Marak Investasi Bodong, MNC Asset Tawarkan Reksa Dana Mudah-Aman
A
A
A
BANDUNG - Rendahnya literasi keuangan dan pemahaman terkait produk dan layanan keuangan menjadi penyebab banyaknya masyarakat terjebak pada produk investasi bodong.
(Baca Juga: OJK-MNC Asset Edukasi Keuangan ke Mahasiswa dan Dosen SMBITB)
Berbagai kasus investasi bodong belakangan banyak bermunculan dan tak sedikit masyarakat yang menjadi korban, bahkan nilai kerugiannya pun fantastis. Ironisnya, kasus investasi bodong juga kerap menimpa masyarakat golongan menengah ke atas.
Di tengah-tengah maraknya kasus investasi bodong, MNC Asset Management mencoba menawarkan produk investasi berupa reksa dana yang aman, mudah, dan menguntungkan. Salah satu perusahaan jasa keuangan, MNC Asset Management memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin berinvestasi dengan tingkat risiko yang sangat kecil.
Branch Manager MNC Asset Management Cabang Bandung Joelia Ratna Sari menjelaskan, mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8/1995 pasal 1 ayat (27), reksa dana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Menurutnya, sampai saat ini masyarakat masih berpikiran, untuk memulai investasi dibutuhkan dana yang besar. Padahal, untuk memulai investasi reksa dana, masyarakat hanya membutuhkan dana minimal Rp100.000 saja dan bisa dilakukan secara online melalui MNC Duit, aplikasi reksa dana online milik MNC Asset Management.
"Tadi saya sampaikan, kenapa harus jatuh cinta dengan reksa dana karena reksa dana itu mudah sekali, gampang dimengerti dan mudah dilakukan," ujar Joelia seusai menjadi pembicara dalam Pelatihan Edukasi Keuangan bagi Mahasiswa dan Dosen di Auditorium Sekolah Manajemen dan Bisnis Institut Teknologi Bandung (SMBITB), Kota Bandung, Sabtu (14/10/2017).
Produk reksa dana MNC Asset Management, kata Joelia, juga sangat cocok bagi mahasiswa. Selain untuk melatih disiplin dalam mengelola keuangan, berbagai impian yang kerap diinginkan mahasiswa, seperti travelling juga bisa terwujud hanya dengan menyisihkan uang Rp100.000.
"Bayangkan, dengan menyisihkan Rp100.000 saja, dalam lima tahun dengan asumsi rate 12% per tahun bisa dapat Rp8 juta, bisa untuk travelling dan lain-lain," terang Joelia.
Dengan nilai manfaat yang rasional, kata dia, produk reksa dana MNC Asset Management aman bagi masyarakat. Terlebih, sebagai perusahaan jasa keuangan milik MNC Corporation, kinerja MNC Asset Management pun diawasi ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Masih di tempat yang sama, Kepala OJK Perwakilan Jawa Barat Joko Sarwono mengakui, kasus investasi bodong belakangan banyak terungkap, tak terkecuali di Jawa Barat, dengan kerugian masyarakat yang nilainya fantastis.
"Menariknya, banyak orang yang sudah teredukasi dan sudah memiliki pemahaman produk (jasa keuangan), termasuk risikonya, juga menjadi korban investasi bodong," imbuh dia.
Menurut Sarwono, kondisi tersebut tak lepas dari sifat serakah. Korban investasi bodong yang berasal dari masyarakat golongan menengah ke atas itu biasanya memiliki keinginan yang berlebih tanpa disertai pola pikir yang rasional.
"Mereka ingin mendapatkan penghasilan besar dalam waktu instan tanpa rasional. Sehingga, walaupun orang itu sudah cukup paham dengan jasa keuangan, tapi bisa tertipu karena keinginan yang tidak wajar itu. Jadi, literasi keuangan masih perlu diikuti pikiran rasional," paparnya.
Dia pun memberikan tips agar terhindar dari investasi bodong. Pertama, berpikir logis. Selain itu, mengikuti perkembangan pasar dan membandingkan informasi nilai manfaat yang diberikan pihak jasa keuangan.
