Program 1.000 Agen Sembako Sahara Inkowapi-OK OCE Diluncurkan
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Agus Muharram meresmikan peluncuran program Gelar 1.000 Agen Sembako Sahara Bersama Inkowapi dan OK OCE di Aula Kantor Kemenkop UKM, Rasuna Said, Jakarta, hari ini.
Sebanyak 1.000 agen sembako ini semuanya kaum ibu-ibu rumah tangga yang merupakan binaan Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi) dalam wadah bernama Sahabat Usaha Rakyat (Sahara).
Agus menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh program yang dijalankan Inkowapi melalui Sahara yang melakukan pembinaan terhadap warung-warung tradisional masyarakat agar bisa meningkatkan usahanya. "Kalau ibu-ibu bisa meningkatkan usahanya maka kaum ibu ikut mengentaskan kemiskinan," ujarnya di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Agus berharap dari 1.000 agen sembako Sahara pada 2017 dapat berkembang lebih banyak lagi pada tahun-tahun selanjutnya. "Untuk tahun ini 1.000 agen sembako, maka tahun depan bisa menjadi 10.000, dan tahunnya lagi menjadi 1 juta agen sembako. Kalau ini tercapai maka barulah dapat berdampak, sebab sembako merupakan kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian kehidupan masyarakat," tutur dia.
Ketua Umum Inkowapi Sharmila mengatakan, Inkowapi bertugas membina kaum ibu-ibu yang mempunyai usaha. Kemudian Inkowapi melalui Sahara tergerak untuk menggerakkan warung-warung sembako yang ternyata sebagian besar dikelola kalangan ibu-ibu.
"Selama ini mereka menjalankan usahanya sendiri-sendiri dan belum pernah mendapatkan pelatihan pengelolaan usaha yang baik. Karena itulah kami mengumpulkan mereka semua di dalam wadah koperasi Sahara," kata Sharmila.
Menurutnya, selama ini para agen sembako yang dikelola ibu-ibu itu membeli gula pasir dari agen sembako dengan harga Rp13.000 per kilogram (kg). Kini setelah mereka menjadi anggota koperasi maka bisa mendapatkan harga gula pasir dengan harga lebih murah yakni Rp11.700 per kg.
"Meski selisihnya tidak banyak tapi bagi ibu-ibu, beda harga sedikit saja maka ibu-ibu akan pindah beli ke warung yang lebih murah," ujarnya.
Sharmila menjelaskan, Sahara membantu para ibu-ibu dalam hal pembelian bersama sembako, penjualan bersama, dan pembiayaan bersama. Inkowapi berharap semua pemilik warung tradisional yang menjadi binaan Sahara dapat mengelola warungnya dengan manajemen yang baik dan usahanya bisa meningkat.
Ada tiga hal yang menjadi perhatian Sahara yakni, pendidikan usaha, permodalan, dan sistem teknologi informasi (IT System). "Saat ini orang bisa berbelanja ke warung-warung binaan Sahara melalui aplikasi di smartphone android bernama Sembako Sahara. Jadi, pembeli dan agen pemilik warung bisa bertransaksi pembelian-penjualan sembako langsung di aplikasi tersebut," jelas Sharmila.
Sahara bekerja sama dengan Program OK OCE menargetkan minimal ada satu warung sembako binaan Sahara di tiap kelurahan di Jakarta. Bahkan, diharapkan program ini juga bisa diterapkan di daerah lain di sekitar Jakarta.
Sharmila mengaku kaget dengan antusias ibu-ibu pemilik warung yang ingin mendaftar ikut program 1.000 Agen Sembako Sahara. Dari semula ditargetkan hanya 1.000 agen, ternyata yang sudah mendaftar mencapai 6.300 orang.
"Antusiasme masyarakat di luar prediksi saya. Tahap selanjutnya saya berharap program ini bisa mengikutsertakan 10.000 warung," kata Sharmila.
Kepala Suku Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Wilayah Jakarta Utara Arfian mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan Pemkot Jakarta Utara tercatat ada sebanyak 62.000 warung tradisional di sekitar ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Jakarta Utara.
Bila ditotal di luar kawasan RPTA jumlahnya bisa mencapai 500.000 warung. "Warung-warung ini dikelola secara tradisional dan belum pernah tersentuh oleh pembinaan atau pelatihan dari instansi terkait," kata Arvian.
Terkait masalah ini, kata Arvian, saat ini Pemda DKI menggalakkan program OK OCE dengan tujuan penyerapan tenaga kerja dan juga dalam rangka menciptakan wirausaha-wirausaha baru.
Saat ini Pemda DKI bekerja sama dengan Inkowapi dalam rangka memotong mata rantai jalur distribusi sembako agar harga bisa semakin murah di tingkat konsumen.
