelindo III, Sugiono mengungkapkan, pihaknya mendapatkan penugasan khusus untuk mengurangi disparitas harga
Karena itu manajemen membangun dan memaksimalkan gudang-gudang sebagi pusat distribusi center. "Barang untuk memenuhi kebutuhan ditampung dan disalurkan. Untuk menjaga harga dan pasokan. Sebab, barang disana cenderung lebih tinggi sehingga bisa dikendalikan harganya. Fungsinya sama seperti operasi pasar," ungkapnya saat konferensi pers di IBD Expo 2017 di Jakarta, Jumat (22/9/2017).
Sebagai orotias pelabuhan di tujuh provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, maka ada 24 cabang pelabuhan dengan utamanya Tanjung Perak. Sugiono menambahkan, dari program tol laut itu ada lima pelabuhan yang masuk dalam program. Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Mas, Pelabuham Sampit, Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Kupang.
"Pastinya pembangunan infrastruktur, sudah ada pelabuhan Teluk Lamong siap untuk kapal peti kemas dan curah kering, juga dilakukan pengerukan sebelumnya 8,5 meter dan sekarang 13 meter. Sehingga kapal yang bisa masuk dengan bobot 20 ribu sampai 25 ribu," terang dia.
Selanjutnya, Ia menambahkan dipersiapkan terminal petis kemas di Pelabuhan Sampit dengan kelengkapan fasilitas, perluasan dan penambahan alat. Sambung Sugiono, Kupang juga ada fasilitas petikemas yang bisa menampung 100 ribu dan juga di Semarang.
Namun, ungkap dia, pelabuhan yang masuk operasi tol laut yakni seperti di Dompu, Waingapu, Rote, Sagu dan Kalbahu. Sementara untuk program Rumah Kita, dilakukan kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil bangunan dan bahan pokok. "Rumah Kita berjalan awal tahun kemarin. Untuk menyambung jalur tol laut," pungkasnya.
Karena itu manajemen membangun dan memaksimalkan gudang-gudang sebagi pusat distribusi center. "Barang untuk memenuhi kebutuhan ditampung dan disalurkan. Untuk menjaga harga dan pasokan. Sebab, barang disana cenderung lebih tinggi sehingga bisa dikendalikan harganya. Fungsinya sama seperti operasi pasar," ungkapnya saat konferensi pers di IBD Expo 2017 di Jakarta, Jumat (22/9/2017).
Sebagai orotias pelabuhan di tujuh provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, maka ada 24 cabang pelabuhan dengan utamanya Tanjung Perak. Sugiono menambahkan, dari program tol laut itu ada lima pelabuhan yang masuk dalam program. Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Mas, Pelabuham Sampit, Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Kupang.
"Pastinya pembangunan infrastruktur, sudah ada pelabuhan Teluk Lamong siap untuk kapal peti kemas dan curah kering, juga dilakukan pengerukan sebelumnya 8,5 meter dan sekarang 13 meter. Sehingga kapal yang bisa masuk dengan bobot 20 ribu sampai 25 ribu," terang dia.
Selanjutnya, Ia menambahkan dipersiapkan terminal petis kemas di Pelabuhan Sampit dengan kelengkapan fasilitas, perluasan dan penambahan alat. Sambung Sugiono, Kupang juga ada fasilitas petikemas yang bisa menampung 100 ribu dan juga di Semarang.
Namun, ungkap dia, pelabuhan yang masuk operasi tol laut yakni seperti di Dompu, Waingapu, Rote, Sagu dan Kalbahu. Sementara untuk program Rumah Kita, dilakukan kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil bangunan dan bahan pokok. "Rumah Kita berjalan awal tahun kemarin. Untuk menyambung jalur tol laut," pungkasnya.
(akr)