Bank Danamon Akan Diakuisisi Bank of Tokyo-Mitsubishi
A
A
A
TOKYO - Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) berencana membeli sekitar 40% saham Bank Danamon di Indonesia. Mitsubishi UFJ Financial Group kemarin memutuskan untuk memulai negosiasi secara sungguh-sungguh dengan Danamon dan pemegang saham mayoritasnya, Singapura Temasek Holdings, dan juga dengan pemerintah daerah setempat.
Seperti dikutip dari Asia Nikkei, Kamis (9/11/2017), BTMU berusaha mengubah Danamon menjadi afiliasi metode ekuitas pada awal pertengahan 2018, memberikan hak kepada potongan pendapatan pemberi pinjaman Indonesia. Sementara, investasi awal sekitar 200 miliar yen atau sekitar USD1,76 miliar.
Meski kepemilikan asing terhadap bank-bank di Indonesia dibatasi sebesar 40%, pembatasan ini dapat diberikan bagi investor yang memenuhi persyaratan tertentu, seperti berjanji untuk berkontribusi pada ekonomi lokal. Empat kreditur Indonesia berada di bawah kepemilikan mayoritas asing oleh perusahaan multinasional termasuk HSBC.
Danamon yang berbasis di Jakarta adalah bank terbesar kelima di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar dan berada di urutan ke delapan dari total aset. Laba bersih tumbuh 14% menjadi Rp2,79 triliun atau sekitar USD206 juta dengan harga berlaku untuk tahun buku yang berakhir pada Desember 2016.
Danamon cukup solid baik di perbankan ritel maupun korporasi, dengan jaringan domestik yang memiliki lebih dari 1.800 cabang di seluruh dunia. BTMU sendiri telah melakukan transaksi di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir, dimulai dengan kesepakatan pada 2012 untuk membeli sekitar 20% dari Vietnam Commercial Stock Commercial Industry, yang dikenal sebagai Vietinbank.
Bank asal Jepang ini menghabiskan 170,6 miliar baht (USD5,15 miliar pada harga berlaku) pada 2013 untuk mengakuisisi 72% bank pemberi pinjaman Thailand Bank of Ayudhya, dan mengambil 20% saham di Security Bank Filipina tahun lalu. Membeli Danamon akan menyediakan pijakan di satu pasar utama perbankan Asia Tenggara.
Laba kotor BTMU di wilayah Asia-Oceania hanya sebesar USD8,9 miliar pada 2014, dibandingkan dengan USD22,9 miliar untuk HSBC, menurut Nomura Securities. Kesepakatan Danamon akan menambahkan sekitar USD500 juta-plus ke total pinjaman Jepang, membuatnya lebih dekat dengan pemain seperti Citigroup.
Langkah tersebut juga akan meningkatkan pangsa keuntungan BTMU yang diperoleh di luar negeri dari 40% sekarang menjadi lebih dari 50%, yang pertama bagi bank asal Jepang.
Karena langkah-langkah internasional untuk memerangi pencucian uang dan pendanaan terorisme tumbuh lebih ketat, BTMU berencana untuk melakukan due diligence dengan hati-hati dalam mendeteksi masalah kepatuhan yang dapat memaksanya untuk menghentikan perundingan.
Seperti dikutip dari Asia Nikkei, Kamis (9/11/2017), BTMU berusaha mengubah Danamon menjadi afiliasi metode ekuitas pada awal pertengahan 2018, memberikan hak kepada potongan pendapatan pemberi pinjaman Indonesia. Sementara, investasi awal sekitar 200 miliar yen atau sekitar USD1,76 miliar.
Meski kepemilikan asing terhadap bank-bank di Indonesia dibatasi sebesar 40%, pembatasan ini dapat diberikan bagi investor yang memenuhi persyaratan tertentu, seperti berjanji untuk berkontribusi pada ekonomi lokal. Empat kreditur Indonesia berada di bawah kepemilikan mayoritas asing oleh perusahaan multinasional termasuk HSBC.
Danamon yang berbasis di Jakarta adalah bank terbesar kelima di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar dan berada di urutan ke delapan dari total aset. Laba bersih tumbuh 14% menjadi Rp2,79 triliun atau sekitar USD206 juta dengan harga berlaku untuk tahun buku yang berakhir pada Desember 2016.
Danamon cukup solid baik di perbankan ritel maupun korporasi, dengan jaringan domestik yang memiliki lebih dari 1.800 cabang di seluruh dunia. BTMU sendiri telah melakukan transaksi di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir, dimulai dengan kesepakatan pada 2012 untuk membeli sekitar 20% dari Vietnam Commercial Stock Commercial Industry, yang dikenal sebagai Vietinbank.
Bank asal Jepang ini menghabiskan 170,6 miliar baht (USD5,15 miliar pada harga berlaku) pada 2013 untuk mengakuisisi 72% bank pemberi pinjaman Thailand Bank of Ayudhya, dan mengambil 20% saham di Security Bank Filipina tahun lalu. Membeli Danamon akan menyediakan pijakan di satu pasar utama perbankan Asia Tenggara.
Laba kotor BTMU di wilayah Asia-Oceania hanya sebesar USD8,9 miliar pada 2014, dibandingkan dengan USD22,9 miliar untuk HSBC, menurut Nomura Securities. Kesepakatan Danamon akan menambahkan sekitar USD500 juta-plus ke total pinjaman Jepang, membuatnya lebih dekat dengan pemain seperti Citigroup.
Langkah tersebut juga akan meningkatkan pangsa keuntungan BTMU yang diperoleh di luar negeri dari 40% sekarang menjadi lebih dari 50%, yang pertama bagi bank asal Jepang.
Karena langkah-langkah internasional untuk memerangi pencucian uang dan pendanaan terorisme tumbuh lebih ketat, BTMU berencana untuk melakukan due diligence dengan hati-hati dalam mendeteksi masalah kepatuhan yang dapat memaksanya untuk menghentikan perundingan.
(izz)