Utang Luar Negeri Swasta Naik Menjadi USD165,6 Miliar

Rabu, 18 Oktober 2017 - 12:38 WIB
Utang Luar Negeri Swasta Naik Menjadi USD165,6 Miliar
Utang Luar Negeri Swasta Naik Menjadi USD165,6 Miliar
A A A
JAKARTA - Total Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga akhir Agustus 2017 tercatat USD340,5 miliar atau tumbuh 4,7% (yoy). Berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor swasta tercatat USD165,6 miliar (48,6% dari total ULN) atau tumbuh 0,1% (yoy) setelah pada Juli 2017 mengalami penurunan sebesar 1,1%.

"Sementara itu, posisi ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) pada Agustus 2017 tercatat USD174,9 miliar (51,4% dari total ULN) atau tumbuh 9,5% (yoy), sedikit meningkat dari 9,2% (yoy) pada bulan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman di Jakarta Selasa (17/10/2017).

Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan ULN jangka panjang dan jangka pendek tetap terkendali. ULN berjangka panjang tumbuh 3,3% (yoy) pada Agustus 2017 sedikit mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,6% (yoy).

Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 14,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 13,1% (yoy). Posisi ULN berjangka panjang tercatat USD294,7 miliar (86,5% dari total ULN), terdiri atas ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD172,6 miliar (58,6% dari total ULN jangka panjang) dan ULN sektor swasta sebesar USD122,1 miliar (41,4% dari total ULN jangka panjang).

Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek tercatat USD45,8 miliar (13,5% dari total ULN), terdiri atas ULN sektor swasta sebesar USD43,5 miliar (94,9% dari total ULN jangka pendek) dan ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral sebesar USD2,3 miliar (5,1% dari total ULN jangka pendek).

Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir Agustus 2017 masih terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih (LGA). "Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,8% atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya," ungkapnya.

Menurut dia, peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan ULN pada sektor industri pengolahan dan sektor LGA. Sementara ULN pada sektor keuangan dan sektor pertambangan masih mengalami kontraksi pertumbuhan.

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Agustus 2017 tetap sehat dan terkendali. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang pada akhir Agustus 2017 tercatat stabil di kisaran 34%. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Negara peers adalah negara dengan grade setara, yaitu double B.

"Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," ujarnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, pertumbuhan ULN cenderung meningkat dibandingkan Juli 2017 dan kuartal II/2017, di mana ULN tumbuh masing-masing 3,9% yoy dan 2,9% yoy. Baik ULN swasta dan pemerintah cenderung meningkat pada Agustus 2017.

"Secara keseluruhan, pertumbuhan ULN cukup sehat terindikasi dari rasio ULN terhadap PDB, pertumbuhan ULN serta rasio DSR," katanya saat dihubungi Selasa (17/10/2017).

Kendati demikian, BI dan pemerintah perlu mengatur ULN yang berpotensi meningkat sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi atau pertumbuhan investasi swasta pada tahun ini. Dalam mengelola radio DSR ke depannya, pemerintah diharapkan terus berupaya dalam meningkatkan penerimaan ekspor dengan tidak lagi mengandalkan ekspor komoditas dasar.

“Penerimaan ekspor akan optimal jika pemerintah dapat fokus pada produk ekspor dengan nilai tambah yang lebih besar lagi,” tandasnya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7236 seconds (0.1#10.140)