USD Perkasa, BI Kerja Keras agar Rupiah Tak Makin Ambruk

Jum'at, 27 Oktober 2017 - 16:23 WIB
USD Perkasa, BI Kerja Keras agar Rupiah Tak Makin Ambruk
USD Perkasa, BI Kerja Keras agar Rupiah Tak Makin Ambruk
A A A
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjio mengatakan, penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (USD) yang masih stabil membuat mata uang dunia menjadi tertekan, termasuk rupiah

Menurutnya, BI terus melakukan stabilisasi mata uang rupiah agar tidak terdepresiasi terlalu dalam. Penguatan USD bahkan cukup kuat untuk hari ini. "Itu sebab kenapa mata uang seluruh dunia melemah. Kenapa dolar menguat? Ada sejumlah faktor baik fundamental ataupun teknikal yang terjadi," katanya di kompleks BI, Jakarta, Jumat (27/10/2017).

Dari sisi fundamental, karena ekonomi AS terus menguat bahkan lebih kuat dari perkiraan. Di mana, berbagai indikator baik manufacturing index atau lainnya menunjukan bahwa ekonomi AS cukup kuat.

"Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi itu kenapa? Kemudian ada tendensi the Fed akan menaikkan suku bunga pada Desember. Di samping yang sudah mengurangi neraca bank sentral mereka," imbuhnya.

AS juga sedang dalam proses pemilihan ketua The Fed yang baru. Selain Janet Yellen, ada beberapa kandidat lainnya yang juga kuat. "Sebetulnya masih prediksi, kandidatnya kan ada John Taylor dan Jeremy, muncul dipandang terkuat. Pasar memandang kedua kandidat ini lebih hawkish atau lebih berani mengambil kebijakan moneter. Pengetatan atau normalisasinya lebih hawkish dan lebih berani dibanding Yellen," tutur Perry.

Selain itu, pihaknya baru mendengar bahwa RUU Pajak Presiden Donald Trump kemungkinan bisa bergulir dalam waktu dekat dan dengan stimulus fiskal baik pengurangan pajak dan tambahan pengeluaran spending tersebut akan mendorong lebih lanjut pemulihan ekonomi AS.

"Jadi, dipastikan pertumbuhan ekonomi juga akan lebih kencang. Berbagai faktor inilah yang sebabkan dolar menguat dan kenaikan subung (suku bunga). Itu sebab juga kenapa pelemahan terjadi tidak hanya di Indonesia tapi juga yang lain," katanya

Namun sejauh ini, BI tetap memegang komitmen untuk langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar tetap terjaga dan tidak jauh menyimpang dari fundamentalnya. Stabilisasi tidak hanya intervensi di pasar valas namun juga membeli SBN di pasar sekunder.

"Kalau Oktober, memang lebih banyak intervensi di pasar valas. Tapi beberapa hari terakhir kami mulai lakukan pembelian SBN di pasar sekunder karena kami lihat ada kecenderungan kenaikan yield SBN pemerintah. Maka BI akan trus lakukan stabilitas kurs," jelas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5700 seconds (0.1#10.140)