Pupuk Indonesia Ancam Ceraikan Distributor Pengedar Pupuk Oplosan
A
A
A
BANDUNG - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengancam akan memutuskan hubungan kerja sama atau menceraikan distributor pupuk yang menjual pupuk palsu kepada petani.
Maraknya pupuk palsu ini setelah Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik, Meinu Sadariyo mengatakan pihaknya menemukan adanya peredaran pupuk oplosan, yaitu menggabungkan pupuk palsu dengan pupuk subsidi. Pupuk tersebut dikemas ulang agar menarik dan diminati petani.
"Kami akan tingkatkan pengawasan kepada para distributor. Bila ditemukan, kami tidak tanggung-tangung, akan memutus hubungan kerja sama dengan mereka. Kami akan pecat, tidak lagi salurkan pupuk subsidi," kata Meinu pada rapat koordinasi ketersediaan pupuk musim panen Oktober 2017-Maret 2018 di Hotel Hilton, Bandung, Jumat (17/11/2017).
Ia menceritakan, terjadinya pemalsuan pupuk karena adanya disparitas harga yang mencolok antara pupuk subsidi dengan pupuk komersial. Saat ini, harga pupuk subsidi dijual berkisar Rp2.000 per kilogram. Sementara pupuk non-subsidi bisa mencapai Rp5.000 per kilogram.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Adat mengaku, peredaran pupuk palsu akan sangat merugikan petani. Walaupun kemasannya bagus, namun kandungan pupuknya tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"Saya kutuk para penjual dan pengusaha pupuk palsu itu. Saya minta mereka ditindak tegas, karena pakai pupuk itu (palsu), sama saja tidak memakai pupuk. Imbasnya akan berpengaruh terhadap hasil panen petani. Dari yang seharusnya dapat 6-7 ton padi per hektare, hanya mendapat 2 ton per hektare," terang dia.
Dia berharap, petani menggunakan pupuk asli yang dijual distributor resmi. Aas berharap, petani tidak terpengaruh oleh harga pupuk yang murah dan dengan kemasan bagus. "Bisa dihitung berapa kerugian petani akibat pupuk palsu itu," tegas dia.
Lebih lanjut Aas menambahkan, pihaknya menjamin suplai pupuk subsidi untuk periode tanam Oktober 2017-Maret 2018 berlangsung aman. Bahkan, ketersediaan pupuk aman hingga 1,5 kali dari ketentuan atau sekitar lima minggu.
"Dua bulan ini, kami sudah persiapkan pupuk subsidi untuk memenuhi kebutuhan petani. Stok yang ada masih di atas ketentuan. Stok kami 1,5 kali dari ketentuan (tiga minggu). Itu belum termasuk yang dipabrik dan gudang," jelasnya.
Pihaknya juga terus menjalin koordinasi dengan diibutor, agar distribusi pupuk sesuai jadwal. Koordinasi dengan distributor dan pengecer pupuk di Jawa Barat dan Banten kali ini, merupakan bagian dari mengamankan distribusi pupuk pada musim tanam Oktober-Maret.
"Distributor dan pengecer adalah rangkaian distribusi yang tidak bisa dilepaskan dari distribusi pupuk ke petani. Kami minta jangan sampai ada kelangkaan. Setiap ada permintaan harus dipenuhi," beber dia.
Menurut Aas, kapasitas produksi pupuk subsidi di bawah Pupuk Indonesia mencapai 9,5 juta ton per tahun. Hingga November ini, pihaknya telah menyalurkan sekitar 80% dari kapasitas produksi pupuk subsidi. Dalam dua bulan ke depan, pihaknya optimistis semua produk pupuk subsidi bisa tersalurkan. Meliputi urea, NPK, organik, dan lainnya.
Secara total, kapasitas produksi Pupuk Indonesia mencapai 13 juta ton per tahun. 9,5 juta ton untuk subsidi dan sisanya pupuk non-subsidi.
Maraknya pupuk palsu ini setelah Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik, Meinu Sadariyo mengatakan pihaknya menemukan adanya peredaran pupuk oplosan, yaitu menggabungkan pupuk palsu dengan pupuk subsidi. Pupuk tersebut dikemas ulang agar menarik dan diminati petani.
"Kami akan tingkatkan pengawasan kepada para distributor. Bila ditemukan, kami tidak tanggung-tangung, akan memutus hubungan kerja sama dengan mereka. Kami akan pecat, tidak lagi salurkan pupuk subsidi," kata Meinu pada rapat koordinasi ketersediaan pupuk musim panen Oktober 2017-Maret 2018 di Hotel Hilton, Bandung, Jumat (17/11/2017).
Ia menceritakan, terjadinya pemalsuan pupuk karena adanya disparitas harga yang mencolok antara pupuk subsidi dengan pupuk komersial. Saat ini, harga pupuk subsidi dijual berkisar Rp2.000 per kilogram. Sementara pupuk non-subsidi bisa mencapai Rp5.000 per kilogram.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Adat mengaku, peredaran pupuk palsu akan sangat merugikan petani. Walaupun kemasannya bagus, namun kandungan pupuknya tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"Saya kutuk para penjual dan pengusaha pupuk palsu itu. Saya minta mereka ditindak tegas, karena pakai pupuk itu (palsu), sama saja tidak memakai pupuk. Imbasnya akan berpengaruh terhadap hasil panen petani. Dari yang seharusnya dapat 6-7 ton padi per hektare, hanya mendapat 2 ton per hektare," terang dia.
Dia berharap, petani menggunakan pupuk asli yang dijual distributor resmi. Aas berharap, petani tidak terpengaruh oleh harga pupuk yang murah dan dengan kemasan bagus. "Bisa dihitung berapa kerugian petani akibat pupuk palsu itu," tegas dia.
Lebih lanjut Aas menambahkan, pihaknya menjamin suplai pupuk subsidi untuk periode tanam Oktober 2017-Maret 2018 berlangsung aman. Bahkan, ketersediaan pupuk aman hingga 1,5 kali dari ketentuan atau sekitar lima minggu.
"Dua bulan ini, kami sudah persiapkan pupuk subsidi untuk memenuhi kebutuhan petani. Stok yang ada masih di atas ketentuan. Stok kami 1,5 kali dari ketentuan (tiga minggu). Itu belum termasuk yang dipabrik dan gudang," jelasnya.
Pihaknya juga terus menjalin koordinasi dengan diibutor, agar distribusi pupuk sesuai jadwal. Koordinasi dengan distributor dan pengecer pupuk di Jawa Barat dan Banten kali ini, merupakan bagian dari mengamankan distribusi pupuk pada musim tanam Oktober-Maret.
"Distributor dan pengecer adalah rangkaian distribusi yang tidak bisa dilepaskan dari distribusi pupuk ke petani. Kami minta jangan sampai ada kelangkaan. Setiap ada permintaan harus dipenuhi," beber dia.
Menurut Aas, kapasitas produksi pupuk subsidi di bawah Pupuk Indonesia mencapai 9,5 juta ton per tahun. Hingga November ini, pihaknya telah menyalurkan sekitar 80% dari kapasitas produksi pupuk subsidi. Dalam dua bulan ke depan, pihaknya optimistis semua produk pupuk subsidi bisa tersalurkan. Meliputi urea, NPK, organik, dan lainnya.
Secara total, kapasitas produksi Pupuk Indonesia mencapai 13 juta ton per tahun. 9,5 juta ton untuk subsidi dan sisanya pupuk non-subsidi.
(ven)