Chandra Asri Bukukan Laba Bersih USD174,2 Juta
A
A
A
JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan laba bersih sebesar USD174,2 juta pada kuartal II/2017 atau naik 32% dibanding semester I/2016 sebesar USD131,8 juta. Kinerja itu mencerminkan marjin produk sehat yang berlanjut di tengah dinamika penawaran atau permintaan yang baik.
"Kinerja kuartal II/2017 lebih rendah dibanding kuartal I/2017 terutama karena penurunan musiman selama periode Lebaran yang jatuh pada Juni 2016, di mana perseroan biasanya mengalami penurunan penjualan sehingga memengaruhi laba kotor perseroan," kata Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Dia mengklaim, tingkat operasional yang lebih tinggi membuat keuangan perseroan tampil gemilang. Laba yang naik didukung oleh pendapatan bersih yang meningkat jadi USD1,195 miliar dari sebelumnya posisi USD882,1 juta di Juni 2016.
Menurutnya, peningkatan pendapatan bersih sebagian besar disumbang kenaikan volume penjualan 1.248 KT di enam bulan pertama tahun ini dibanding 1.036 KT per Juni 2016. Ditambah dengan marjin produk sehat yang terus berlanjut, yang sebagian diimbangi kenaikan biaya bahan baku, terutama Naphtha sekitar 24% menjadi USD486 per ton.
Hasilnya, margin laba kotor untuk semester 1/2017 menjadi sebesar 24,4%, jika dibanding 24,7% di enam bulan pertama 2016. Demikian pula, EBITDA meningkat secara signifikan sebesar 32% menjadi USD295,2 juta dari USD224 juta untuk periode yang sama tahun lalu.
Suryandi mengaku, perseroan tetap berfokus menjalankan strategi ekspansi untuk memenuhi permintaan Indonesia yang terus meningkat serta integrasi secara vertikal untuk menambah nilai sepanjang rantai petrokimia.
Suryandi yakin sisa 2017, perseroan akan dapat mempertahankan kinerja positif dengan utilisasi pabrik yang tinggi, pengoperasian yang aman dan optimalisasi portofolio produk perseroan.
"Kinerja yang solid ini menguatkan kemampuan perseroan dalam memanfaatkan momentum pertumbuhan positif meski menghadapi kondisi bisnis dan operasi yang menantang di tengah melambatnya ekonomi domestik dan global. Selanjutnya, perusahaan akan memperluas jejak petrokimia sekaligus berkontribusi lebih lanjut terhadap pertumbuhan Indonesia," terangnya.
"Kinerja kuartal II/2017 lebih rendah dibanding kuartal I/2017 terutama karena penurunan musiman selama periode Lebaran yang jatuh pada Juni 2016, di mana perseroan biasanya mengalami penurunan penjualan sehingga memengaruhi laba kotor perseroan," kata Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Dia mengklaim, tingkat operasional yang lebih tinggi membuat keuangan perseroan tampil gemilang. Laba yang naik didukung oleh pendapatan bersih yang meningkat jadi USD1,195 miliar dari sebelumnya posisi USD882,1 juta di Juni 2016.
Menurutnya, peningkatan pendapatan bersih sebagian besar disumbang kenaikan volume penjualan 1.248 KT di enam bulan pertama tahun ini dibanding 1.036 KT per Juni 2016. Ditambah dengan marjin produk sehat yang terus berlanjut, yang sebagian diimbangi kenaikan biaya bahan baku, terutama Naphtha sekitar 24% menjadi USD486 per ton.
Hasilnya, margin laba kotor untuk semester 1/2017 menjadi sebesar 24,4%, jika dibanding 24,7% di enam bulan pertama 2016. Demikian pula, EBITDA meningkat secara signifikan sebesar 32% menjadi USD295,2 juta dari USD224 juta untuk periode yang sama tahun lalu.
Suryandi mengaku, perseroan tetap berfokus menjalankan strategi ekspansi untuk memenuhi permintaan Indonesia yang terus meningkat serta integrasi secara vertikal untuk menambah nilai sepanjang rantai petrokimia.
Suryandi yakin sisa 2017, perseroan akan dapat mempertahankan kinerja positif dengan utilisasi pabrik yang tinggi, pengoperasian yang aman dan optimalisasi portofolio produk perseroan.
"Kinerja yang solid ini menguatkan kemampuan perseroan dalam memanfaatkan momentum pertumbuhan positif meski menghadapi kondisi bisnis dan operasi yang menantang di tengah melambatnya ekonomi domestik dan global. Selanjutnya, perusahaan akan memperluas jejak petrokimia sekaligus berkontribusi lebih lanjut terhadap pertumbuhan Indonesia," terangnya.
(izz)