Isu Pemotongan Pajak Buat Wall Street Melemah
A
A
A
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street pada penutupan perdagangan Senin (30/10/2017), berakhir menurun setelah laporan dari DPR AS yang mempertimbangkan rencana penurunan pajak perusahaan secara bertahap.
Mengutip CNBC, Selasa (31/10/2017), indeks Dow Jones ditutup turun 85,45 poin menjadi 23.348,74. Indeks S & P 500 ditutup turun 0,3% di level 2.572,83 setelah laporan tersebut. Dan Nasdaq berakhir melemah di 6.698,96 setelah mencapai rekor intraday di awal sesi.
Menurut laporan Bloomberg, DPR tengah mempertimbangkan realisasi penurunan tarif pajak korporasi secara bertahap. Sehingga pemangkasan pajak menjadi 20% baru akan terjadi pada 2022 mendatang. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengusulkan proposal pengurangan pajak perusahaan menjadi 20% dari maksimum 35%.
Harapan terhadap realisasi pemotongan pajak meningkat belakangan, setelah DPR mengeluarkan rencana anggaran yang didukung oleh Senat. Persetujuan anggaran di DPR memungkinkan Senat mengeluarkan undang-undang hanya dengan suara mayoritas sederhana.
"Laporan itu benar-benar memukul pasar. Investor mulai berbalik arah segera setelah kabar itu muncul," kata Dave Lutz, Kepala perdagangan ETF di JonesTrading seperti dilansir CNBC, Selasa (31/10/2017).
Mengutip CNBC, Selasa (31/10/2017), indeks Dow Jones ditutup turun 85,45 poin menjadi 23.348,74. Indeks S & P 500 ditutup turun 0,3% di level 2.572,83 setelah laporan tersebut. Dan Nasdaq berakhir melemah di 6.698,96 setelah mencapai rekor intraday di awal sesi.
Menurut laporan Bloomberg, DPR tengah mempertimbangkan realisasi penurunan tarif pajak korporasi secara bertahap. Sehingga pemangkasan pajak menjadi 20% baru akan terjadi pada 2022 mendatang. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengusulkan proposal pengurangan pajak perusahaan menjadi 20% dari maksimum 35%.
Harapan terhadap realisasi pemotongan pajak meningkat belakangan, setelah DPR mengeluarkan rencana anggaran yang didukung oleh Senat. Persetujuan anggaran di DPR memungkinkan Senat mengeluarkan undang-undang hanya dengan suara mayoritas sederhana.
"Laporan itu benar-benar memukul pasar. Investor mulai berbalik arah segera setelah kabar itu muncul," kata Dave Lutz, Kepala perdagangan ETF di JonesTrading seperti dilansir CNBC, Selasa (31/10/2017).
(ven)