Pelemahan Rupiah Terbatas Ditopang Sentimen Dalam Negeri
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan mata uang rupiah yang terjadi menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada hanya sesaat dan harus kembali diuji untuk mengetahui kelanjutannya. Tentunya berbagai sentimen akan mempengaruhi laju rupiah.
Sentimen positif dari dalam negeri diharapkan dapat menjadi pertahanan rupiah untuk bergerak positif. "Namun demikian, diharapkan pelemahan dapat lebih terbatas dan tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat kembali menahan potensi penguatan rupiah," terang Reza di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Diperkirakan olehnya, rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.546/USD dan resisten Rp13.326/USD. Sementara, pergerakan rupiah kemarin mampu mengalami kenaikan tipis.
Adanya pelemahan pada laju USD seiring dengan aksi tunggu pelaku pasar terhadap kepastian pengganti Yellen sebagai Gubernur The Fed sesuai yang diinginkan Presiden Trump untuk melakukan penggantian kepemimpinan di The Fed.
Dalam jajak pendapat, beberapa nama yang muncul antara lain Gubernur The Fed saat ini Janet Yellen yang pada Februari nanti habis masa jabatannya, Gubernur Jerome Powell, ekonomis Stanford University John Taylor, chief economic advisor Gary Cohn, Gubernur The Fed Kevin Warsh.
"Selain itu, juga memperhatikan program reformasi perpajakan pemerintahan Trump. Sementara dari dalam negeri, belum adanya sentimen yang terbarukan dimana masih cukup positif sentimen yang ada, sehingga hanya memberikan kenaikan tipis pada rupiah," pungkasnya.
Sentimen positif dari dalam negeri diharapkan dapat menjadi pertahanan rupiah untuk bergerak positif. "Namun demikian, diharapkan pelemahan dapat lebih terbatas dan tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat kembali menahan potensi penguatan rupiah," terang Reza di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Diperkirakan olehnya, rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.546/USD dan resisten Rp13.326/USD. Sementara, pergerakan rupiah kemarin mampu mengalami kenaikan tipis.
Adanya pelemahan pada laju USD seiring dengan aksi tunggu pelaku pasar terhadap kepastian pengganti Yellen sebagai Gubernur The Fed sesuai yang diinginkan Presiden Trump untuk melakukan penggantian kepemimpinan di The Fed.
Dalam jajak pendapat, beberapa nama yang muncul antara lain Gubernur The Fed saat ini Janet Yellen yang pada Februari nanti habis masa jabatannya, Gubernur Jerome Powell, ekonomis Stanford University John Taylor, chief economic advisor Gary Cohn, Gubernur The Fed Kevin Warsh.
"Selain itu, juga memperhatikan program reformasi perpajakan pemerintahan Trump. Sementara dari dalam negeri, belum adanya sentimen yang terbarukan dimana masih cukup positif sentimen yang ada, sehingga hanya memberikan kenaikan tipis pada rupiah," pungkasnya.
(akr)