Luhut Minta Ongkos Logistik Ditekan, Ini Strategi Bos Pelindo II
A
A
A
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Elvyn G Masassya menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi guna menekan biaya logistik nasional. Hal ini menanggapi keinginan Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta agar ongkos logistik kembali diturunkan.
Dia mengatakan, untuk menekan ongkos logistik maka antara pelabuhan dengan kawasan industri harus saling berdekatan. Dengan begitu, transportasi akan semakin murah.
"Pertama tentang cost logistic, kami memberikan solusi bersifat komprehensif untuk menekan cost logistic antar pelabuhan dengan kawasan industri itu harus dekat. Sehingga transprotation costnya dekat," katanya dalam acara Media Gathering Pelindo II di Bandung, Rabu (25/10/2017).
Saat ini, kata dia, perseroan tengah merencanakan adanya Indonesia Integrated Chain Port dan menyiapkan modatransportasi seperti kereta api untuk mendukungnya. Selain itu, Pelindo II juga menyiapkan Container Freight Station (CFS) yang membuat transaksi di pelabuhan lebih transparan.
"Jadi akan terjadi transparansi dalam biaya. Kalau ongkos satu juta ya satu juta. Dan transaksi noncash. Jadi upaya ini semua dalam jangka panjang kami lakukan sehingga bisa turunkan logistic cost 20%," imbuh dia.
Selain itu, tambah dia, pelabuhan Tanjung Priok juga telah mampu menampung kapal dengan kapasitas hingga 10.000 TEUS. Hal ini membuat pengiriman barang menjadi lebih cepat, karena tidak perlu transit di Singapura.
"Buat kapal yang mau ke luar negeri, kalo misalnya mau ke China mampir Singapura dibandingkan mampir Jakarta kira-kira ongkosnya lebih murah USD100 perkontainer. Itu langkah kita, kami setuju dengan Menko Maritim dengan penurunan cost akan mempercepat distribusi logistik barang ke seluruh dunia," pungkasnya.
Dia mengatakan, untuk menekan ongkos logistik maka antara pelabuhan dengan kawasan industri harus saling berdekatan. Dengan begitu, transportasi akan semakin murah.
"Pertama tentang cost logistic, kami memberikan solusi bersifat komprehensif untuk menekan cost logistic antar pelabuhan dengan kawasan industri itu harus dekat. Sehingga transprotation costnya dekat," katanya dalam acara Media Gathering Pelindo II di Bandung, Rabu (25/10/2017).
Saat ini, kata dia, perseroan tengah merencanakan adanya Indonesia Integrated Chain Port dan menyiapkan modatransportasi seperti kereta api untuk mendukungnya. Selain itu, Pelindo II juga menyiapkan Container Freight Station (CFS) yang membuat transaksi di pelabuhan lebih transparan.
"Jadi akan terjadi transparansi dalam biaya. Kalau ongkos satu juta ya satu juta. Dan transaksi noncash. Jadi upaya ini semua dalam jangka panjang kami lakukan sehingga bisa turunkan logistic cost 20%," imbuh dia.
Selain itu, tambah dia, pelabuhan Tanjung Priok juga telah mampu menampung kapal dengan kapasitas hingga 10.000 TEUS. Hal ini membuat pengiriman barang menjadi lebih cepat, karena tidak perlu transit di Singapura.
"Buat kapal yang mau ke luar negeri, kalo misalnya mau ke China mampir Singapura dibandingkan mampir Jakarta kira-kira ongkosnya lebih murah USD100 perkontainer. Itu langkah kita, kami setuju dengan Menko Maritim dengan penurunan cost akan mempercepat distribusi logistik barang ke seluruh dunia," pungkasnya.
(akr)