Pelindo I Targetkan Investasi 2018 Capai Rp2,5 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) manargetkan investasi Rp2,5 triliun pada 2018. Sejak 2014 investasi yang dilakukan sudah mencapai rata rata Rp1 triliun. Rencana besar yang akan dilakukan perseroan yakni mengakuisisi perusahaan atau aset di bidang logistik, melalui anak usaha PT Prima Indonesia Logistik (PIL)
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, akuisisi atau anorganik belum pernah dilakukan Pelindo. Namun, menurutnya dengan melakukan akuisisi bisa membuat pertumbuhan lebih cepat dan besar. Sasarannya, perusahaan atau aset di bidang jasa angkut truk, depo, dan pergudangan.
"Sekarang sudah ada satu akuisisi aset di Palembang. Tahun depan saya minta minimal ada dua akuisisi baru. Saya ingin menyasar berikutnya bisnis courier atau ekspedisi untuk melayani e-commerce yang marak," ujar Bambang di Jakarta, Minggu (29/10/2017).
Menurutnya, saat ini pangsa pasar BUMN dalam bisnis logistik masih minim dibanding JNE atau DHL. Kota yang menjadi fokus bisnis logistik adalah Padang, Batam, dan Jambi.
Daerah Sumatera ini menjadi incaran karena ingin memaksimalkan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan didukung tol lintas Sumatera. "Ini berarti akan mempercepat terwujudnya gateway di Sumatera. Pengiriman barang akan lebih efisien dari Jambi, Padang, Palembang, dan Batam. Tidak perlu ke Singapura atau Jakarta," tuturnya.
Dia optimistis karena kinerja dan investasi yang dilakukan selama ini berjalan sukses. Bahkan kinerja hingga September 2017 mencatat pertumbuhan signifikan. Perseroan berhasil mencetak perolehan laba usaha sebelum pajak sebesar Rp787 miliar dalam periode Januari-September 2017.
Jumlah tersebut meningkat 12% dibanding dengan periode Januari-September 2016. Bambang mengatakan, perolehan laba usaha ditopang dari pertumbuhan pendapatan operasi sebesar 12%.
Hingga akhir 2017, pihaknya menargetkan laba usaha sebanyak Rp1,12 triliun. "Kami optimistis masih bisa mencapai target, mudah-mudahan bisa lebih dari itu," jelasnya.
Menurutnya, kinerja pendapatan Pelindo I didorong oleh peningkatan volume dan perluasan usaha. Dalam tiga tahun terakhir, Pelindo I tidak menaikkan tarif jasa kendati dalam dua tahun dimungkingkan menaikkan tarif.
Salah satu penyokong peningkatan pendapatan Pelindo I hingga kuartal II/2017 antara lain kinerja empat cabang yang cemerlang. Pertumbuhan arus peti kemas di cabang Tanjung Pinang, Sibolga, Dumai, dan Malahayati melonjak 234% menjadi 16.997 boks.
Di samping itu, ekspansi bisnis pemanduan dan penundaan ke luar wilayah pelabuhan yang dikelola juga turut mendongkrak kinerja operasional. Perseroan bisa merebut ceruk pasar pemanduan dan penundaan berkat pembelian kapal baru.
Pelindo I hingga tahun ini telah membeli tujuh kapal dan hingga 2018 bakal menambah lima kapal. Per September 2017, kinerja pemanduan tumbuh 12% sedangkan penundaan mencapai 17%.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, akuisisi atau anorganik belum pernah dilakukan Pelindo. Namun, menurutnya dengan melakukan akuisisi bisa membuat pertumbuhan lebih cepat dan besar. Sasarannya, perusahaan atau aset di bidang jasa angkut truk, depo, dan pergudangan.
"Sekarang sudah ada satu akuisisi aset di Palembang. Tahun depan saya minta minimal ada dua akuisisi baru. Saya ingin menyasar berikutnya bisnis courier atau ekspedisi untuk melayani e-commerce yang marak," ujar Bambang di Jakarta, Minggu (29/10/2017).
Menurutnya, saat ini pangsa pasar BUMN dalam bisnis logistik masih minim dibanding JNE atau DHL. Kota yang menjadi fokus bisnis logistik adalah Padang, Batam, dan Jambi.
Daerah Sumatera ini menjadi incaran karena ingin memaksimalkan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan didukung tol lintas Sumatera. "Ini berarti akan mempercepat terwujudnya gateway di Sumatera. Pengiriman barang akan lebih efisien dari Jambi, Padang, Palembang, dan Batam. Tidak perlu ke Singapura atau Jakarta," tuturnya.
Dia optimistis karena kinerja dan investasi yang dilakukan selama ini berjalan sukses. Bahkan kinerja hingga September 2017 mencatat pertumbuhan signifikan. Perseroan berhasil mencetak perolehan laba usaha sebelum pajak sebesar Rp787 miliar dalam periode Januari-September 2017.
Jumlah tersebut meningkat 12% dibanding dengan periode Januari-September 2016. Bambang mengatakan, perolehan laba usaha ditopang dari pertumbuhan pendapatan operasi sebesar 12%.
Hingga akhir 2017, pihaknya menargetkan laba usaha sebanyak Rp1,12 triliun. "Kami optimistis masih bisa mencapai target, mudah-mudahan bisa lebih dari itu," jelasnya.
Menurutnya, kinerja pendapatan Pelindo I didorong oleh peningkatan volume dan perluasan usaha. Dalam tiga tahun terakhir, Pelindo I tidak menaikkan tarif jasa kendati dalam dua tahun dimungkingkan menaikkan tarif.
Salah satu penyokong peningkatan pendapatan Pelindo I hingga kuartal II/2017 antara lain kinerja empat cabang yang cemerlang. Pertumbuhan arus peti kemas di cabang Tanjung Pinang, Sibolga, Dumai, dan Malahayati melonjak 234% menjadi 16.997 boks.
Di samping itu, ekspansi bisnis pemanduan dan penundaan ke luar wilayah pelabuhan yang dikelola juga turut mendongkrak kinerja operasional. Perseroan bisa merebut ceruk pasar pemanduan dan penundaan berkat pembelian kapal baru.
Pelindo I hingga tahun ini telah membeli tujuh kapal dan hingga 2018 bakal menambah lima kapal. Per September 2017, kinerja pemanduan tumbuh 12% sedangkan penundaan mencapai 17%.
(izz)