Budi Gunadi Ingin Wujudkan Tugas dari Rini Soemarno
A
A
A
JAKARTA - Mendapat tugas menjadi Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin ingin merealisasikan tugas dari bosnya Menteri BUMN Rini Soemarno, yaitu mewujudkan holding BUMN pertambangan yang hingga sekarang belum terwujud.
Kementerian yang bermarkas di Jalan Medan Merdeka Selatan 13 itu memang berencana membentuk holding BUMN pertambangan. Adapun perusahaan pelat merah yang masuk dalam konsorsium holding BUMN pertambangan adalah PT Inalum, PT Bukit Asam (Persero), PT Timah (Persero) Tbk, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
"Jadi kalau mau cerita sedikit, saya datang di sini tugasnya untuk jadikan Inalum holding. Inalum ini adalah strategi kita untuk bikin holding," kata mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu di kantor Inalum di Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Menurutnya, ambisi Menteri BUMN untuk mewujudkan holding BUMN pertambangan adalah karena BUMN memiliki peranan besar dalam ekonomi Indonesia. 20% produk domestik bruto (PDB) Tanah Air berasal dari perusahaan pelat merah.
"BUMN itu punya peran besar dalam pembangunan ekonomi. Sebanyak 20% GDP Indonesia itu sangat tergantung dari BUMN. Kalau BUMNnya mati, ya enggak bisa," imbuh dia.
Selain itu, sambung dia, tujuan Rini membentuk holding BUMN pertambangan adalah karena perusahaan negara diminta untuk menjadi kekayaan bangsa. Indonesia ingin BUMN seperti Temasek di Singapura dan Khazanah Nasional di Malaysia.
"Terus satu lagi, kenapa holding itu penting, BUMN juga diminta menjadi sovereign wealth banknya bangsa, kekayaan bangsa, dan hartanya bangsa," tandasnya.
Kementerian yang bermarkas di Jalan Medan Merdeka Selatan 13 itu memang berencana membentuk holding BUMN pertambangan. Adapun perusahaan pelat merah yang masuk dalam konsorsium holding BUMN pertambangan adalah PT Inalum, PT Bukit Asam (Persero), PT Timah (Persero) Tbk, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
"Jadi kalau mau cerita sedikit, saya datang di sini tugasnya untuk jadikan Inalum holding. Inalum ini adalah strategi kita untuk bikin holding," kata mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu di kantor Inalum di Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Menurutnya, ambisi Menteri BUMN untuk mewujudkan holding BUMN pertambangan adalah karena BUMN memiliki peranan besar dalam ekonomi Indonesia. 20% produk domestik bruto (PDB) Tanah Air berasal dari perusahaan pelat merah.
"BUMN itu punya peran besar dalam pembangunan ekonomi. Sebanyak 20% GDP Indonesia itu sangat tergantung dari BUMN. Kalau BUMNnya mati, ya enggak bisa," imbuh dia.
Selain itu, sambung dia, tujuan Rini membentuk holding BUMN pertambangan adalah karena perusahaan negara diminta untuk menjadi kekayaan bangsa. Indonesia ingin BUMN seperti Temasek di Singapura dan Khazanah Nasional di Malaysia.
"Terus satu lagi, kenapa holding itu penting, BUMN juga diminta menjadi sovereign wealth banknya bangsa, kekayaan bangsa, dan hartanya bangsa," tandasnya.
(ven)