Jonan: Tahun Ini PLN Sudah Teken 60 IPP Energi Terbarukan
Jonan: Tahun Ini PLN Sudah Teken 60 IPP Energi Terbarukan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan, hingga hari ini PT PLN (Persero) telah menandatangani kontrak perjanjian jual beli listrik (power purchasing agreement/PPA) dengan 60 independent power producer/IPP berbasis energi terbarukan.
Hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa pemerintah dan PLN sebagai kepanjangan tangan pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan energi terbarukan.
Dia menyebutkan, kontrak jual beli yang telah diteken tersebut berkapasitas 723 megawatt (MW). Itu juga belum termasuk perjanjian jual beli listrik berbasis panas bumi.
"Tahun ini sampai hari ini saya berdiri, sudah ada 60 kontrak IPP renewable energy yang dilakukan PLN. 2015-2016 tarifnya lebih tinggi, yang ngontrak lebih sedikit. Sampai hari ini yang dikontrak itu sudah 723 MW. Di luar panas bumi ini," katanya di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Bahkan, lanjut Jonan, jika ditambah dengan perjanjian jual beli listrik berbasis panas bumi maka kapasitasnya mencapai 1 gigawatt (GW). Diharapkan, pada Oktober 2017 akan ada lagi penandatanganan IPP renewable energy.
"Kalau sama panas bumi itu sekitar 1 GW. Mudah-mudahan Oktober ada penandatangann lagi IPP renewable energy 200-300 MW," imbuh dia.
Sebelumnya, tambah mantan Bos PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini, ada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Jawa Tengah dengan kapasitas hanya sekitar 0,9 MW. Ini menandakan bahwa pengembangan energi terbarukan bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.
"Ada PLTMH di Jateng, besarnya cuma 0,9MW, buktinya bisa. Jadi kalau enggak bisa tolong sekolah lagi, itu saja. Menurut saya, apakah pemerintah mendorong renewable energy untuk bauran energi, jawabannya iya. Bapak presiden sudah tandatangan di COP21 Paris," tandasnya.
Hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa pemerintah dan PLN sebagai kepanjangan tangan pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan energi terbarukan.
Dia menyebutkan, kontrak jual beli yang telah diteken tersebut berkapasitas 723 megawatt (MW). Itu juga belum termasuk perjanjian jual beli listrik berbasis panas bumi.
"Tahun ini sampai hari ini saya berdiri, sudah ada 60 kontrak IPP renewable energy yang dilakukan PLN. 2015-2016 tarifnya lebih tinggi, yang ngontrak lebih sedikit. Sampai hari ini yang dikontrak itu sudah 723 MW. Di luar panas bumi ini," katanya di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Bahkan, lanjut Jonan, jika ditambah dengan perjanjian jual beli listrik berbasis panas bumi maka kapasitasnya mencapai 1 gigawatt (GW). Diharapkan, pada Oktober 2017 akan ada lagi penandatanganan IPP renewable energy.
"Kalau sama panas bumi itu sekitar 1 GW. Mudah-mudahan Oktober ada penandatangann lagi IPP renewable energy 200-300 MW," imbuh dia.
Sebelumnya, tambah mantan Bos PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini, ada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Jawa Tengah dengan kapasitas hanya sekitar 0,9 MW. Ini menandakan bahwa pengembangan energi terbarukan bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.
"Ada PLTMH di Jateng, besarnya cuma 0,9MW, buktinya bisa. Jadi kalau enggak bisa tolong sekolah lagi, itu saja. Menurut saya, apakah pemerintah mendorong renewable energy untuk bauran energi, jawabannya iya. Bapak presiden sudah tandatangan di COP21 Paris," tandasnya.
(izz)
Explore More