Jokowi: Indonesia Menuju Masyarakat Kelas Menengah Dunia
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan di era digital harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pasalnya, Indonesia memiliki segala potensi untuk meningkatkan kelasnya menjadi masyarakat kelas menengah dunia.
Melihat peluang tersebut, Jokowi optimistis Indonesia dapat berkembang seperti negara maju lainnya dan sedang menuju kepada masyarakat berpendapatan menengah (middle class income).
"Kita harus terus berkembang dan melihat setiap kesempatan dan peluang yang ada. Seperti halnya beberapa ratus juta penduduk di China, India, Amerika Selatan, dan Afrika, saat ini dalam proses naik kelas menjadi golongan masyarakat kelas menengah (middle class)," katanya, Jakarta, Selasa (3/10/2017).
Jokowi lantas mencontohkan China dengan penduduk 1,4 miliar dan pertumbuhan ekonomi di atas 6%, Asia Tenggara penduduknya lebih dari 600 juta, pertumbuhan ekonominya di atas 5%. Dan yang membedakan kelas menengah dari kelas bawah yaitu gaya hidup alias lifestyle.
"Istilah middle class lifestyle harus betul-betul kita cermati, ini mau kemana dan harus kita apakan. Ini kan masalah peluang, dan ratusan juta penduduk sedang dalam proses untuk bergabung ke global middle class. Inilah peluang bisnis besar, jangan sampai dilewatkan. Jangan kita gagal menggarapnya," imbuhnya.
Karena itu, tegasnya, Indonesia yang mempunyai segala potensi kekuatan, seperti ragam UKM yang tumbuh di setiap daerah, dan tentu saja pengusaha besar.
"Jangan sampai negara tetangga kita justru yang menggarap dan menjadi saingan kita. Ini cepat-cepatan. Siapa yang duluan dia yang akan dapat. Jadi kita harus tahu lifestyle industri ini apa," pungkasnya.
Melihat peluang tersebut, Jokowi optimistis Indonesia dapat berkembang seperti negara maju lainnya dan sedang menuju kepada masyarakat berpendapatan menengah (middle class income).
"Kita harus terus berkembang dan melihat setiap kesempatan dan peluang yang ada. Seperti halnya beberapa ratus juta penduduk di China, India, Amerika Selatan, dan Afrika, saat ini dalam proses naik kelas menjadi golongan masyarakat kelas menengah (middle class)," katanya, Jakarta, Selasa (3/10/2017).
Jokowi lantas mencontohkan China dengan penduduk 1,4 miliar dan pertumbuhan ekonomi di atas 6%, Asia Tenggara penduduknya lebih dari 600 juta, pertumbuhan ekonominya di atas 5%. Dan yang membedakan kelas menengah dari kelas bawah yaitu gaya hidup alias lifestyle.
"Istilah middle class lifestyle harus betul-betul kita cermati, ini mau kemana dan harus kita apakan. Ini kan masalah peluang, dan ratusan juta penduduk sedang dalam proses untuk bergabung ke global middle class. Inilah peluang bisnis besar, jangan sampai dilewatkan. Jangan kita gagal menggarapnya," imbuhnya.
Karena itu, tegasnya, Indonesia yang mempunyai segala potensi kekuatan, seperti ragam UKM yang tumbuh di setiap daerah, dan tentu saja pengusaha besar.
"Jangan sampai negara tetangga kita justru yang menggarap dan menjadi saingan kita. Ini cepat-cepatan. Siapa yang duluan dia yang akan dapat. Jadi kita harus tahu lifestyle industri ini apa," pungkasnya.
(ven)