Menperin: Pengusaha Jepang Lebih Memilih Investasi di Indonesia

Selasa, 24 Oktober 2017 - 09:58 WIB
Menperin: Pengusaha...
Menperin: Pengusaha Jepang Lebih Memilih Investasi di Indonesia
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan, bila para pengusaha Jepang lebih memilih berinvestasi di Indonesia dibanding negara ASEAN lainnya. Selain raw material dan tenaga ahli, juga marginnya rata-rata 60% dari modal.

"Jadi para pengusaha Jepang punya track record bila usaha di Indonesia lebih menjanjikan dari negara ASEAN lainya. Bahkan untuk mendapatkan tenaga terampil lebih mudah," ungkapnya

Airlangga mengaku, telah bertemu dengan 700 pengusaha dari Tokyo, Nagoya maupun Fukuoka saat melakukan kunjungan ke Negeri Matahari Terbit tersebut. Ada tiga sektor yang berpotensi melakukan kerja sama yakni otomotif, elektronik dan makanan dan minuman.

"Para pengusaha menengah itu sudah menyatakan kesiapannya dan siap menginvestasikan modalnya di Indonesia. Bahkan pada saat yang sama kami juga bawa pengusaha Indonesia ke Jepang," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, aku Airlangga, para pengusaha Jepang bertanya terkait kemungkinan bisa berinvestasi dengan sederhana yang prosesnya cepat. Sebab, para pengusaha Jepang tidak ingin berbelit urusan legalisasinya.

"Kami sampaikan proses cepat itu bisa dilaksanakan bila mereka bisa berinvestasi di kawasan industri yang peruntukannya sudah jelas," katanya.

Bahkan, lanjut dia Kemenperin juga siap memitigasi bila para pengusaha Jepang masuk dan menginvestasikan modalnya di wilayah non kawasan. Sebab memang proses perizinanya panjang, namun Kemenperin menegaskan siap membantu.

Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menjelaskan kepada pengusaha Jepang, bahwa kalau masuk wilayah non kawasan ada sedikit proses yang panjang di proses perizinanya. Sebab, ada keterlibatan pemerintah daerah setempat.

"Nah kami tegaskan siap membantu dengam model percepatan perizinan. Sebab, bagi kami kepercayaan itu penting. Agar industri tumbuh, maka kepercayaan investor harus dibangun. Juga harus menjamin ketersediaan bahan baku yang terjangkau," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0779 seconds (0.1#10.140)