Kadin Serius Bidik Potensi Investasi di Laos
A
A
A
JAKARTA - Meski baru dalam penjajakan, namun Kadin Indonesia sudah membidik investasi di Laos. Potensi di negara tetangga tersebut yakni industri padat karya, pendidikan, dan makanan minuman (mamin).
(Baca Juga: Kadin Gelar Forum Bisnis Bareng 38 Pengusaha Laos)
Wakil Ketua Umum Kadim Bidang Perdagangan Benny Soetrisno potensi Laos masih sangat kecil. Sebab, jumlah penduduknya hanya sekitar 6 juta orang atau separuh dari penduduk Jakarta.
"Bukan Laosnya. Tetapi potensinya adalah menjadikan Laos sebagai sasaran antara. Untuk ekspor ke Kamboja, Myanmar, Vietnam atau ke Thailand cukup menjanjikan. Makanya, kita membuat pabrik di Laos," kata dia usai forum bisnis dengan 38 pengusaha Laos di Grand Hyatt Hotel Jakarta, Kamis (11/10/2017).
Adapun industri yang cocok, kata Benny yaitu padat karya. Karena skill tenaganya belum banyak tersedia, kalau pun ada belum bagus dan belum terdidik. "Makanya, ada ide investasi ke sekolah fokasi. Sebab, untuk jadi tukang kan sekolah. Saya yakin sekolah kejuruan di Laos tidak selengkap di Indonesia," imbuhnya.
(Baca Juga: Kadin Akan Tindak Lanjuti Kerja Sama dengan Laos)
Selain itu, masih kata Benny, yang memungkinkan lagi adalah industri makanan dan minuman. Bisa juga bentuknya resto atau makanan dan minuman pabrikasi.
"Makanya, pada pertemuan selanjutnya di Laos akan dikonkretkan. Makanya juga secepatnya untuk ditindaklanjuti. Kira-kira yang cocok bentuk investasinya apa? Hanya mereka sangat butuh pupuk dan semen," ujarnya.
(Baca Juga: Kadin Gelar Forum Bisnis Bareng 38 Pengusaha Laos)
Wakil Ketua Umum Kadim Bidang Perdagangan Benny Soetrisno potensi Laos masih sangat kecil. Sebab, jumlah penduduknya hanya sekitar 6 juta orang atau separuh dari penduduk Jakarta.
"Bukan Laosnya. Tetapi potensinya adalah menjadikan Laos sebagai sasaran antara. Untuk ekspor ke Kamboja, Myanmar, Vietnam atau ke Thailand cukup menjanjikan. Makanya, kita membuat pabrik di Laos," kata dia usai forum bisnis dengan 38 pengusaha Laos di Grand Hyatt Hotel Jakarta, Kamis (11/10/2017).
Adapun industri yang cocok, kata Benny yaitu padat karya. Karena skill tenaganya belum banyak tersedia, kalau pun ada belum bagus dan belum terdidik. "Makanya, ada ide investasi ke sekolah fokasi. Sebab, untuk jadi tukang kan sekolah. Saya yakin sekolah kejuruan di Laos tidak selengkap di Indonesia," imbuhnya.
(Baca Juga: Kadin Akan Tindak Lanjuti Kerja Sama dengan Laos)
Selain itu, masih kata Benny, yang memungkinkan lagi adalah industri makanan dan minuman. Bisa juga bentuknya resto atau makanan dan minuman pabrikasi.
"Makanya, pada pertemuan selanjutnya di Laos akan dikonkretkan. Makanya juga secepatnya untuk ditindaklanjuti. Kira-kira yang cocok bentuk investasinya apa? Hanya mereka sangat butuh pupuk dan semen," ujarnya.
(izz)