OJK Klaim Sektor Jasa Keuangan Tahun Ini Positif
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim bahwa tahun ini sektor jasa keuangan tumbuh cukup baik. Hal ini dilihat dari hasil pemantauan data keuangan dan perkembangan di tiga sektor jasa keuangan, yakni perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non bank (IKNB).
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida mengungkapkan, hingga akhir Oktober 2017 tingkat kesehatan bank masih sangat baik. Hal ini terlihat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan yang berada di posisi 23,5%.
"Kesehatan bank masih sangat baik yaitu terjaga dan didukung dengan tingkat permodalan yang tinggi. CAR 23,5% jadi jauh di atas tresshold," katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Dari sisi industri asurasi, modal dasar dari asuransi jiwa mencapai 294% dan asuransi umum mencapai 487%. Sementara, ambang batas (tresshold)-nya hanya sekitar 120%. "Jadi ini jauh di atas batas minimum untuk dianggap perusahaan asuransi sehat," terang dia.
Sementara dari sektor pasar modal, lanjut Nurhaida, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh cukup signifikan. Bahkan, capaian IHSG masuk dalam salah satu capaian cukup baik di antara pasar modal di global, dengan pertumbuhan sekitar 13,39% hingga Oktober 2017.
"Memang dalam transaksi di pasar modal, terkait equity atau saham, kegiatan transaksi nonresidence (asing) dari sisi saham memang negatif (nett sale) sebesar Rp19,93 triliun. Tapi dari sisi SBN, non residence mengambil posisi net buy Rp205,65 triliun. Ternyata SBN banyak peminatnya dari investor nonresidence," tuturnya.
Indikator lain dari sektor pasar modal yang menunjukkan perbaikan, tambah dia, yaitu dari sisi reksa dana. Dalam konteks aset dan manajemen, reksa dana tumbuh 26,5% dibanding 2016. "Jadi sekarang aset dan manajamen sudah mencapai Rp428 triliun. Data ini akan memengaruhi di 2018," imbuh dia.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida mengungkapkan, hingga akhir Oktober 2017 tingkat kesehatan bank masih sangat baik. Hal ini terlihat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan yang berada di posisi 23,5%.
"Kesehatan bank masih sangat baik yaitu terjaga dan didukung dengan tingkat permodalan yang tinggi. CAR 23,5% jadi jauh di atas tresshold," katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Dari sisi industri asurasi, modal dasar dari asuransi jiwa mencapai 294% dan asuransi umum mencapai 487%. Sementara, ambang batas (tresshold)-nya hanya sekitar 120%. "Jadi ini jauh di atas batas minimum untuk dianggap perusahaan asuransi sehat," terang dia.
Sementara dari sektor pasar modal, lanjut Nurhaida, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh cukup signifikan. Bahkan, capaian IHSG masuk dalam salah satu capaian cukup baik di antara pasar modal di global, dengan pertumbuhan sekitar 13,39% hingga Oktober 2017.
"Memang dalam transaksi di pasar modal, terkait equity atau saham, kegiatan transaksi nonresidence (asing) dari sisi saham memang negatif (nett sale) sebesar Rp19,93 triliun. Tapi dari sisi SBN, non residence mengambil posisi net buy Rp205,65 triliun. Ternyata SBN banyak peminatnya dari investor nonresidence," tuturnya.
Indikator lain dari sektor pasar modal yang menunjukkan perbaikan, tambah dia, yaitu dari sisi reksa dana. Dalam konteks aset dan manajemen, reksa dana tumbuh 26,5% dibanding 2016. "Jadi sekarang aset dan manajamen sudah mencapai Rp428 triliun. Data ini akan memengaruhi di 2018," imbuh dia.
(izz)