Cuti Bersama Kejutkan Asosiasi Persepatuan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Penetapan cuti bersama 2018 ternyata mengejutkan Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo). Meski hanya bertambah sehari dibandingkan tahun lalu yang mencapai 21 hari, Ketua Aprisino Eddy Widjanarko merasa keberatan.
Menurut Eddy keputusan libur bersama tahun depan karena disamping dapat menurunkan produktivitas, juga memunculkan biaya tambahan untuk membayar uang lembur karyawan yang diminta masuk kerja saat libur.
Menurut dia, perusahaan harus menjaga produksi sepatu agar tidak terganggu meskipun hari libur, apalagi umumnya pesanan sudah masuk jauh hari, sekitar enam bulan sebelumnya. "Jadi, dengan banyaknya libur ini kami keberatan, karena akan jadi high cost," ujarnya.
Eddy mengungkapkan, beberapa karyawan ada yang memilih tetap kerja saat libur demi mendapat penghasilan tambahan dari uang lembur. Namun, umumnya karyawan memilih libur karena bisa dimanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga atau berwisata. (Baca Juga: Cuti Bersama Jangan Ganggu Produktivitas)
"Makin banyak libur makin banyak kendala apalagi kalau liburnya bertepatan di hari kejepit. Produktivitasnya akan menurun. Kita minta mereka masuk banyak yang enggak mau karena kalau libur orang senang jalan-jalan. Kalau mau masuk kita lipatgandakan upahnya, lemburnya dinaikkan. Jadi, kami rasa kurang nyaman juga kalau terlalu banyak libur," tuturnya.
Menurut Eddy keputusan libur bersama tahun depan karena disamping dapat menurunkan produktivitas, juga memunculkan biaya tambahan untuk membayar uang lembur karyawan yang diminta masuk kerja saat libur.
Menurut dia, perusahaan harus menjaga produksi sepatu agar tidak terganggu meskipun hari libur, apalagi umumnya pesanan sudah masuk jauh hari, sekitar enam bulan sebelumnya. "Jadi, dengan banyaknya libur ini kami keberatan, karena akan jadi high cost," ujarnya.
Eddy mengungkapkan, beberapa karyawan ada yang memilih tetap kerja saat libur demi mendapat penghasilan tambahan dari uang lembur. Namun, umumnya karyawan memilih libur karena bisa dimanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga atau berwisata. (Baca Juga: Cuti Bersama Jangan Ganggu Produktivitas)
"Makin banyak libur makin banyak kendala apalagi kalau liburnya bertepatan di hari kejepit. Produktivitasnya akan menurun. Kita minta mereka masuk banyak yang enggak mau karena kalau libur orang senang jalan-jalan. Kalau mau masuk kita lipatgandakan upahnya, lemburnya dinaikkan. Jadi, kami rasa kurang nyaman juga kalau terlalu banyak libur," tuturnya.
(bbk)