Bonus Demografi dan #GenerasiPencipta

Minggu, 05 November 2017 - 07:49 WIB
Bonus Demografi dan...
Bonus Demografi dan #GenerasiPencipta
A A A
INDONESIA akan mendapat anugerah Bonus Demografi selama rentang waktu 2020-2035, yang mencapai puncaknya tahun 2030. Pada saat itu jumlah kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak produktif (anak-anak usia 14 tahun ke bawah dan orang tuan berusia 65 ke atas). Jadi kelompok usia muda kian sedikit, begitu pula dengan kelompok usia tua.

Bonus Demografi ini tercermin dari angka rasio ketergantungan (dependency ratio), yaitu rasio antara kelompok usia yang tidak produktif dengan yang produktif. Pada tahun 2030 nanti, angka rasio ketergantungan Indonesia akan mencapai angka terendah yaitu 44%, artinya di tahun tersebut rasio kelompok usia produktif dengan yang tidak produktif mencapai lebih dari 2 kali (100/44).

Singkatnya, selama terjadi Bonus Demografi tersebut komposisi penduduk Indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif yang bakal menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi kita. Negara-negara maju seperti Jepang, Kanada, atau negara-negara Skandinavia tak lagi produktif karena kelompok usia produktifnya terus menyusut.

Tidak Siap!
Pertanyaannya, siapa yang paling berperan mengendalikan negeri ini pada saat puncak bonus demografi terjadi di tahun 2030-2035?

Jawabnya adalah anak-anak kita yang saat ini berusia belasan tahun (teens). Kalau saat ini berusia 15 tahun, maka pada saat puncak Bonus Demografi terjadi usia mereka sekitar 30 tahun, sedang hot-hotnya untuk bekerja dan berkarya untuk bangsa.

Anak-anak yang kini di usia belasan tahun itu harus kita persiapkan sebaik mungkin agar saat waktunya tiba harus mengendalikan negeri ini di tahun 2030-2035, mereka telah menjadi manusia-manusia hebat yang betul-betul mampu membawa Indonesia mencapai masa kejayaan. Manusia-manusia hebat semacam: Zuckerberg, Jobs, atau Musk.

Jadi, kemampuan kita SEKARANG mempersiapkan manusia-manusia hebat selama 15 tahun ke depan akan menentukan keberhasilan kita dalam memanfaatkan “celah kesempatan” (window of opportunity) dari Bonus Demografi.

Kalau tahun-tahun puncak Bonus Demografi kita isi dengan manusia-manusia bodoh, lemah, pengeluh, pembebek, benalu, dan kecanduan narkoba, maka sudah pasti kita menyia-nyiakan kesempatan yang hadir sekali dalam sejarah setiap bangsa ini.

Pertanyaannya lagi, apakah kita sudah mempersiapkan mereka? Belum! Hingga detik ini tak ada sedikitpun urgensi nasional untuk mempersiapkan manusia-manusia hebat guna menghadapi tantangan “tahun-tahun emas” Bonus Demografi.

Skills of the 21 Century
Misalnya dalam hal skill dan kompetensi. Tony Wagner (2008) mengidentifikasi ada 7 skills yang menjadi penentu kesuksesan anak di abad 21. Ketujuh skills tersebut adalah:
1. Critical thinking & problem solving
2. Collaboration across networks & leading by influence
3. Agility & adaptability
4. Initiative & entrepreneuralism
5. Effective oral & written communication
6. Accessing & analyzing information
7. Curiosity & imagination

Pertanyaannya, apakah 7 skills itu sudah diajarkan di sekolah-sekolah kita? Barangkali beberapa sekolah khusus sudah mengajarkannya. Namun 99,9% lebih sekolah-sekolah kita tidak mengenalnya.

Umumnya sekolah-sekolah kita sibuk mengajarkan anak didik untuk menghapal dan menyelesaikan soal-soal ujian. Dengan sistem pendidikan berbasis industrial, sekolah-sekolah kita justru secara sistematis membonsai kekritisan berpikir, kreativitas, dan daya cipta.