"Kami berharap pembinaan ini dapat terus dijalankan secara kesinambungan dan tanpa dipungut biaya," ujar dia.
Sebanyak 1.000 agen sembako ini semuanya kaum ibu-ibu rumah tangga yang merupakan binaan Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi) dalam wadah bernama Sahabat Usaha Rakyat (Sahara).
Agus menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh program yang dijalankan Inkowapi melalui Sahara yang melakukan pembinaan terhadap warung-warung tradisional masyarakat agar bisa meningkatkan usahanya. "Kalau ibu-ibu bisa meningkatkan usahanya maka kaum ibu ikut mengentaskan kemiskinan," ujarnya di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Agus berharap dari 1.000 agen sembako Sahara pada 2017 dapat berkembang lebih banyak lagi pada tahun-tahun selanjutnya. "Untuk tahun ini 1.000 agen sembako, maka tahun depan bisa menjadi 10.000, dan tahunnya lagi menjadi 1 juta agen sembako. Kalau ini tercapai maka barulah dapat berdampak, sebab sembako merupakan kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian kehidupan masyarakat," tutur dia.
Ketua Umum Inkowapi Sharmila mengatakan, Inkowapi bertugas membina kaum ibu-ibu yang mempunyai usaha. Kemudian Inkowapi melalui Sahara tergerak untuk menggerakkan warung-warung sembako yang ternyata sebagian besar dikelola kalangan ibu-ibu.
"Selama ini mereka menjalankan usahanya sendiri-sendiri dan belum pernah mendapatkan pelatihan pengelolaan usaha yang baik. Karena itulah kami mengumpulkan mereka semua di dalam wadah koperasi Sahara," kata Sharmila.
Menurutnya, selama ini para agen sembako yang dikelola ibu-ibu itu membeli gula pasir dari agen sembako dengan harga Rp13.000 per kilogram (kg). Kini setelah mereka menjadi anggota koperasi maka bisa mendapatkan harga gula pasir dengan harga lebih murah yakni Rp11.700 per kg.
"Meski selisihnya tidak banyak tapi bagi ibu-ibu, beda harga sedikit saja maka ibu-ibu akan pindah beli ke warung yang lebih murah," ujarnya.
Sharmila menjelaskan, Sahara membantu para ibu-ibu dalam hal pembelian bersama sembako, penjualan bersama, dan pembiayaan bersama. Inkowapi berharap semua pemilik warung tradisional yang menjadi binaan Sahara dapat mengelola warungnya dengan manajemen yang baik dan usahanya bisa meningkat.
Ada tiga hal yang menjadi perhatian Sahara yakni, pendidikan usaha, permodalan, dan sistem teknologi informasi (IT System). "Saat ini orang bisa berbelanja ke warung-warung binaan Sahara melalui aplikasi di smartphone android bernama Sembako Sahara. Jadi, pembeli dan agen pemilik warung bisa bertransaksi pembelian-penjualan sembako langsung di aplikasi tersebut," jelas Sharmila.
Sahara bekerja sama dengan Program OK OCE menargetkan minimal ada satu warung sembako binaan Sahara di tiap kelurahan di Jakarta. Bahkan, diharapkan program ini juga bisa diterapkan di daerah lain di sekitar Jakarta.
Sharmila mengaku kaget dengan antusias ibu-ibu pemilik warung yang ingin mendaftar ikut program 1.000 Agen Sembako Sahara. Dari semula ditargetkan hanya 1.000 agen, ternyata yang sudah mendaftar mencapai 6.300 orang.
"Antusiasme masyarakat di luar prediksi saya. Tahap selanjutnya saya berharap program ini bisa mengikutsertakan 10.000 warung," kata Sharmila.
Kepala Suku Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Wilayah Jakarta Utara Arfian mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan Pemkot Jakarta Utara tercatat ada sebanyak 62.000 warung tradisional di sekitar ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Jakarta Utara.
Bila ditotal di luar kawasan RPTA jumlahnya bisa mencapai 500.000 warung. "Warung-warung ini dikelola secara tradisional dan belum pernah tersentuh oleh pembinaan atau pelatihan dari instansi terkait," kata Arvian.
Terkait masalah ini, kata Arvian, saat ini Pemda DKI menggalakkan program OK OCE dengan tujuan penyerapan tenaga kerja dan juga dalam rangka menciptakan wirausaha-wirausaha baru.
Saat ini Pemda DKI bekerja sama dengan Inkowapi dalam rangka memotong mata rantai jalur distribusi sembako agar harga bisa semakin murah di tingkat konsumen.
"Kami berharap pembinaan ini dapat terus dijalankan secara kesinambungan dan tanpa dipungut biaya," ujar dia.
(izz)