Belajar Strategi Kepemimpinan dari Pengalaman Menjadi Prajurit AS

Selasa, 21 November 2017 - 12:30 WIB
Belajar Strategi Kepemimpinan...
Belajar Strategi Kepemimpinan dari Pengalaman Menjadi Prajurit AS
A A A
DUNIA militer bukan hanya mendidik prajurit untuk tunduk kepada atasan semata. Aspek kepemimpinan juga ditekankan kepada setiap prajurit dan hal ini menjadi bekal berharga bagi para veteran militer terutama di Amerika Serikat (AS).
Seperti halnya yang dialami Chairman dan CEO Johnson&Johnson Alex Gorsky yang pernah digembleng menjadi prajurit AS. Bekal pengalaman dan pendidikan selama menjadi prajurit AS menjadikannya seorang pemimpin yang tangguh di kemudian hari. Pria kelahiran 24 Mei 1960 itu mengungkapkan, jika orang menganggap dirinya sebagai pemimpin yang sukses, maka hal itu tak lepas dari pelajaran berharga saat dia masih menjadi prajurit di Akademi Militer AS di West Point, New York.
Di sana dia meraih gelar sarjana sains. Gorsky menghabiskan waktu selama enam tahun sebagai prajurit di Angkatan Darat AS. Dia menyelesaikan karier militer dengan pangkat terakhir sebagai kapten. "Pada akhirnya, semua tentang kepemimpinan dan pentingnya pelajaran kepemimpinan bisa kamu dapatkan di sini (West Point)," ujar Gorsky pada acara "Mad Money" yang dipandu Jim Cramer di stasiun televisi CNBC.
Selama belajar menjadi prajurit dan berjuang untuk AS, Gorsky banyak belajar tentang filosofi kepemimpinan. "Bagaimana kamu melakukan sesuatu hal di mana ada sesuatu yang lebih besar dan penting dibandingkan dirimu sendiri?” ungkap Gorsky tentang filosofi kepemimpinan yang dia raih saat menjadi prajurit.
Kemudian, Gorsky juga menjelaskan tentang kesadaran untuk memahami keberagaman saat menjadi prajurit. Dengan beragam latar belakang, semuanya bisa menjadi satu untuk satu tujuan. "Bagaimana kamu menjadi bagian dari tim sehingga kamu bisa menerima bahwa semua orang adalah berbeda dan memiliki perbedaan latar belakang?" ujarnya.
Selama menjadi prajurit, Gorsky memahami arti kerja sama. Menurut dia, tidak ada kesuksesan yang bisa diraih tanpa kerja sama. "Bagaimana kamu memiliki misi yang sama dan bekerja sama untuk mencapai kesuksesan bersama?" ujar Gorsky.
Sebagai pemimpin perusahaan beraset USD372 miliar, Gorsky mengungkapkan kesuksesan korporasi kerap ditentukan oleh keputusan yang tepat dan merekrut orang yang tepat. Ini merupakan prinsip yang didapatkan Gorsky saat dirinya menjadi prajurit dan bertempur di medan perang.
Dalam pesan kepada para taruna di West Point, Gorsky mengungkapkan nilai kepemimpinan yang diperoleh saat belajar di akademi militer adalah temukan sesuatu yang kamu sukai dan selalu rawatlah dirimu sendiri. "Ketika kamu bisa menikmati apa yang kamu lakukan, kamu akan menjadi orang yang lebih baik dan orang akan mengetahui hal itu," ujar Gorsky.
Dia menjelaskan, dalam hal kepemimpinan, kesehatan juga merupakan faktor penting. Selama ini, kata Gorsky, banyak pemimpin yang mengabaikan kesehatan. "Ketika kamu fit dan sehat, kariermu akan semakin melejit sehingga kamu bisa menjadi yang terbaik," kata Chairman dan CEO Johnson&Johnson ketujuh sejak perusahaan itu go public.
Sementara itu, Gorsky memulai karier di Johnson&Johnson sebagai pegawai bagian penjualan pada Janssen Pharmaceutica pada 1988. Setelah 15 tahun, dia ditunjuk sebagai Presiden Janssen dan pada 2003 dia mengganti nama grup menjadi Johnson&Johnson. Gorsky meninggalkan Johnson&Johnson pada 2004 dan bergabung dengan Novartis Pharmaceuticals Corporation dan menjadi pemimpin cabang di Amerika Utara.
Dia kembali lagi ke Johnson&Johnson pada 2008 sebagai Chairman untuk Ethicon Inc. Kemudian, dia ditunjuk sebagai CEO pada 26 April 2012 dan Chairman pada 28 Desember 2012. Dikenal sebagai pengusung inklusi dan keberagaman, Gorsky ditunjuk sebagai salah satu "100 Most Inspiring Leaders" oleh Pharma Voice. Dia juga pernah menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Thomas Jefferson di Philadelphia.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7014 seconds (0.1#10.140)