"Kalau ada yang menawarkan dua-tiga kali lipat, itu tidak wajar. Tapi bagi yang (berpikiran) tidak rasional itu dianggap wajar, siapa tahu benar, kan begitu. Makanya harus berpikir logis," tegasnya.
(Baca Juga: OJK-MNC Asset Edukasi Keuangan ke Mahasiswa dan Dosen SMBITB)
Berbagai kasus investasi bodong belakangan banyak bermunculan dan tak sedikit masyarakat yang menjadi korban, bahkan nilai kerugiannya pun fantastis. Ironisnya, kasus investasi bodong juga kerap menimpa masyarakat golongan menengah ke atas.
Di tengah-tengah maraknya kasus investasi bodong, MNC Asset Management mencoba menawarkan produk investasi berupa reksa dana yang aman, mudah, dan menguntungkan. Salah satu perusahaan jasa keuangan, MNC Asset Management memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin berinvestasi dengan tingkat risiko yang sangat kecil.
Branch Manager MNC Asset Management Cabang Bandung Joelia Ratna Sari menjelaskan, mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8/1995 pasal 1 ayat (27), reksa dana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Menurutnya, sampai saat ini masyarakat masih berpikiran, untuk memulai investasi dibutuhkan dana yang besar. Padahal, untuk memulai investasi reksa dana, masyarakat hanya membutuhkan dana minimal Rp100.000 saja dan bisa dilakukan secara online melalui MNC Duit, aplikasi reksa dana online milik MNC Asset Management.
"Tadi saya sampaikan, kenapa harus jatuh cinta dengan reksa dana karena reksa dana itu mudah sekali, gampang dimengerti dan mudah dilakukan," ujar Joelia seusai menjadi pembicara dalam Pelatihan Edukasi Keuangan bagi Mahasiswa dan Dosen di Auditorium Sekolah Manajemen dan Bisnis Institut Teknologi Bandung (SMBITB), Kota Bandung, Sabtu (14/10/2017).
Produk reksa dana MNC Asset Management, kata Joelia, juga sangat cocok bagi mahasiswa. Selain untuk melatih disiplin dalam mengelola keuangan, berbagai impian yang kerap diinginkan mahasiswa, seperti travelling juga bisa terwujud hanya dengan menyisihkan uang Rp100.000.
"Bayangkan, dengan menyisihkan Rp100.000 saja, dalam lima tahun dengan asumsi rate 12% per tahun bisa dapat Rp8 juta, bisa untuk travelling dan lain-lain," terang Joelia.
Dengan nilai manfaat yang rasional, kata dia, produk reksa dana MNC Asset Management aman bagi masyarakat. Terlebih, sebagai perusahaan jasa keuangan milik MNC Corporation, kinerja MNC Asset Management pun diawasi ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Masih di tempat yang sama, Kepala OJK Perwakilan Jawa Barat Joko Sarwono mengakui, kasus investasi bodong belakangan banyak terungkap, tak terkecuali di Jawa Barat, dengan kerugian masyarakat yang nilainya fantastis.
"Menariknya, banyak orang yang sudah teredukasi dan sudah memiliki pemahaman produk (jasa keuangan), termasuk risikonya, juga menjadi korban investasi bodong," imbuh dia.
Menurut Sarwono, kondisi tersebut tak lepas dari sifat serakah. Korban investasi bodong yang berasal dari masyarakat golongan menengah ke atas itu biasanya memiliki keinginan yang berlebih tanpa disertai pola pikir yang rasional.
"Mereka ingin mendapatkan penghasilan besar dalam waktu instan tanpa rasional. Sehingga, walaupun orang itu sudah cukup paham dengan jasa keuangan, tapi bisa tertipu karena keinginan yang tidak wajar itu. Jadi, literasi keuangan masih perlu diikuti pikiran rasional," paparnya.
Dia pun memberikan tips agar terhindar dari investasi bodong. Pertama, berpikir logis. Selain itu, mengikuti perkembangan pasar dan membandingkan informasi nilai manfaat yang diberikan pihak jasa keuangan.
"Kalau ada yang menawarkan dua-tiga kali lipat, itu tidak wajar. Tapi bagi yang (berpikiran) tidak rasional itu dianggap wajar, siapa tahu benar, kan begitu. Makanya harus berpikir logis," tegasnya.
(izz)