PP Presisi Punya Potensi Besar di Proyek Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - PT PP Presisi Tbk memiliki potensi pasar sangat besar di berbagai proyek infrastruktur, mulai dari jalan tol hingga gedung bertingkat. Perseroan juga mempunyai kompetensi dan peralatan yang mendukung pembangunan proyek-proyek tersebut, yakni sekitar 1.500 unit armada alat berat dan 8 pabrik ready mix.
"Potensi pasar PP Presisi sangat besar. Dari proyek infrastruktur antara lain jalan tol, pelabuhan laut, rel kereta, bandara, bendungan, jembatan, irigasi sampai gedung bertingkat akan dikerjakan oleh perusahaan," ujar Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso dalam rilisnya, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Menurutnya, nilai proyek pembangunan jalan tol diperkirakan sebesar Rp125 miliar per kilometer (km). Pekerjaan sipil untuk pembangunan jalan mencapai 40%, serta pekerjaan beton dan aspal sekitar 40% dengan nilai masing-masing Rp50 miliar.
"Untuk pembangunan 25 km jalan tol, nilai pasar pekerjaan sipil mencapai Rp1,25 triliun, sementara pekerjaan beton dan aspal Rp1,25 triliun," katanya.
Sementara itu, nilai proyek untuk pembangunan bendungan diestimasi mencapai Rp1 triliun per bendungan dengan komposisi pekerjaan sipil 60% dan beton 30%. Hal ini berarti untuk setiap bendungan, nilai pekerjaan sipil mencapai Rp660 miliar dan beton Rp330 miliar.
Potensi pasar untuk pekerjaan sipil di proyek bendungan ini mencapai Rp31 triliun sedangkan untuk struktur beton sebesar Rp15,5 triliun. Seluruh pekerjaan konstruksi infrastruktur membutuhkan jasa pendukung konstruksi berbasis alat berat yang sesuaikompetensi PP Presisi.
"Fakta tersebut membuat kami pemain terbesar di industri konstruksi berbasis alat berat untuk pekerjaan sipil dan struktur bangunan," jelas Benny.
Adapun kontrak-kontrak anak perusahaan PT PP Tbk (PTPP) antara lain berasal dari pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Sebagai gambaran, proyek infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 yang berpotensi digarap mencakup 856 km jalan, 25 km jalan tol, rel kereta sepanjang 639 km, bandara di 15 lokasi, 47 unit bendungan dan gedung bertingkat publik sebanyak 7.062 unit.
"Potensi pasar PP Presisi sangat besar. Dari proyek infrastruktur antara lain jalan tol, pelabuhan laut, rel kereta, bandara, bendungan, jembatan, irigasi sampai gedung bertingkat akan dikerjakan oleh perusahaan," ujar Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso dalam rilisnya, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Menurutnya, nilai proyek pembangunan jalan tol diperkirakan sebesar Rp125 miliar per kilometer (km). Pekerjaan sipil untuk pembangunan jalan mencapai 40%, serta pekerjaan beton dan aspal sekitar 40% dengan nilai masing-masing Rp50 miliar.
"Untuk pembangunan 25 km jalan tol, nilai pasar pekerjaan sipil mencapai Rp1,25 triliun, sementara pekerjaan beton dan aspal Rp1,25 triliun," katanya.
Sementara itu, nilai proyek untuk pembangunan bendungan diestimasi mencapai Rp1 triliun per bendungan dengan komposisi pekerjaan sipil 60% dan beton 30%. Hal ini berarti untuk setiap bendungan, nilai pekerjaan sipil mencapai Rp660 miliar dan beton Rp330 miliar.
Potensi pasar untuk pekerjaan sipil di proyek bendungan ini mencapai Rp31 triliun sedangkan untuk struktur beton sebesar Rp15,5 triliun. Seluruh pekerjaan konstruksi infrastruktur membutuhkan jasa pendukung konstruksi berbasis alat berat yang sesuaikompetensi PP Presisi.
"Fakta tersebut membuat kami pemain terbesar di industri konstruksi berbasis alat berat untuk pekerjaan sipil dan struktur bangunan," jelas Benny.
Adapun kontrak-kontrak anak perusahaan PT PP Tbk (PTPP) antara lain berasal dari pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Sebagai gambaran, proyek infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 yang berpotensi digarap mencakup 856 km jalan, 25 km jalan tol, rel kereta sepanjang 639 km, bandara di 15 lokasi, 47 unit bendungan dan gedung bertingkat publik sebanyak 7.062 unit.
(izz)