Akhirnya sistem ini menciptakan sosok-sosok pembebek yang defisit daya imaginasi, daya kreasi, dan passion untuk mengubah dunia. Sebut saja mereka: Generasi Penghapal.

#GenerasiPencipta
Untuk bisa memanfaatkan peluang Bonus Demografi anak-anak kita yang kini berusia belasan tahun harus menempa dirinya menjadi sosok generasi masa depan yang saya sebut: #GenerasiPencipta. Merekalah yang nantinya menjadi penentu nasib bangsa, apakah akan menjadi bangsa besar atau sebaliknya, tetap menjadi negara miskin dan terbelakang.

Generasi Pencipta memiliki 4 kualitas personal yang saya sebut 4C: Curiousity, Critical Thinking, Collaboration, Creating. Beginilah anak Indonesia masa depan yang bisa mengeksplorasi dan memanfaatkan Bonus Demografi menjadi sumber keunggulan bersaing bangsa.

Pertama, curiousity, Anak Indonesia harus memiliki daya imajinasi tanpa batas, rasa keingintahuan tak terhingga, dan kemauan luar biasa untuk mengeksplorasi ide-ide perubahan karena ini adalah awal dari sebuah penciptaan.

Kedua, critical thinking, anak Indonesia harus berfikir kritis dalam merespon setiap masalah yang ada di sekitarnya dan selalu berupaya untuk menemukan solusi-solusi untuk menyelesaikannya.

Ketiga, collaboration, anak Indonesia harus menghargai keberagaman, melihat setiap masalah dengan pendekatan multidisplin, dan menyelesaikan masalah dengan kolaborasi dan kerja tim sehingga terwujud solusi komprehensif.

Keempat, creating, anak Indonesia harus memiliki daya cipta, semangat membara untuk berinovasi, dan bernyali besar untuk mengubah dunia.

Bonus Demografi adalah kesempatan yang terjadi HANYA SEKALI dalan sejarah sebuah bangsa. Untuk menyongsongnya bangsa ini harus membangun sebuah model pendidikan yang mampu mengubah Generasi Penghapal menjadi #GenerasiPencipta.

Yuswohady
Managing Partner, Inventure
(nfl)
Berita Terkait
Terus Menuai Penolakan,...
Terus Menuai Penolakan, UU PSDN Dinilai Minim Partisipasi Publik
BAT Indonesia Raih Penghargaan...
BAT Indonesia Raih Penghargaan Top Employer 2023
Ujikom, Langkah untuk...
Ujikom, Langkah untuk Tingkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
SDM Indonesia Harus...
SDM Indonesia Harus Terus Berinovasi agar Bisa Bersaing di Tingkat Global
Keberhasilan Vokasi...
Keberhasilan Vokasi Dinilai Ditentukan Juga oleh Kualitas SDM
Sinergi Dinilai Penting...
Sinergi Dinilai Penting dalam Meningkatkan Kualitas SDM
Berita Terkini
IHSG Berpotensi Menguat...
IHSG Berpotensi Menguat Pekan Depan, Investor Pantau Data Inflasi dan Ekonomi AS
22 menit yang lalu
Urban Market Baru Hidupkan...
Urban Market Baru Hidupkan Ruang Publik di Kawasan Paramount Petals Tangerang
34 menit yang lalu
Bank Mandiri Salurkan...
Bank Mandiri Salurkan KUR Rp12,8 Triliun hingga Maret 2025
1 jam yang lalu
32 Perjalanan Whoosh...
32 Perjalanan Whoosh Terganggu Imbas Layangan Putus
2 jam yang lalu
BNI Pimpin Kredit Sindikasi...
BNI Pimpin Kredit Sindikasi Rp1,84 Triliun Bangun Pabrik Mobil Listrik VinFast di Subang
3 jam yang lalu
Sukses di Cianjur, Model...
Sukses di Cianjur, Model Kewirausahaan Kementan Dilirik Delegasi Internasional
4 jam yang lalu
Infografis
Manfaat Susu untuk Sendi...
Manfaat Susu untuk Sendi dan Tulang yang Sering Diabaikan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved