Wisata Bali Terancam Rugi Rp1,8 Triliun

Selasa, 28 November 2017 - 07:58 WIB
Wisata Bali Terancam...
Wisata Bali Terancam Rugi Rp1,8 Triliun
A A A
DENPASAR - Pariwisata Pulau Bali sulit menghindari dampak dari meletusnya Gunung Agung. Guna mencegah kerugian yang sangat besar dari sektor andalan Indonesia ini, pemerintah bersama stakeholder didorong secara aktif membuat langkah antisipasi yang strategis.

Menyusul penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali mulai pukul 07.15 Wita kemarin, puluhan ribu wisatawan domestik maupun internasional akhirnya gagal mengunjungi atau keluar dari Pulau Dewata. Tercatat ada 445 penerbangan dibatalkan, terdiri 249 adalah penerbangan domestik dan 196 penerbangan internasional. Potensi kehilangan pendapatan yang bakal dialami Bali diperkirakan mencapai sekitar Rp1,8 triliun.

Selain maskapai penerbangan, pembatalan ini juga berefek meruginya sektor lain seperti kalangan pengelola tempat wisata, agen perjalanan, perhotelan, tempat hiburan hingga jasa transportasi dan komunikasi.

"Dampak itu terhitung sejak erupsi ditambah dengan ditutupnya bandara," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, kemarin.

Bali selama ini jadi jujukan utama wisatawan mancanegara dengan persentase sekitar 40%. Destinasi lainnya adalah Jakarta sekitar 30% Jakarta dan Kepulauan Riau 20%. Sebanyak 10% sisanya adalah daerah-daerah lain di Indonesia.

Tokoh pariwisata yang dipanggil Tjok Ace itu menjelaskan, wisatawan yang datang berlibur ke Bali setiap harinya rata-rata mencapai 18.000 orang. Dalam hitungannya, satu orang wisatawan mancanegara rata-rata akan tinggal di Bali selama 3-4 hari dengan menghabiskan uang Rp13.900.000. Angka ini belum termasuk biaya penerbangan.

Dengan penghitungan itu, maka potensi pendapatan yang hilang setiap harinya sebesar Rp62.550.000.000. Kemudian jika erupsi berlangsung selama satu bulan seperti prediksi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), maka potensi kerugian mencapai Rp1.876.550.000.000.

Dia menyebut tingkat hunian hotel saat ini rata-rata sebesar 60%. Dengan terhentinya penerbangan ke Bali, okupansi berpotensi turun drastis. "Kita berharap penutupan bandara tidak berlangsung lama," ujar Tjok Ace.

Untuk mempertahankan okupansi, kalangan perhotelan sudah berkomitmen memberikan diskon tarif menginap kepada wisatawan yang tidak bisa pulang ke negaranya. "Kita berikan best available rate. Biasanya hotel sudah kerjasama dengan travel agent," ungkapnya.

Untuk membantu wisatawan yang tertahan, pihak hotel bahkan menggratiskan tarif menginap selama satu malam (one night free), khusus pada hari kemarin. "Ini lebih baik daripada tidur di airport," imbuh calon wakil gubernur yang diusung PDIP ini.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengakui erupsi Gunung Agung memberikan dampak panjang bagi masyarakat dan pariwisata. Selain ada 150.000 warga dari 20 desa kawasan rawan bahaya yang harus diungsikan, juga terdapat 15.000 sampai 20.000 wisatawan yang tidak bisa pulang akibat dihentikannya penerbangan.

Belum lagi rencana penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank, Oktober tahun depan di Bali. "Sekitar 50 ribu orang akan datang. Semuanya VIP, eksekutif, CEO, orang bank, semua orang kaya. Semua perlu hotel kamar bintang lima. Bayangin berapa duit yang akan masuk. Kalau ini batal, rugi banyak kita," celetuk Pastika.

Pastika berharap erupsi Gunung Agung berlangsung paling lama hingga akhir tahun. "Habis itu mulus lagi. Yang penting sepanjang penerbangan bisa, tidak masalah. Kan nggak mungkin itu menteri keuangan Amerika harus berhenti di Surabaya terus naik bus ke sini," imbuhnya.

Pelaku usaha pariwisata di Bali juga terpukul dengan penutupan bandara yang merupakan kunci utama kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. “Ini cobaan berat di industri pariwisata, apalagi seperti kami di Bali. Dampak psikologis dari penutupan bandara sangat berat,” ujar pemilik PT Rhadana Dhiptya yang mengelola brand hotel Rhadana dan Oasis di Bali, Rainier H Daulay, kemarin.

Sejak ditutupnya bandara Ngurah Rai Bali pada kemarin pagi yang mengakibatkan batalnya ratusan penerbangan, maka pembatalan tamu menginap juga terjadi di hotel-hotel di Bali. Di Hotel The Oasis Lagoon, Sanur, misalnya, hingga sekitar pukul 12.30 WITA kemarin, terjadi pembatalan sebanyak 89 room night. Selain itu, tamu yang memperpanjang masa inap (extend) lantaran tertahan tidak bisa pulang sebanyak 4 room night.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaedy mengimbau para pelaku industri untuk ikut berempati dengan memberikan solusi, misalnya berupa diskon 50% akomodasi hotel, atau memasilitasi tur gratis sebagai hiburan dan dukungan mental bagi para tamu wisatawan yang tertunda kepulangannya.

Menpar Bentuk BTH
Kemarin, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun bergerak cepat. Untuk membahas dampak Gunung Agung ini, dia menggelar rapat koordinasi yang melibatkan lintas satuan unit kerja di Kementerian Pariwisata serta Bali Tourism Hospitality (BTH). BTH adalah istilah lain dari Crisis Center Kementerian Pariwisata yang dibuat khusus untuk menangani dampak dari meletusnya Gunung Agung.

Di tengah gangguan faktor alam ini, Arief meminta pihak-pihak yang terkait di bidang pariwisata agar memperhatikan tiga hal, yakni ketersediaan informasi terakhir dan ter-update, ketersediaan pelayanan dan ketersediaan tindakan pemulihan.

Dia juga meminta semua pihak maklum dan memastikan semua penumpang yang terkena pembatalan penerbangan hingga terpaksa check-in kembali di hotel-hotel diberikan diskon khusus hingga 50%. Selain itu, wisatawan yang masa tinggalnya habis harus dipermudah pengurusan visanya dan tanpa dikenakan biaya. Dengan berbagai langkah ini, Arief yakin wisatawan akan merasa terlayani dengan baik dan bisa loyal. Jika wisatawan diperlakukan tidak wajar dalam kondisi saat ini, mereka akan antipati dan bisa bercerita viral di media sosial. Ini tentu tidak menguntungkan bisnis pariwisata. “Ini saatnya memberi! Ini saatnya melayani dengan hati,” ungkapnya.

Arief mengapresiasi kecepatan dan kesigapan industri pariwisata Bali. “Bagus! Cepat, dan beginilah seharusnya tanggap darurat industri perhotelan di Bali. Jangan berhitung untung rugi dulu, melayani customers yang sedang panik dan tidak bisa terbang pulang, itu jauh lebih penting,” kata Arief Yahya.

Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Chapter Bali, Ketut Ardhana mengaku terus berkoordinasi bersama pihak-pihak terkait memantau dan melakukan aksi di lapangan terhadap sejumlah turis asing. Salah satunya dengan mengakomodasi sejumlah turis untuk melakukan perjalanan lewat darat dan laut.

Pantauan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, hingga kemarin belum terjadi lonjakan signifikan. Namun PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Ketapang-Gilimanuk telah menyiagakan sebanyak 32 kapal.

Potensi Letusan Besar
PVMBG kemarin menaikkan status vulkanik Gunung Agung dari level siaga menjadi level awas terhitung mulai pukul 06.00 Wita. Dengan peningkatan status itu, radius zona bahaya diperluas dari 6 sampai 7,5 kilometer menjadi 8 sampai 10 kilometer.

Dalam radius itu, ada 17 desa yang masuk zona bahaya, yaitu Desa Ban, Dukuh, Baturinggit, Sukadana, Kubu, Tulamben, Datah, Nawakerti, Pidpid, Buanagiri, Bebandem, Jungutan, Duda Utara, Amerta Buana, Sebudi, Besakih dan Pempatan.‎"Radius itu harus dikosongkan, tidak boleh ada aktivitas," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG I Gede Suantika.

Menurutnya, ‎perimbangan menaikkan status awas yaitu perubahan tipe letusan dari freatik ke magmatik yang ditandai dengan teramatinya sinar api, Sabtu (25/11/2917) pukul 21.00 Wita. Erupsi magmatik itu juga ditandai kepulan asap tebal dengan ketinggian 2‎.000 hingga 3.400 meter maksimal dan masih terus berlangsung.

Bahkan pada Minggu (26/11/2017) malam, terjadi letusan eksplosif yang ditandai dengan terdengarnya tiga kali dentuman dari kawah, terdiri dentuman pertama dan kedua dalam rentang pukul 20.00-21.00 Wita dan dentuman ketiga pukul 22.26 Wita. "Ada prediksi potensi letusan besar akan segera terjadi," tandas Suantika.

Humas Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengatakan, penutupan penerbangan selama 18 jam disebabkan ruang udara tertutup debu vulkanik pada ketinggian 26 ribu kaki dan 30 ribu kaki. "Sehingga pesawat tidak bisa terbang dari dan menuju Ngurah Rai," jelasnya. (Miftahul Chusna/Ichsan Amin/Inda Susanti/Dian Ramdhani)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0647 seconds (0.1#10.140)