Kemendes-Astra Lanjutkan Membangun Indonesia dari Wilayah Terluar
A
A
A
JAKARTA - Sesuai dengan poin ketiga Nawacita, salah satu cita-cita Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia dari wilayah terluar dan pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa. Hal ini jugalah yang menjadi fokus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo.
Dalam pembukaan kegiatan Inspirasi 60 Tahun Astra di Makassar pada Sabtu(18/11), Eko mengatakan Indonesia tahun ini telah menjadi salah satu negara dengan GDP di atas USD1 triliun. Pencapaian ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi nomor 15 terbesar di dunia.
Bahkan, banyak analis memperkirakan, Indonesia dapat menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 4-8 di dunia pada tahun 2030. Namun, hal ini tidak bisa tercapai jika berbagai masalah sosial yang ada tidak diatasi, karena akan sulit membangun negara di atas ketimpangan-ketimpangan yang ada.
Eko menambahkan masih ada 40% dari desa di Indonesia masuk dalam kategori tertinggal dan sangat tertinggal. Sekitar 27 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan 27% dari anak balita berpotensi kekurangan gizi, yang memengaruhi bukan hanya fisik mereka tapi juga kemampuan mereka untuk bisa sekolah lebih dari kelas 6 SD. Ini berarti dalam 40 tahun ke depan, masih ada angkatan kerja yang tidak mampu mencari kerja karena keterbatasan mereka.
Semua ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Dan menurut Eko, kepedulian dan partisipasi Astra selama 60 tahun untuk mengentaskan kemiskinan di desa dan pelosok Indonesia melalui program CSR, patut diapresiasi mendalam.
"Saya juga ingin mengajak Astra untuk bukan hanya memberikan CSR, tapi mungkin dapat bekerja sama mencari model bisnis yang dapat menguntungkan masyarakat kecil di desa-desa, sehingga desa semakin berkembang dan pada saat yang sama juga mendorong Astra semakin berkembang," tutur Eko dalam keterangan resmi, Sabtu (18/11/2017).
Dalam pembukaan kegiatan Inspirasi 60 Tahun Astra di Makassar pada Sabtu(18/11), Eko mengatakan Indonesia tahun ini telah menjadi salah satu negara dengan GDP di atas USD1 triliun. Pencapaian ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi nomor 15 terbesar di dunia.
Bahkan, banyak analis memperkirakan, Indonesia dapat menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 4-8 di dunia pada tahun 2030. Namun, hal ini tidak bisa tercapai jika berbagai masalah sosial yang ada tidak diatasi, karena akan sulit membangun negara di atas ketimpangan-ketimpangan yang ada.
Eko menambahkan masih ada 40% dari desa di Indonesia masuk dalam kategori tertinggal dan sangat tertinggal. Sekitar 27 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan 27% dari anak balita berpotensi kekurangan gizi, yang memengaruhi bukan hanya fisik mereka tapi juga kemampuan mereka untuk bisa sekolah lebih dari kelas 6 SD. Ini berarti dalam 40 tahun ke depan, masih ada angkatan kerja yang tidak mampu mencari kerja karena keterbatasan mereka.
Semua ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Dan menurut Eko, kepedulian dan partisipasi Astra selama 60 tahun untuk mengentaskan kemiskinan di desa dan pelosok Indonesia melalui program CSR, patut diapresiasi mendalam.
"Saya juga ingin mengajak Astra untuk bukan hanya memberikan CSR, tapi mungkin dapat bekerja sama mencari model bisnis yang dapat menguntungkan masyarakat kecil di desa-desa, sehingga desa semakin berkembang dan pada saat yang sama juga mendorong Astra semakin berkembang," tutur Eko dalam keterangan resmi, Sabtu (18/11/2017).
(ven)